⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Tumbal Selanjutnya
Uang Yofan semakin menggunung. Ia sekarang bahkan mampu membeli sebuah rumah mewah di kota. Sementara itu Jamal dan Marvel juga ikut tinggal bersamanya di sana. Kedua temannya tersebut ikut menikmati fasilitas mewah yang ada. Mereka sangat berterima kasih dengan kebaikan Yofan. Oleh karena itu Jamal dan Marvel sekarang berusaha mencari perawan sasaran Yofan selanjutnya.
Kini Jamal dan Marvel sedang berada di ruang kerja Yofan. Mereka membahas perihal tumbal selanjutnya.
"Namanya Safira. Dia adalah anak sulung Pak Tono. Umurnya 32 tahun, Safira adalah dosen di Universitas Golden," jelas Jamal.
"Pak Tono..." gumam Yofan. Ia sangat ingat dengan sosok Pak Tono. Sosok yang sering berusaha mengusirnya saat masih tinggal di kolong jembatan, tak jarang Pak Tono melontarkan hinaan untuk dirinya dan mendiang ayahnya. Setahu Yofan, Pak Tono lah yang menghasut warga untuk membakar rumahnya.
Namun ada hal yang mengganggu Yofan. Yaitu usia Safira, dia tidak yakin gadis itu masih perawan. "Kok tua? Kalian yakin dia masih--"
"Kami tahu kau akan menanyakan itu. Asal kau tahu ya, Safira sering di ejek perawan tua oleh orang-orang karena tak kunjung menikah," potong Marvel.
"Oke. Aku akan coba cari tahu. Tapi untuk jaga-jaga, kalian harus siapkan tumbal cadangan," kata Yofan.
Jamal dan Marvel mengangguk.
"Sepertinya sasaranmu kali ini agak sulit," komentar Jamal.
"Aku rasa juga begitu. Orang kayak Safira ini keras kepala. Tapi meskipun begitu, aku rasa dia masih polos terkait hubungan dengan lelaki," ucap Marvel.
"Kita lihat nanti. Kebetulan aku punya ide bagus untuk mendekati gadis pintar seperti Safira." Yofan menyeringai.
...***...
Seorang gadis berseragam biru khas cleaning service, sedang sibuk mengepel lantai. Ia melakukannya dengan tekun dan hati-hati. Namanya Amelia Zahra, orang-orang sering memanggilnya Amel. Dia merupakan gadis rajin yang berusia 22 tahun.
Amel bekerja sebagai cleaning service di Universitas Golden. Ia selalu bermimpi bisa kuliah jurusan designer. Namun karena nasib tidak mendukung, Amel mengubur mimpinya itu, yang ada dirinya malah bekerja paruh waktu jadi cleaning service di Universitas impiannya.
"Kak Safira!" seru Amel saat seorang dosen kenalannya datang.
"Aku dari tadi pagi nyariin kamu. Gimana? Udah jadi pesananku?" tanya Safira.
"Ya siaplah, Kak. Tapi barangnya ada di tasku. Nanti aku antar ke kantor deh!" ujar Amel.
"Siip! Aku mau ke toilet dulu," pamit Safira sembari beranjak.
Amel baru menyelesaikan kerjaannya. Dia segera mengambilkan barang pesanan Safira. Memang kebetulan dia punya bisnis kecil-kecilan aksesoris. Amel membuat gelang, kalung, cincin dan aksesoris lainnya. Dia menganggap bisnis kecilnya itu sebagai pelarian dari mimpinya yang tak tercapai.
Di sisi lain, Yofan baru saja tiba di Universitas Golden. Kali ini dia berpura-pura jadi mahasiswa S2 yang ingin menjadikan Safira sebagai narasumber utama tesisnya.
Yofan memang tak lulus SMA. Ia bahkan tak pernah kuliah. Apa yang dia lakukan sekarang jelas karena bantuan dari Marvel.
Yofan tidak merasa gugup sedikit pun. Sebab dia selalu yakin, semua wanita akan jatuh cinta dengan pesonanya.
Kini Yofan melangkah ke meja resepsionis. Di sana dia menanyakan perihal Safira. Tak perlu waktu lama, Yofan segera diberitahukan lokasi dimana dirinya bisa menemui Safira.
Setibanya di ruangan Safira, Yofan melihat gadis incarannya tak sendiri. Safira tampak berbincang dengan Amel.
"Permisi... Maaf mengganggu. Apa benar di sini mejanya Mbak Safira?" imbuh Yofan.
"Iya, benar. Saya Safira. Ada perlu apa ya?" tanggap Safira. Matanya langsung terpaku menatap Yofan.
Di waktu yang sama, Amel ikut menatap Yofan. Namun dia justru terlihat syok dan ketakutan. Gelagatnya sangat berbeda dengan Safira.
"Si-siapa kau?! Mau apa kau mendekati Kak Safira?!" timpal Amel.