NovelToon NovelToon
Hello, MR.Actor

Hello, MR.Actor

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / Cinta pada Pandangan Pertama / Pengasuh
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Be___Mei

Sebuah insiden kecil membuat Yara, sang guru TK kehilangan pekerjaan, karena laporan Barra, sang aktor ternama yang menyekolahkan putrinya di taman kanak-kanak tempat Yara mengajar.

Setelah membuat gadis sederhana itu kehilangan pekerjaan, Barra dibuat pusing dengan permintaan Arum, sang putri yang mengidamkan Yara menjadi ibunya.

Arum yang pandai mengusik ketenangan Barra, berhasil membuat Yara dan Barra saling jatuh cinta. Namun, sebuah kontrak kerja mengharuskan Barra menyembunyikan status pernikahannya dengan Yara kelak, hal ini menyulut emosi Nyonya Sekar, sang nenek yang baru-baru ini menemukan keberadan Yara dan Latif sang paman.

Bagaimana cara Barra dalam menyakinkan Nyonya Sekar? Jika memang Yara dan Barra menikah, akankah Yara lolos dari incaran para pemburu berita?

Ikuti asam dan manis kisah mereka dalam novel ini. Jangan lupa tunjukkan cinta kalian dengan memberikan like, komen juga saran yang membangun, ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Be___Mei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hello, Mr. Actor Part 31

...-Pelan-pelan Dewi cinta menebar benih cinta. Pelan-pelan Dewi cinta mencipta rindu dalam dada. Dan ketika hati yang mengambang mulai terbuka, ia akan jatuh cinta sepenuhnya-...

...***...

Hari pertama sebagai seorang istri, rasanya sama saja seperti hari biasa, sebab sang suami tidak ada di sampingnya. Yara juga masih sulit membiasakan diri dengan kehidupan di rumah mewah ini. Smuanya serba dilayani. Bahkan, saat melihat Yara duduk di taman belakang, sang pelayan langsung datang menghampiri dan menanyakan hal apa yang dia perlukan.

Ini kehidupan yang mungkin banyak orang inginkan, tapi tidak untuk Ayara. Dia terbiasa mandiri, melakukan segala hal sendiri.

Saat siang menjelang, Arum tertidur pulas usai bermain dengannya. Selain mereka berdua, hanya para pelayan yang ada di sini. Bibi Sriti, sebagai kepala pelayan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk Yara. Namun, hal ini justru membuat Yara tidak nyaman. Alhasil, demi menghindari niat baik para pelayan, ia lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar.

Kamarnya dan Barra memiliki pintu penghubung ke kamar Arum, jadi meski bolak-balik di antara dua kamar itu, ia tak harus keluar dari kamar.

Ranjang super empuk, selimut halus dan nyaman ketika dipakai. Udara yang selalu sejuk karena pendingin ruangan yang selalu menyala. Kamar itu juga beraroma wangi, sungguh membuat hati dan pikiran terasa nyaman. Ada televisi besar di depan tempat tidur, juga ada jendela besar jika ingin menikmati udara alami. Ruangan itu sangat besar, separuh dari ukuran rumahnya. Kamar itu juga memiliki beranda yang tak kalah besar, dengan banyak tanaman bunga mawar yang menyebarkan aroma wangi semerbak.

Namun, di antara banyaknya keindahan dan kemewahan tersebut, Yara masih merasa asing. Mungkin karena ini adalah hari pertamanya tinggal di kediaman ini.

Bosan ... itulah yang Yara rasakan sekarang. Dia kembali memeriksa Arum, gadis kecilnya ternyata masih tertidur pulas.

"Ck! Aku harus ngapain biar nggak bosan," ujarnya berbicara sendiri.

Berjalan ke sana dan kemari, tanpa ia sadari kamera kecil di atas sana mengikuti pergerakannya.

Buku! Mungkin dengan membaca buku rasa bosannya akan hilang. Ia berjalan menuju sebuah ruangan, yang memang telah terbuka pintunya. Di sana ada banyak buku, tapi kebanyakan buku berbahasa asing yang membuatnya enggan untuk membaca.

Netranya menyapukan pandangan pada sekitar, saat melihat tumpukan majalah di atas meja ia langsung menuju ke sana.

Sebuah majalah hiburan, yang isinya banyak memuat informasi tentang sang suami.

Berpose dengan wajah serius, Barra nampak semakin tampan. Tapi ketika berpose sambil tersenyum, ia terlihat semakin tampan.

"Oh Allah, pria setampan ini kenapa mau menikahiku?"

Seperti memberikan jawaban atas tanyanya sendiri, sang hati berkata. "Demi sang putri, Arum Gemala."

"Ya ... aku hampir melupakan kenyataan itu." Yara meletakan wajahnya di atas meja berbantal lengan. Sorot matanya kembali menatap wajah Barra di dalam majalah itu, kini mereka seperti sepasang kekasih yang sedang beradu pandang.

Deg!

Duhai hati, kenapa engkau berdebar? Lekas Yara menegakkan kembali tubuhnya, juga mengusap wajah demi mengembalikan akal sehatnya.

Sementara itu, Barra tersenyum melihat tingkah sang istri. Ada sebuah kebanggaan saat wanita itu memandangi gambarnya di dalam majalah. Ya! Dia memang tampan, dan dia mengakui hal itu. Meski kepalanya kerap mendapat jitakan dari Jingga sang kaka dan Bryan sang abang, tetap saja dirinya merasa yang paling menawan di antaranya.

"Ehem!" Seorang penata rias berdehem. Ia muncul dari belakang Barra dan otomatis dapat melihat rekaman Cctv melalui ponsel sang artis.

Lekas Barra mematikan layar ponsel, dan berbalik menatap sang penata rias. Ia tersenyum, menampilkan barisan giginya yang rapi. "Bisa nggak kalau muncul tu kasih kode atau suara?! Tiba-tiba aja ada di sini."

Sudah akrab dengan sang artis, si penata rias ini hanya tersenyum mendapat teguran dari Barra.

Melihat senyumnya yang seolah meledek dirinya, Barra menarik lengannya untuk sedikit menunduk, mendekati wajahnya.

"Ini rahasia negara. Lebih rahasia dari pada rahasia. Jadi, tolong lupakan apa yang kamu liat tadi, oke?"

Hariz, itulah nama sang penata rias. Jika kebanyakan penata rias pria sedikit gemulai, tidak dengan Hariz. Dia sosok pria sejati yang menyukai keindahan. Memiliki wajah yang cukup tampan, tak jarang orang sekitar menyayangkan pilihannya menjadi seorang penata rias, alih-alih mengikuti audisi atau casting sebagai jalan menuju dunia hiburan.

"Mata boleh melihat, tapi mulut nggak harus selalu bicara. Apalagi kalau disuguhi makanan enak, pasti dia akan diam seribu bahasa." Hariz terkekeh usai berkata seperti itu.

Menyikut lengan Hariz, "Dasar! Jadi kamu minta sogokan?"

"Bukan sogokan. Aku cuman mau kita makan bareng. Udah lama juga 'kan kita nggak ngobrol lama."

Kedekatan seorang artis dan penata rias, ini bukan hal baru lagi dalam dunia hiburan. Terlebih Barra dan Hariz sama-sama pria, mungkin akan lain ceritanya jika sang penata rias adalah seorang wanita, mereka pasti akan menjadi incaran para pemburu berita.

"Boleh. Kelar syuting kita makan bareng di restoran seafood."

Hariz mengacungkan dua jempol. "Mantap, tuan artis ini sangat tau apa yang aku suka."

"Tapi ingat, lupakan apa yang kamu lihat tadi," ujar Barra menunjuk Hariz.

Membantuk tanda oke dengan jarinya, dapat dipastikan Hariz tidak akan angkat bicara.

...***...

Menjadi pengangguran dan menghabiskan waktu tanpa kegiatan apapun, rasa bosan sungguh nyaman menempel kepada diri Yara.

Arum memiliki jadwal les hari ini. Ia akan diantar seorang pengasuh yang sudah dipilih Barra.

Bagi Ayara, bocah sekecil Arum belum waktunya untuk mengikuti les. Tapi bebeda lagi dengan pemikiran Barra, sebab Arum cepat tanggap maka ia ingin mengasah kepintaran sang putri sejak dini.

Lantas, bagaimana dengan Arum?

Ini adalah timbal balik dari keputusan Barra menikahi Ayara. Ya, telah terjadi sebuah kesepakatan di antara ayah dan anak ini.

Sebagai orang tua, tentu Barra menginginkan sang putri menjadi orang yang sangat baik --- baik tutur kata, budi pekerti dan pintar tentunya. Jadi, ia menekankan kepada Arum untuk selalu giat belajar, dan bersikaplah selayaknya bocah kecil yang manis juga menggemaskan.

Menilik sikap Arum pada kisah yang lalu, ketika marah ia kerap menyerang orang yang membuatnya marah. Ia bahkan pernah menjambak rambut sang ayah hingga rontok walaupun hanya beberapa helai. Bagi Barra sikap sang putri harus lebih diperhatikan, ia harus bersikap selayaknya perempuan. Lembut dan sopan.

Maka dari itu, selain les untuk pelajaran umum, Arum juga diikut sertakan dalam kelas pembinaan dasar kesopan santunan sejak dini.

Meski berat hati, Arum bersedia mengikuti keinginan ayahnya. Oh Arum, ternyata pengorbananmu sungguh besar demi menjadikan Yara orang tuamu.

Sedangkan Barra, dia merasa puas dengan sikap sang putri yang memegang janji. Terlepas dari ketegasannya dalam membentuk kepribadian Arum, baginya ini adalah bonus. Sebab rasa cinta itu memang ada, rasa rindu itu sejak lama terasa jika tak berjumpa. Dan melihat sikap Yara yang nampak biasa saja terhadapnya, ia bertekad akan membuat sang istri benar-benar jatuh hati kepadanya.

...To be continued ......

...Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa like, komen, dan kasih saran yang membangun, ya....

1
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Mau loncat aku! tapi langsung inget, abis makan bakso!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Excellent!
Kamu seorang laki-laki ... maka bertempurlah sehancur-hancurnya!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Kalo cinta dimulai dari menghina, ke depannya kamu yang akan paling gak bisa tahan.
Drezzlle
udah di depan mata, tinggal comot bawa pulang
Drezzlle
ya ampun, kamu kok bisa sampai ceroboh Yara
Drezzlle
betul, kamu harus tegas
Drezzlle
tapi kamu masih di kelilingi dengan teman yang baik Yara
Drezzlle
nggak butuh maaf, bayar hutang
ZasNov
Asyiiikk.. Dateng lagi malaikat penolong yg lain.. 🥰
ZasNov
Kak, ada typo nama nih..
Be___Mei: Huhuhu, pemeran yang sebenernya nggak mau ditinggalkan 🤣 Gibran ngotot menapakan diri di part ini
total 1 replies
ZasNov
Ah inget tingkah Jena.. 🤭
Be___Mei: kwkwkwk perempuan angst yang sadis itu yaaaa
total 1 replies
ZasNov
Gercep nih Gavin, lgsg nyari tau siapa Jefrey..
Yakin tuh ga panas Barra 😄
Be___Mei: Nggak sih, gosong dikit doang 🤣🤣
total 1 replies
ZasNov
Modus deh, ngomong gt. biar ga dikira lg pedekate 😄
ZasNov
Akhirnya, bisa keren jg kamu Latif.. 😆
Gitu dong, lindungin Yara..
Be___Mei: Kwkwkw abis kuliah subuh, otaknya rada bener dikit
total 1 replies
ZasNov
Nah, dewa penolong datang.. Ga apa2 deh, itung2 Latif nebus seuprit kesalahan (dari ribuan dosa) dia sama Yara.. 😄
Mega
Lakok isa baru sadar to, Neng Yara. kikikikikikik
Be___Mei: 🤣🤣😉 iso dong
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Piala bergilir apa pria bergilir?
Be___Mei: Piala mak
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Rada ngebleng nih.
Masa iya Yara bener mamanya Arum
Be___Mei: Biar ringkes aja pulangnya si emaknya Arum 😭 🙏🤭
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Masa?

kenapa harus angin duduk, Mak?
total 3 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Cihh pendendam banget
Be___Mei: Biasa mak, penyakit orang ganteng 🤣🤣
total 1 replies
Mega
Ya Allah ISO AE akal e
Mega: Aku punya pestisida di rumah 😏 boleh nih dicampur ke kopinya.
Be___Mei: Beban banget kan manusia itu
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!