NovelToon NovelToon
Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Romansa / Fantasi Wanita / Pihak Ketiga
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kau sewa aku, Kudapatkan cintamu

Semua berawal dari selembar kertas perjanjian.
Ia hanya butuh uang, dan pria itu hanya butuh istri… meski sementara.

Dengan tebusan mahar fantastis, mereka terikat dalam sebuah **pernikahan kontrak**, tanpa cinta, tanpa janji, hanya batas waktu yang jelas. Namun, semakin hari, batas itu mulai kabur. Senyum kecil, perhatian sederhana, hingga rasa yang tak pernah mereka rencanakan… pelan-pelan tumbuh menjadi sesuatu yang tak bisa disangkal.

Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
jangan lupa kasih dukungannya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part. 7- KSA, KDC

Lanjut...

Mentari pagi masuk melalui celah jendela, menyinari kamar sederhana Keira. Tapi gadis itu masih berbaring seraya menatap langit-langit. Matanya sembab, bekas tangisan semalam yang masih terlihat jelas.

Keira menarik napasnya berkali-kali. "Aku nggak boleh lemah… aku harus kuat. Kalau bukan aku yang mikirin masa depanku, siapa lagi?"

Suara riuh dari dapur terdengar samar. Ia tau bibinya sedang menyiapkan sarapan seadanya. Tapi Keira memilih untuk menunda keluar kamar, karena tidak ingin bertemu langsung setelah percakapan semalam.

Perlahan ia meraih cincin di jarinya. Ditatapnya benda itu lama-lama, sehingga kilauannya membuat matanya perih.

“Kenapa harus aku? Kenapa harus hidupku yang selalu ribet?” gumamnya.

Ia duduk di tepi ranjang, lalu menunduk dan mengingat kembali tawaran Arga. "Aku bisa membantumu masuk ke Universitas sampai lulus. Tapi dengan syarat, kau mau menikah denganku."

Keira menggelengkan kepalanya. “Tidak, itu gila! Aku bahkan baru kenal dia…”

Namun suara bibinya semalam kembali terngiang. "Kita ini siapa? Kita bukan siapa-siapa! Sudah berbulan-bulan aku yang mikirin dapur… dan sekarang kamu malah kena PHK!"

Hatinya terasa tertusuk. Perlahan, ia bangkit, lalu berjalan ke meja kecil dan menatap wajahnya sendiri di cermin.

“Keira Prameswari…” ia bicara pada dirinya sendiri. “Apa kamu mau terus hidup kayak gini? Kerja paruh waktu, gajinya pas-pasan, mimpi kuliah tinggal mimpi? Atau… kamu berani ambil kesempatan, meskipun taruhannya besar?”

Ia menggigit bibir bawahnya. Hatinya berperang antara logika dan harga diri.

Tok tok tok!!

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk pelan-pelan. “Keira, sarapan dulu,” panggil pamannya.

Keira buru-buru menyeka air matanya. “Iya, Paman, sebentar.”

Ia pun melangkah keluar kamar. Saat membuka pintu, tatapannya langsung bertemu dengan pamannya yang tersenyum canggung, dan bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja.

Sementara, Bibinya sibuk di dapur, tapi tak menoleh sedikit pun ke arahnya. Keira lalu duduk di meja makan, meraih piringnya, tapi suapan pertamanya terasa hambar.

“Keira… kamu jangan pikirin yang semalam, ya. Kamu tetap pada pilihamu sendiri, tetap kejar mimpimu. Jangan pedulikan perkataan siapa pun,” ujar pamannya.

Keira menatap pamannya, dan matanya pun langsung berkaca-kaca, lalu menunduk. “Terima kasih, Paman…” ucapnya lirih.

Namun jauh di dalam hati, Keira sadar, ia butuh jalan keluar. Dan entah mengapa, saat ini wajah Arga kembali muncul dalam pikirannya.

"Haruskah??."

_____

___________

Siang itu, udara sangat panas hingga menusuk kulit. Keira berdiri di depan gerbang kampus tempat Arga mengajar.

Tangannya menggenggam erat tali tasnya, sementara jantungnya berdebar tak karuan. “Ngapain aku ke sini? Gila banget… tapi… aku harus cari jawaban,” gumamnya sambil menelan ludah.

Kini ia melangkah masuk, menyusuri deretan mahasiswa yang lalu-lalang. Beberapa meliriknya heran karena wajahnya tampak asing. Keira pun berjalan sambil menunduk, karena tak ingin menimbulkan perhatian.

Tak lama, dari kejauhan, ia melihat sosok Arga keluar dari gedung fakultas. Tegap, rapi dengan kemeja putih dan dasi hitam, sambil membawa beberapa buku di tangannya.

Wajahnya tetap dingin, tak terganggu dengan hiruk pikuk sekitar. Sedangkan Keira hanya berdiri terpaku, menatap lelaki itu. "Kenapa aku malah deg-degan begini…?"

Tak butuh waktu lama, Arga akhirnya menyadari ada yang memperhatikannya, hingga tatapannya jatuh pada Keira.

Ia langsung menghentikan langkahnya dengan kening yang sedikit berkerut. “Kamu lagi?” suaranya tenang tapi penuh tanda tanya.

Keira meneguk ludahnya karena gugup, lalu mencoba mengumpulkan keberanian. “Aku… aku perlu bicara.”

Arga menatapnya beberapa detik, lalu menghela napas. “Ikut aku.”

Tanpa menunggu jawaban, Arga pun melangkah menuju ruang dosen, sedangkan Keira mengekor di belakang, merasa seperti anak kecil yang ketahuan melakukan kesalahan.

Begitu sampai, Arga membuka pintu ruangannya yang tampak sunyi karena hanya ada mereka berdua.

Arga meletakkan buku-buku di meja, lalu menatap Keira yang masih berdiri canggung di dekat pintu. “Jadi? Apa yang mau kamu bicarakan?” tanyanya, langsung to the point.

Keira menggenggam erat tangannya sendiri, lalu menjawab. “Tentang… tawaranmu waktu itu.”

Mata Arga sedikit menyipit, dan menatapnya dengan penuh minat. “Oh?”

Keira menunduk, lalu bicara dengan suara yang pelan. “Kenapa kamu menawari aku… menikah? Kita bahkan nggak saling kenal.”

Arga menyilangkan tangannya di dada. “Aku sudah bilang. Aku butuh seseorang untuk jadi istriku. Dan kamu… kebetulan ada.”

Sontak Keira mendongak dan menatapnya dengan kesal. “Kebetulan ada? Jadi aku ini cuma kebetulan lewat gitu aja?!”

Namun Arga tetap tenang, lalu menjawab dengan nada dingin. “Aku tidak mencari cinta atau drama. Aku hanya butuh pernikahan. Sederhana.”

Keira tertegun. Kata-kata Arga begitu menusuk hatinya. Ia ingin marah, tapi ia tau, jika lelaki ini serius.

“Dan soal kuliahmu…” lanjut Arga, “aku bisa pastikan kamu masuk universitas. Semua biaya aku yang tanggung. Sampai lulus.”

Keira masih membisu. Kata-kata itu seperti godaan manis dan menggiurkan. Ia bisa melihat mimpinya di depan mata, kuliah, masa depan, jalan keluar dari keterpurukan.

Tapi hatinya memberontak. “Kenapa aku? Dari sekian banyak perempuan, kenapa harus aku?”

Arga menatapnya cukup lama, lalu menjawab, “Karena aku melihat sesuatu padamu. Keras kepala, tapi berbeda. Dan mungkin… kamu cukup berani untuk menolak dunia demi harga dirimu sendiri.”

Keira terperangah. Kata-kata itu membuat dadanya sesak, entah marah atau tersentuh, ia sendiri bahkan tak bisa membedakannya.

Suasana pun sunyi sejenak. Lalu Arga mencondongkan tubuhnya sedikit. “Jadi, Keira… maukah kamu mempertimbangkan tawaranku?”

BERSAMBUNG...

1
Nurul Awula
lanjut Thor seru banget ceritanya
Aurora: siap... di proses
total 1 replies
Nurul Awula
aku selalu menanti dan menunggu
Aurora: Makasih.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
makin seruu ini , jadi penaran😂🤣🥰🥰
Aurora: lanjut baca lagi kak.... udah update beberapa episode tuh 🥰
total 2 replies
Mia Camelia
🥰👍😄
Aurora
Maksudnya baru lulus sekolah ya, typo😄🙏
Mia Camelia
lanjut thor, makin seruuu🥰🥰🥰
Aurora: siap.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
lanjut thor ,makin seru nih😍😍😍
Aurora: siap kak... jangan lupa kasih bintang juga ya... 😍😍🙏
total 1 replies
Wiwik Susilowati
hadir kk
Aurora: Terima kasih kakak... Semoga suka dengan karya barunya.. 😍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!