NovelToon NovelToon
Cinta Ini Membunuhku

Cinta Ini Membunuhku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: khitara

Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.

ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.

Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.

Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......

ikuti kisah baru aku....

" CINTA INI MEMBUNUHKU......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9 di bebaskan

Amara melangkah di belakang petugas yang tadi memanggilnya menyusuri koridor yang nampak sepi.

Rambutnya yang ia ikat asal ke atas nampak tak rapi sama sekali.

Wanita itu hanya mengikat rambutnya dengan karet pembungkus makanan biasa.

Seragam orange yang ia pakai semakin menambah nilai tidak sedap di pandang pada penampilannya.

Penampilan Amara di dalam lapas memang berbanding terbalik dengan penampilannya yang biasanya terlihat dulu.

Yakni penampilan luar biasa mewah dan elegan dengan barang barang branded dan mahal yang selalu menempel di badannya.

Selain memiliki perusahaan yang merupakan warisan dari mendiang sang mama.

Amara juga memiliki dua buah rumah fashion yang salah satunya kebanyakan model pakaian yang di jual di sana merupakan selera fashionnya.

Ya....

Jati diri Amara yang sebenarnya adalah seorang fashionista.

Dan seleranya itu ia tuangkan pada salah satu butik pribadinya.

Amara memang mendirikan dua butik sebagai penyalur kesenangannya di sela sela kesibukannya menjalankan rutinitasnya di perusahaan mendiang sang mama.

Setelah beberapa menit perjalanan menyusuri koridor penjara,

Kini Amara dan petugas itu sampai di depan sebuah ruangan.

Petugas itu mengetuk pintu ruangan yang tertutup itu sebelum membukanya.

Tok tok tok...

Tak lama petugas itu membuka pintu,

" saya membawa nona Amara bu " kata petugas itu dari ambang pintu.

" ya...persilahkan dia masuk " jawab kepala lapas yang ternyata seorang wanita.

" silahkan nona..."

Amara pun di persilahkan masuk.

Amara pun masuk ke dalam ruangan.

" permisi..." pamit Amara

" silahkan nona...silahkan duduk " kepala lapas itu mempersilahkan Amara dengan raut wajah yang sulit di mengerti oleh Amara.

Wanita itu menatap Amara seolah meyakinkan sesuatu.

Tatapan kepala lapas itu seolah menelisik tajam ke arah seorang Amara Raharja.

Amara pun duduk di hadapan kepala lapas itu tanpa memperhatikan tatapan wanita di hadapannya itu ke padanya.

Baginya sudah biasa ia di perlakukan penuh intimidasi seperti ini oleh wanita itu.

Ia tak tahu kenapa wanita itu bersikap dan memperlakukannya seperti itu.

Bersikap seakan mereka pernah memiliki masalah yang belum terselesaikan di masa lalu.

" ada apa saya di panggil ke mari bu " tanya Amara to the point.

Amara memang sosok wanita yang tak cukup bisa berbasa basi.

Wanita di hadapan Amara itu yang sepertinya juga memiliki umur yang tak beda dengan Amara itu mendorong sebuah berkas ke hadapan Amara.

" apa ini bu ?! " tanya Amara.

" surat pembebasan anda " jawab wanita itu dengan dingin, Amara menatap sambil mengerutkan keningnya ke arah berkas di hadapannya.

" silahkan anda tanda tangani surat pembebasan anda ini..... " jawab wanita itu dengan raut wajah yang lagi lagi sulit untuk Amara pahami.

Tapi lagi lagi Amara memilih abai akan sikap wanita itu kepadanya.

Namun di balik hal itu,

Amara sangat terkejut bukan main.

Wajah wanita itu seketika penuh dengan tanda tanya.

" apa ?! su..rat...pem..bebasan ?! Sa...ya....?! " kata Amara tergagap karena tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Di bebaskan ?! Dirinya di bebaskan....?! hukumannya adalah 35 tahun penjara, dan ini baru beberapa bulan saja ia menjalaninya.

Apa tidak salah.....jika iya bagaimana bisa ?!

Otak Amara seketika penuh dengan pertanyaan.

" ya...surat pembebasan anda " kepala lapas itu memperjelas kata katanya dengan nada sedikit tinggi dan raut wajah yang jelas menunjukkan rasa tidak suka.

Amara termangu dan terdiam cukup lama.

" siapa yang membebaskan saya ?! " tanya Amara kemudian dengan menatap penuh selidik kepada sosok kepala lapas di hadapannya itu.

" maafkan saya nona...saya tidak tahu apa apa tentang itu karena itu bukan ranah saya.

Saya hanya menerima surat perintah pembebasan dari atasan saya atas nama anda..." jelas kepala lapas itu lagi.

" tapi..."

" tolong bekerjasamalah nona..." potong kepala lapas bertag Name Erzita Laoha itu.

Amara tak lagi bisa berkutik, ia sadar ia tak bisa berbuat apa apa selain menurut.

Wanita itu akhirnya menanda tangani juga surat di hadapannya itu dengan seribu pertanyaan memenuhi kepalanya.

" bisakah aku bertemu dengan teman temanku untuk yang terakhir kali ?!

aku butuh berpamitan dengan mereka " kata Amara meminta izin.

" maaf...tapi anda sudah tidak di perkenankan untuk masuk ke dalam "

" tapi...saya..."

" tolong nona...jangan mempersulit kami lagi, pembebasan anda yang tidak pada waktunya ini saja sudah sangat menyulitkan kami.

Jadi tolong....jangan lagi banyak bertingkah " tiba tiba kepala lapas itu membentak Amara dengan suara meninggi dan mata yang melotot.

Amara sadar,

Memang sejak di pindahkan ke lapas ini, perlakuan dan sikap kepala lapas itu sangat berbeda kepadanya.

tanpa tahu apa alasannya, kepala lapas itu selalu bersikap kasat dan seolah menunjukkan sikap tidak sukanya padanya.

Namun kali ini, perlakuan wanita itu membuat kesabaran Amara habis.

Ia jelas tersinggung.

Amara sekali lagi sangat terkejut menerima perlakuan itu.

Brakkkk...

Amara yang kehilangan kesabarannya sontak bangkit dari duduknya dan menggebrak meja dengan kasar.

Rahangnya mengeras dan wajahnya nampak merah padam.

Mata wanita itu berkilat penuh kemarahan, ia sudah mencoba bertahan sejak tadi dengan perlakuan wanita di hadapannya itu.

Dan tidak dengan saat ini....

ia tak lagi bisa menahan diri, perlakuan wanita yang merupakan kepala lapas itu begitu melukai harga dirinya.

" heii...." bentak Amara dan menunjuk kepala lapas itu dengan ujung jari telunjuknya.

" jaga bicaramu....aku sudah berusaha menghormatimu tapi kau masih saja bersikap seenaknya padaku,

kau pikir aku tidak berani padamu brengsek.... Dengar ini baik baik....bukan aku yang meminta untuk di bebaskan.

Lagi pula kenapa kau harus merasa di persulit jika memang kau di gaji untuk itu ?! " Amara berkata dengan melotot tajam.

Wajah kepala lapas itu sontak memerah.

" jika kau merasa berat aku di bebaskan bukan pada waktunya kenapa kau menurutinya saja...aku tidak keberatan kau kembalikan aku ke penjara.

Balikkan saja aku ke penjara, aku tidak keberatan dengan itu...atau....kau menerima keuntungan atas kebebasanku yang tidak lazim ini... " tantang Amara kesal sekaligus mengejek wanita di hadapannya itu.

" kau..." wanita di hadapan Amara itu menatap Amara tajam.

Bersamaan dengan itu,

Seorang petugas datang dengan membawa sebuah tas.

" berikan kepadanya dan segera antar dia keluar dari sini...

aku sudah muak melihat wajahnya... " kata kepala lapas itu ke pada petugas yang membawa tas Amara.

Petugas itu pun segera menyerahkan tas yang ia bawa kepada Amara yang masih betah menatap tajam dan penuh permusuhan kepada kepala lapas itu.

" entah dia sudah gila atau apa sehingga dia mau menjamin dan membebaskan wanita gila ini..." rutuk kepala lapas itu sambil melangkah meninggalkan ruangan ini.

Amara yang mendengar ucapan wanita itu sontak memahami satu hal.

" hei.....tunggu, katakan padaku siapa yang sudah membebaskan aku..

aku tahu....kau pasti tahu itu.

Heiii...berhenti kau....!! "

Amara berteriak dan bersiap mengejar wanita itu.

Tapi niatnya di hentikan oleh dua orang petugas yang datang dengan membawa tasnya tadi.

Ke dua orang petugas itu menghalangi langkahnya dan kemudian memeganginya agar ia tak bisa mengejar kepala lapas itu.

" lepaskan aku...." sentak Amara sangat kesal.

" maaf nona...ini tas anda " kata salah satu petugas yang membawa tas Amara.

Amara beralih menatap dua orang petugas di hadapannya itu.

" katakan sesuatu padaku...apa yang terjadi ?! Kenapa aku bisa bebas secepat ini ?! " tanya Amara sambil menerima tasnya dan menatap dua orang di hadapannya itu dengan dalam.

" maaf...kami tidak tahu apa apa...."

1
Tuti Tyastuti
lanjut thor💪
Tuti Tyastuti
cepat lah matt tolong amara pingsan dia
Tuti Tyastuti
waduh kalo matt tau gimana ya🤔
Widia Aldiev
apakah Amara hamil
Widia Aldiev
Matt itu cinta tapi gengsi nya Segede gunung 🤣🤣
Widia Aldiev
di kisah Ryu dan Lea bercintanya tidak sedetail ini kak Tara,lalu mengapa antara Amara dan Matthew tulisan kak Tara jadi menggila q sendiri sampe terbawa suasana 😅🤣
khitara: pengen coba kasih warna baru...😅
total 1 replies
Susi Akbarini
akankah Mara siuman..
aray malah Matt yg bangunkan dia?
Susi Akbarini
akankah Matt tau kalo Manurl barusan dari aoaryemennya?
Susi Akbarini
kan bisa cek cctv apartemwn mu Matt
❤❤❤😍😙😗
Widia Aldiev
yuuuuuuuhu dasar Matthew si garangan liar tak bisa lihat ayam betina nganggur sodok sana sodok sini huuuuufh awas penyakitan kamu Matt 😏😏😏
Widia Aldiev
Amara menjalani hukuman yg sesungguhnya dari Matthew 😌😌
Widia Aldiev
dududuuuuuh makin hot hot pop aja nih kisah di ranjang 😅😂
Lathifa Dwy Maulida
semangat ya thor👍👍
Tuti Tyastuti
lanjutkeun thor💪
Tuti Tyastuti
habis kau manu kalo sampai matt tau
Tuti Tyastuti
kasihan jg amara matt kemana kamu cepat lah pulang
Tuti Tyastuti
apa amara lh hamidun ya🤔
Rosvita Sari Sari
kasian amara, manalah si matt ini tulungin amara
Murnia Nia
luar biasa keren ceritanya
Murnia Nia
thor sedih banget kisah amara nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!