NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Harem / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Chizella

HIATUS AWOKAOWKA

"Kau akan dibunuh oleh orang yang paling kau cintai."

Chen Huang, si jenius yang berhenti di puncak. Di usia sembilan tahun ia mencapai Dou Zhi Qi Bintang 5, tetapi sejak usia dua belas tahun, bakatnya membeku, dan gelarnya berubah menjadi 'Sampah'.

​Ditinggalkan orang tua dan diselimuti cemoohan, ia hanya menemukan kehangatan di tempat Kepala Desa. Setiap hari adalah pertarungan melawan kata-kata meremehkan yang menusuk.

​Titik balik datang di ambang keputusasaan, saat mencari obat, ia menemukan Pedang Merah misterius. Senjata kuno dengan aura aneh ini bukan hanya menjanjikan kekuatan, tetapi juga mengancam untuk merobek takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Shanghai

​Pijakan kaki Chen Huang kini berada di jalanan Kota Shanghai, sebuah pusat peradaban yang berdenyut dengan kehidupan. Dibandingkan dengan keheningan Desa Daun Hijau, kota ini adalah badai yang tak pernah diam. Kerumunan manusia mengalir deras, menciptakan sungai-sungai tubuh yang tak terputus.

Di udara, teriakan pedagang bercampur dengan tawa riang, aroma rempah-rempah yang tajam beradu dengan asap dupa yang manis. Kehidupan berdagang terjadi di setiap sudut, orang-orang berlalu-lalang, sibuk menukar emas dengan kebutuhan, atau hanya sekadar menikmati hiruk pikuk yang memabukkan.

​Pang Bo, dengan sikapnya yang selalu fokus, tidak membuang waktu. Ia melirik sekilas ke arah Chen Huang dan kedua wanita itu. "Aku akan mencari sesuatu, kalian jalan-jalan saja."

​Dengan pernyataan singkat itu, Pang Bo segera menghilang ke dalam labirin kerumunan, langkahnya cepat dan efisien.

​Kini, Chen Huang ditinggalkan bersama dua wanita cantik, Xin Li di sisi kirinya, dan Yun Yuan di sisi kanannya. Mereka bergerak bersama, menciptakan kontras yang menarik di tengah keramaian.

Xin Li berjalan dengan keanggunan yang lembut, jubah hitamnya mengayun mengikuti irama langkahnya. Saat ia berjalan, pinggulnya sedikit bergoyang halus, sebuah gerakan alami yang ditimbulkan oleh setiap langkahnya, mencerminkan pesona yang tak disengaja. Yun Yuan, sebaliknya, bergerak dengan postur yang lebih tegak dan berwibawa, setiap langkahnya diukur, menunjukkan disiplin seorang jenius sekte.

​Mereka melangkah dengan santai, mata mereka menyisir lapak-lapak pedagang, mencoba mencari benda-benda spiritual atau ramuan yang mungkin mereka perlukan.

​Tiba-tiba, Yun Yuan menghentikan langkahnya. Matanya yang tajam menunjuk ke sebuah lapak kumuh yang tidak mencolok. "Xin Li, bukankah itu harta?"

​Ia menunjuk ke arah seorang pedagang tua yang acuh tak acuh. Pedagang itu hanya meletakkan barang-barangnya di atas sehelai tikar usang. Barang-barang yang dipajang terlihat seperti sampah, tumpukan pecahan batu, besi berkarat, dan beberapa tanaman herbal kering yang sudah lama kehilangan kekuatannya.

​Namun, mata Chen Huang, tidak tertipu oleh penampilan luar. Ia melihat barang-barang itu dengan teliti dari kejauhan.

​Pikirannya langsung menyaring ribuan item yang pernah ia pelajari. Tepat. Ia langsung bisa menebak bahwa di antara tumpukan barang yang tampak tidak berguna itu, ada tiga harta bagus—benda-benda yang memancarkan aura Dou Qi tersembunyi, meskipun pedagang itu tidak menyadarinya.

​"Ada beberapa harta bagus disana. Kalian ingin membelinya?" tanya Chen Huang pada dua wanita di sampingnya, suaranya mengandung sedikit nada keheranan karena ia terkejut melihat Yun Yuan memiliki insting yang bagus.

​Mereka segera menghampiri lapak itu. Si pedagang tua itu terlihat tidak terlalu peduli dengan kedatangan mereka, ia hanya sibuk dengan barang usang yang ia pegang di tangannya, membersihkannya dengan kain lusuh.

​Yun Yuan, dengan aura yang menuntut perhatian, memulai pertanyaan. "Tuan pedagang. Ketiga benda ini... berapa harganya?" Ia menunjuk ke tiga benda yang telah diidentifikasi Chen Huang.

​Pedagang itu perlahan mengangkat pandangannya yang keruh. Ia menyentuh dagunya yang ditumbuhi janggut putih tipis, berpikir sejenak. "Sepuluh keping Fahl."

​Di dekat lapak itu, beberapa pedagang lain mulai berbisik-bisik. Suara-suara mereka terdengar lirih namun penuh ejekan, menunjukkan betapa konyolnya harga yang diminta.

​"Benar-benar perampokan."

​"Hanya benda-benda sampah, dijual begitu mahal."

​"Mereka bertiga benar-benar malang."

​Chen Huang menyentuh dahinya dengan jari. Reaksi para pedagang itu membenarkan dugaannya; sepuluh Fahl adalah harga yang selangit untuk sampah, satu Fahl setara dengan seratus Yahl. Ia menyadari ia tidak akan bisa membeli harta itu; sepuluh Fahl terlalu mahal bagi dirinya yang baru saja memulai perjalanan.

​Namun, Yun Yuan, tanpa ragu sedikit pun, tidak menunjukkan tanda-tanda tawar-menawar. Tangannya bergerak ke pinggangnya, mengeluarkan sekantong koin perak yang penuh. Koin-koin itu berkilauan, di atasnya terukir lambang lingkaran yang sempurna. Dia benar-benar mengeluarkan sepuluh keping Fahl untuk harta yang bahkan belum diperiksa keasliannya.

​"Harta itu akan kami ambil," ucapnya setelah menyerahkan koin-koin itu, nada suaranya tegas dan final.

​Xin Li hanya tersenyum lembut, sebuah senyum yang menunjukkan kebiasaan. Ia sudah terbiasa dengan Yun Yuan yang begitu boros, terutama jika berhubungan dengan benda-benda yang diyakini sebagai harta karun.

​Mereka melanjutkan perjalanan mereka, meninggalkan lapak itu. Di kota yang begitu ramai, setiap langkah menyajikan pemandangan baru. Kaki mereka melangkah santai, waktu seolah berjalan lebih cepat saat mereka terhanyut dalam keramaian.

​Warna langit mulai berubah, dari jingga senja menjadi biru gelap yang disulam bintang. Malam telah turun.

​"Ini sudah malam, tapi Kak Pang masih belum kembali," ucap Xin Li, ia menyentuh lengannya sendiri. Wajahnya terlihat khawatir, bayangan di bawah matanya menunjukkan kegelisahan yang mendalam.

​"Sebenarnya apa yang ia cari?" tanya Chen Huang, matanya menatap tajam ke arah labirin gang-gang gelap yang ditelan malam.

​Yun Yuan melangkah mendekat, menyentuh pundak Xin Li dengan lembut—gerakan yang tidak biasa darinya, sebuah tanda bahwa ia juga merasa khawatir. "Tidak apa-apa, Xin Li. Senior Pang itu kuat, dia pasti akan baik-baik saja."

​Chen Huang hanya diam, pertanyaannya dibiarkan menggantung di udara malam yang dingin. Perasaannya mulai tidak enak, sebuah bisikan bahaya yang ia pelajari dari kultivasinya. Ia menatap langit malam yang indah itu, sebuah kanvas bertabur berlian yang dingin.

​"Sebenarnya apa yang sedang terjadi," pikirnya.

​Malam itu, Kota Shanghai meredup menjadi koleksi permata yang berkelip di bawah langit pekat. Di dalam penginapan yang ramai, Xin Li dan Yun Yuan akhirnya beristirahat tanpa Pang Bo. Kegelisahan menggerogoti hati Xin Li, meskipun Yun Yuan berusaha menenangkan dengan kata-kata. Ketidakpastian akan keberadaan Pang Bo menggantung tebal seperti kabut.

​Sementara kedua wanita itu terjebak dalam pusaran kekhawatiran, Chen Huang telah memilih altar yang lebih tinggi. Ia berada di atap penginapan. Di ketinggian itu, suara hiruk pikuk kota meredup menjadi bisikan jauh, menyisakan Chen Huang sendirian di bawah kanvas bintang yang luas.

​Ia duduk dalam posisi lotus yang sempurna, punggungnya tegak, seolah menjadi tiang penyangga antara langit dan bumi. Matanya terpejam rapat, fokusnya mutlak terarah ke dalam inti esensialnya.

Di sekelilingnya, udara malam yang dingin mulai hangat, diterangi oleh aura tipis. Dou Qi perak murni yang ia miliki berputar mengelilingi tubuhnya, membentuk pusaran energi yang perlahan naik, seperti kabut pagi yang disinari cahaya bulan.

​Tujuannya malam ini adalah penguasaan dasar: memadatkan energi esensialnya menjadi bentuk fisik. Perlahan, dengan kontrol batin yang luar biasa, ia menarik sebagian dari Dou Qi perak itu keluar dari pusaran dan memfokuskannya ke ruang di hadapannya.

​Dou Qi itu mulai berkumpul, berdesakan, dan dengan presisi seorang pemahat, perlahan-lahan mulai membentuk sebuah pedang di hadapannya.

​Ini adalah Pedang Dou Qi, sebuah teknik fundamental yang sering digunakan oleh kultivator Ranah Dou Zhi Qi dan Dou Zhe—uji coba pertama dalam mengubah energi tak terlihat menjadi senjata yang nyata.

​Chen Huang sudah mencoba berkali-kali. Dahinya sedikit berkerut, menahan tekanan mental yang dibutuhkan untuk mempertahankan bentuk energi yang rentan itu. Ia berhasil membentuk gagang, bilah, bahkan ujung runcingnya.

Namun, tepat pada langkah-langkah terakhir, ketika seluruh Dou Qi seharusnya menyatu dan mengeras menjadi kesatuan yang solid, pedang buatannya selalu gagal. Dou Qi itu akan membalas, pecah menjadi serpihan cahaya perak yang meledak lembut dan kembali terserap ke dalam udara malam.

"Sial!"

​Rasa frustrasi yang dingin mulai merayap. Ia menarik napas dalam, melepaskan ketegangan dari bahunya.

Tiba-tiba, suara Yue Chan, selembut desiran angin di padang salju, menyentuh kesadarannya. "Tidak perlu buru-buru. Bentuklah dengan perlahan."

​Chen Huang mengangguk dalam batinnya. Ia mengikuti instruksi itu. Konsentrasinya meningkat sepuluh kali lipat. Ia membiarkan setiap partikel Dou Qi berintegrasi dengan partikel di sebelahnya, seperti pengrajin yang menyatukan serat logam paling halus. Pedang itu mulai terbentuk lagi, kali ini lebih lambat, lebih stabil. Kilauan perak memadat, dan kali ini, pedang Dou Qi itu bertahan, memancarkan cahaya dingin di tengah kegelapan malam.

​Malam itu dihabiskan untuk upaya yang sunyi dan berulang, setiap kegagalan diikuti oleh penyerapan kembali, setiap keberhasilan kecil dirayakan oleh desiran energi.

1
Berry
gak ada cover lain kah?
Cecilia-chan: banyak ai nya yg ini, kek bahan gabut selagi aku masi nulis isekai slime, jdi kalau pening dan gada ide ya, kutulis random kesini, gada tujuannya ini novel
total 4 replies
Story
berapa kata di chapter ini?
Cecilia-chan: 1200an
total 1 replies
Story
Lebih baik lewat dialog aja nggak sih tingkatan Kultivasinya🗿
Cecilia-chan: entah kenapa aku pengen simpel aja kek sesepuh fantim yg laen🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!