Semenjak sekolah malam diberlakukan, banyak murid yang hilang secara misterius. Semua orang mengira kalau menghilangnya para murid itu karena kuntilanak penghuni pohon beringin belakang sekolah.
Zara sendiri sebagai anak indigo, tahu kalau menghilangnya murid-murid itu bukan karena hantu.
Lalu siapa yang benar? Rumor itu atau Zara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 - Hari Pertama Sekolah Malam
Untungnya Dijah tidak memperbesarkan masalah yang mengganggunya. Dia dan Roni katanya bahkan merasa mantap untuk mengadopsi Zara.
Namun proses adopsi tidak bisa langsung dilakukan. Zara harus menunggu selama beberapa hari dahulu. Dia tentunya juga harus mengemas barang-barangnya.
Hari itu Zara merasa bahagia. Dia mengabaikan semua gangguan para hantu. Zara bahkan bisa tertidur lebih nyenyak.
Hari berganti hari, Zara menjalani kehidupannya seperti biasa. Tapi kali ini dengan penuh semangat. Ia tak sabar ingin menjalani kehidupan barunya dengan menjadi bagian keluarga Roni dan Dijah.
Ketika baru selesai makan siang, Zara kebetulan mendapat tugas mencuci piring. Dia kini sibuk membilas piring kotor di wastafel.
"Kak Zara, Bu Nida ingin bicara denganmu. Biar aku saja yang selesaikan cuciannya," kata Rani, dia merupakan anak panti asuhan berusia 12 tahun.
"Kau yakin mau menyelesaikan cuciannya?" tanggap Zara.
"Enggak juga sih. Nanti Kak Zara kembali lagi kalau sudah selesai bicara sama Bu Nida. Selama itu, aku bisa mencuci piring untuk sementara," sahut Rani.
"Sudah kuduga!" balas Zara. Dia dan Rani lantas terkekeh sesaat.
Zara segera menemui Bu Nida. Wanita itu mengajaknya bicara sambil duduk di teras depan.
"Zara... Pak Roni dan Bu Dijah batal mengadopsimu," ungkap Bu Nida.
Pupil mata Zara membesar. Semangat yang tadinya begitu besar seketika sirna. Berubah menjadi sesak yang mengganjal di dadanya.
"Harusnya aku tak terlalu berharap..." lirih Zara seraya tertunduk.
"Maafkan Ibu, Ra. Mereka tiba-tiba saja menelepon dan mengatakan kalau mereka tidak jadi mengadopsimu," jelas Bu Nida.
"Apa Ibu tahu alasannya?"
"Katanya mereka diganggu oleh hantu semenjak pulang dari panti asuhan. Tapi Ibu nggak percaya. Alasan mereka nggak masuk akal. Mereka yang rugi karena nggak jadi mengadopsi anak baik sepertimu."
"Ha-hantu?" Zara lantas berpikir. Mungkin saja Roni dan Dijah diganggu oleh para hantu penghuni panti. Tapi kenapa?
"Jangan terlaku dipikirkan ya, Ra. Sebaiknya kau fokus sama sekolahmu saja," tutur Bu Nida.
"Iya, Bu." Zara memaksakan dirinya tersenyum. Ia lantas kembali ke dapur untuk menyelesaikan cucian piring.
Saat sudah selesai, Zara kembali ke kamar. Seketika tangisnya pecah begitu saja. Dia merasa seperti dikhianati. Namun apalah daya, Zara tak bisa melakukan apapun selain meratapi nasibnya sekarang.
...***...
Tibalah hari pertama sekolah malam dilakukan. Zara pergi ke sekolah dengan menaiki angkot seperti biasa.
Benar dugaannya, makhluk tak kasat mata ada lebih banyak di sekolah saat malam hari. Zara menelan salivanya berulang kali. Dia harus bersikap seolah-olah tidak melihat semua itu ketika sudah masuk lingkungan sekolah.
"Aku pasti bisa!" Zara menyemangati dirinya sendiri.
"Bisa apanya? Dari tadi lo berdiri di sini aja. Nungguin gue?" seorang cowok mendadak menegur. Membuyarkan segala lamunan Zara. Cowok itu ternyata Lukman.
"Eh, elu. Gu-gue cuman berdoa..." gagap Zara. Asal menyebut alasan.
"Emang sih, nih sekolah agak seram kalau malam gini. Mungkin dengan adanya aktifitas saat malam, suasananya akan berubah," sahut Lukman. "Ayo kita masuk!" ajaknya.
Zara mengangguk. Ia melangkah bersama Lukman.
"Kau ngambil kelas apa?" tanya Lukman.
"Seni." Zara menjawab singkat.
"Wah! Sama dong! Berarti kita sekelas lagi!" balas Lukman antusias.
Zara mengangguk sambil tersenyum tipis. Dia sendiri tak begitu tertarik dekat dengan Lukman. Baginya semuanya hanya kebetulan.
Dari kejauhan, ada banyak pasang mata yang memperhatikan Zara. Geng pertama ada Erin dan kawan-kawan. Erin kesal karena melihat Zara dekat dengan Lukman.
Geng kedua ada Max dan kawan-kawan. Malam itu mereka merencanakan hal buruk pada Zara.
Kini Zara baru saja masuk ke kelas. Kebetulan kelas Seni berada di ruangan paling pojok.
'Astaga... Kenapa harus di sini?' batin Zara. Setahunya kelas paling pojok itu ada hantu kepala buntung.
Zara reflek berhenti melangkah. Dia lagi-lagi mempersiapkan diri. Mengatur jantungnya agar tak berdetak karena perasaan takut.
"Kenapa?" Lukman sontak ikut berhenti.
"Nggak apa-apa," sahut Zara yang segera masuk ke kelas.
Ketika sudah di kelas, dia langsung memilih tempat duduk. Kebetulan Zara belum melihat kehadiran hantu penghuni kelas itu sekarang.
'Semoga saja dia nggak ada,' harap Zara sembari memasukkan tasnya ke laci meja. Namun saat itulah dia merasa tangannya menyentuh helaian rambut.
Deg!
Jantung Zara kembali berdetak lebih cepat. Diselimuti ketakutan lagi. Dia memang takut dengan hantu berbentuk tidak sempurna. Terutama hantu kepala buntung.
'Biarin aja. Gue nggak mau nengok!' batin Zara seraya mengeluarkan tangan dari meja. Dia kembali bersikap santai.
Untungnya setelah itu dia tidak mendapatkan gangguan lagi. Terutama saat pelajaran telah dimulai.
Di waktu yang sama, Erin berada di kelas Sains. Dia mendadak dapat panggilan alam. Karena takut pergi sendiri, Erin mengajak Nina untuk menemani.
Atas izin guru, Erin dan Nina diperbolehkan ke toilet. Keduanya melangkah sambil bergandengan tangan.
"Kalau malam, sekolah jadi seram banget ya, Rin..." imbuh Nina.
"Udah jangan dibicarain, nanti seram beneran tahu!" sahut Erin. Dia dan Nina sudah tiba di toilet.
"Lo jaga di depan pintu! Awas aja kalau ninggalin gue!" tegas Erin.
"Oke!" Nina mengacungkan jempol tanda setuju.
Erin lantas masuk ke bilik toilet. Sementara Nina berdiri di depan wastafel dan sibuk bercermin.
Di dalam bilik, Erin memulai ritual buang sisa perutnya.
"Nina!" panggil Erin.
"Iya..." sahut Nina.
"Nyanyi dong. Biar gue tahu lo masih di sini!" suruh Erin.
Nina lantas bernyanyi. Akan tetapi lagu yang dinyanyikannya malah tembang jawa jadul. Tembang jawa yang terdengar sangat asing di telinga Erin. Akan tetapi entah kenapa Erin tahu kalau itu tembang jawa. Mungkin karena alunan lagunya terasa seperti nyanyian sinden.
"Kenapa lagu itu sih, Na? Sengaja lo mau nakutin gue? Jangan bercanda!" ujar Erin.
Bukannya berhenti atau mengganti lagu, Nina masih tetap menggumamkan tembang jawa. Kali ini bulu kuduk Erin dibuat merinding. Dia ingin pergi secepatnya. Namun urusannya dengan perut dan closet belum berakhir.
"Nin... Jangan bercanda deh. Gue jadi nggak fokus nih..." kata Erin. Saat berucap begitu, gumaman Nina tiba-tiba berhenti. Kini yang ada kesunyian yang begitu hening.
Erin menenggak salivanya. Untungnya dia baru menyelesaikan urusannya. Erin bergegas mengenakan celana dan keluar dari bilik toilet.
"Nina! Awas ya lo! Bisa-bisanya lo ngerjain gu--" ucapan Erin terhenti karena dia tidak melihat Nina dimana pun. Bahkan saat dirinya memeriksa bilik toilet satu per satu.
"Nina! Jangan bercanda deh!" Erin mulai semakin cemas. Dia mencoba mencari Nina keluar toilet. Erin mengira Nina meninggalkannya sendirian dan pergi duluan ke kelas.
Tapi saat Erin tiba di kelas, dia juga tidak melihat Nina di sana. Alhasil Erin menanyakannya pada guru yang mengajar.
"Nina? Bukannya tadi dia pergi sama kamu?" Begitulah tanggapan Pak Danu, selaku guru yang mengajar.
Pihak kepolisian berhasil menguak data² kasus pembunuhan berencana yg menewaskan beberapa orang berkaitan dengan pembunuh hantu Ita.
Motif pelaku pembunuhan dari hasil pemeriksaan, pelaku melakukan tindakan itu dikarenakan dendam dan sakit hati terhadap salah seorang korban yaitu Juwita Kumala murid SMA Gemilang...🕵🏻♂️🕵🏻♂️🕵🏻♂️
Ada sesuatu maksud yang tampak, maka ada sesuatu maksud yang lain yang tersembunyi.
Peribahasa umumnya kan "Ada Udang Di Balik Rempeyek".....😅😂😜
Tak ada bedanya dengan manusia, makhluk gaib ternyata juga memiliki gairah dan bisa naksir alias jatuh cinta kepada kita yang masih hidup.
Yang lebih menyeramkan, karena tidak bisa memiliki manusia seutuhnya, makhluk gaib yang jahat akan melakukan berbagai cara supaya tidak ada yang bisa mendekati orang yang mereka sukai.
Bahkan sampai menjauhkan orang tersebut dari lawan jenisnya, termasuk jodohnya...🤭🤧