Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENCARIAN
"Ayah aku harus pergi, dan memastikan sendiri, kebenaran tentang Vesta Medica itu, kalau perlu nanti Saya akan membawa pemilik Vesta Medica itu, ke kerajaan Amorgia," ucap Pangeran David.
"Baiklah, tapi ingat, kalau tiga hari kamu tidak tidak berhasil, segera kembali ke kerajaan Amorgia, Ayah tidak bisa menangani istana sendirian dalam kondisi ibu mu seperti ini David, Ayah selalu khawatir dengan keadaan Ibu mu, tapi di lain sisi para anggota Dewan mulai memberontak, mereka mengambil kesempatan di saat kita semua sedang lemah," jawab Raja Giorgino, menghela nafas nya panjang.
"Aku akan kembali secepatnya," janji Pangeran David.
Sementara di sudut di atas ranjang, Ratu Teresa memejamkan mata, membiarkan kata-kata janji dan cinta dari keluarganya menjadi satu-satunya kekuatan yang menahannya untuk tetap bertahan, dia tahu, penyakitnya ini lebih dari sekadar penyakit biasa.
Pangeran David berjalan ke arah ibu nya, merendahkan tubuhnya di sisi kiri ranjang ibunya.
"Ibu, David janji akan mencari kan Tabib terbaik dan obat terbaik untuk membuat mu sembuh," ucap Pangeran David, memegang tangan Ratu Teresa.
"Ibu harus bertahan, karena aku dan semua orang masih butuh ibu," lanjut Pangeran David, dengan mata memerah, menahan tangis.
Pangeran Reyhan bahkan sudah kembali menangis dan menyembunyikan wajah nya di pelukan Raja Giorgino, walaupun Pangeran Reyhan sudah berumur 20 tahun, tapi dia memang begitu dekat dengan kedua orang tua nya dan kakanya.
Cup
"David pergi dulu, ibu," pamit Pangeran David, mencium punggung tangan Ratu Teresa.
Ratu Teresa hanya mampu tersenyum kecil dengan sudut mata yang mengeluarkan airmata, dia bersyukur memiliki suami dan anak-anak yang sangat menyayangi nya.
"Reyhan, jaga ibu," ucap Pangeran David, menepuk punggung adik nya pelan.
Dengan hidung memerah dan pipi yang basah oleh air mata, Pangeran Reyhan, mengangguk kan kepala nya.
"Iya"
"Ayah, David pergi dulu," pamit Pangeran David, menunduk kan kepala nya.
Puk
"Hati-hati, jangan terlalu memaksakan diri," ucap Raja Giorgino, menepuk punggung Pangeran David, dengan bangga.
"Hem"
Pangeran David keluar dari kamar ibunya, hari ini dia akan pergi ke kerajaan Elang, tentu saja di dampingi oleh pengawal pribadinya, yaitu Eros.
Tembok-tembok tebal Istana Amorgia terasa dingin, seolah ikut menahan nafas kesedihan.
Begitu Pangeran David melangkah keluar, wajahnya yang tadi menunjukkan kerentanan di hadapan ibunya, kembali mengeras, menjadi topeng tebal Sang Putra Mahkota yang tangguh.
Misi ini bukan hanya tentang obat, ini adalah pertaruhan atas harapan terakhir kerajaannya.
Di gerbang utama, kudanya sudah siap, seekor kuda perang hitam pekat sudah menunggu, sementara pengawal pribadinya, Eros, berdiri tegak di sampingnya.
Jarak antara Kerajaan Amorgia dan Kerajaan Elang memanglah jauh, melintasi dataran, pegunungan, dan beberapa hutan yang reputasinya tidak ramah.
Perjalanan ini diperkirakan membutuhkan waktu setidaknya empat sampai lima hari, bergerak cepat dan tanpa henti.
Kali ini Pangeran David mengenakan pakaian perjalanan yang ringkas, menanggalkan perhiasan kebangsawanannya kecuali sebuah liontin perak dengan lambang keluarga di balik bajunya, dia ingin bergerak cepat dan tidak menarik perhatian yang tidak perlu.
"Eros, kita akan menempuh rute melalui jurang utara, jalannya kasar, tapi lebih cepat dua hari daripada jalur resmi," perintah David, suaranya rendah dan penuh tekad.
"Baik, Yang Mulia, tapi jalur itu terkenal dengan persembunyian bandit yang baru-baru ini semakin berani," jawab Eros dengan nada hati-hati.
"Kita tidak punya waktu untuk bersembunyi dari para pecundang, kecepatan adalah prioritas, dan jangan khawatir, Eros, Saya sudah sering melewati perbatasan ini saat mengawasi pelatihan militer," ucap Pangeran David melompat ke atas kuda nya, dengan gerakan elegan yang terampil. "
"Berangkat sekarang!" perintah Pangeran David.
Eros menganggukkan kepalanya dan melompat naik ke atas kuda nya sendiri.
Kuda mereka mulai bergerak, meninggalkan gerbang istana kerajaan Amorgia yang perlahan menutup.
Pangeran David menghela napas panjang, menghirup udara yang lebih tajam dan dingin, dia memejamkan mata sejenak, membayangkan senyum samar Ibunya.
Tiga hari, hanya tiga hari untuk menemukan kebenaran tentang Vesta Medica, batasan waktu dari ayahnya terasa menekan, tetapi Pangeran David menggunakannya sebagai cambuk untuk memacu diri.
"Ibu, tunggu David kembali," batin Pangeran David, memacu kuda nya dengan cepat.
Setelah semalam menempuh perjalanan tanpa banyak bicara, yang didominasi oleh derap kaki kuda dan suara angin yang berdesir, mereka memasuki Hutan Key, yang terkenal, pohon-pohonnya menjulang tinggi dengan dahan yang saling berjalin, menciptakan kanopi yang hampir menutupi sinar matahari, membuat suasana di bawahnya terasa suram dan lembap.
"Kita sudah jauh dari wilayah Amorgia, Yang Mulia," ucap Eros, pandangannya terus menyapu setiap bayangan.
"Kita sekarang berada di tanah tak bertuan, tempat di mana hukum Amorgia dan Elang tidak berkuasa," lanjut Eros, memacu kudanya di samping kuda Pangeran David
"Itu bagus, lebih sedikit mata-mata istana yang mengawasi, kita akan berhenti di sini untuk memberi minum kuda," jawab David mengangguk, matanya menatap tajam ke depan.
Saat mereka berhenti di tepi sungai kecil yang airnya dingin, Pangeran David tidak bisa mengabaikan bisikan-bisikan kuno yang selalu menyelimuti Hutan Key, cerita tentang seorang yang memiliki ilmu pengobatan yang tinggi dan tidak di ketahui siapa orang nya, konon katanya orang itu penduduk dari kerajaan Elang, dan menyembunyikan diri dari kerajaan
"Kau ingat rumor tentang Vesta Medica yang diceritakan Reyhan, Eros?" tanya David sambil menepuk leher Aethel.
"Rumor tentang toko obat yang bisa menyembuhkan demam mematikan dalam semalam? Ya, Yang Mulia. Tapi itu hanya cerita rakyat," jawab Eros, skeptis.
"Mungkin," gumam David.
"Tapi ada bagian lain dari bisikan itu yang lebih menarik perhatianku. Reyhan mengatakan Vesta Medica terkait dengan Marques Vesta yang tiba-tiba melunasi hutang besar dan mendapat dukungan Jenderal Guntur di perbatasan," ucap Pangeran David, menatap lurus ke depan.
"David mengingat kejadian sebulan lalu di perbatasan utara Kerajaan Elang, saat ia melihat seorang gadis muda bertarung dengan mahir melawan bandit, keberaniannya mencolok dan keahliannya luar biasa untuk seorang bangsawan biasa.
"Kamu ingat kejadian yang kita lihat di perbatasan utara kerajaan Elang satu bulan yang lalu Eros?" tanya Pangeran David, tanpa melihat ke arah Eros.
"Saya ingat Yang Mulia, Saya rasa dia bukan gadis biasa. Sayang sekali kita tidak tahu indentitas gadis itu siapa," jawab Eros, juga ingat dengan kejadian di perbatasan utara satu bulan yang lalu, waktu mendampingi Pangeran David.
"Jika dia benar-benar Marques Vesta, dan dia berhubungan dengan obat dan Jenderal Guntur, Vesta Medica mungkin bukan sekadar toko obat biasa," ucap Pangeran David, dengan tatapan mata kurus ke depan.
Eros mendengarkan dengan serius, mengencangkan cengkeramannya pada gagang pedangnya.
luar biasa thor❤❤❤❤❤❤