NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:54.8k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Saya membantu kamu bukan tanpa imbalan Faiz" Barra menghentikan Faiz yang hendak masuk ke kamar.

"Tuan minta imbalan apa?" Faiz terpaksa balik lagi berdiri tidak jauh dari Barra duduk, padahal matanya sudah ngantuk sekali.

"Buatkan saya kopi." titahnya, karena pekerjaan ini biasanya bibi yang melakukan, tapi Barra tidak mau mengganggu tidur art nya.

"Malam-malam gini kok minum kopi Tuan, nanti tidak bisa tidur loh"

"Kamu jangan banyak alasan, bagi saya tidak ngaruh mau minum kopi jam berapapun." Barra menjawab panjang, mengira jika Faiz malas membuatkan kopi karena bukan tugasnya.

"Baik,Tuan... Saya buatkan." Faiz pun ke dapur memasak air dengan panci kecil. Menurut cerita bibi, Barra tidak mau jika dibuatkan kopi dengan air panas dari dispenser.

"Nanti kalau tidak pakai air yang aku rebus, Tuan marah lagi" Faiz bingung dengan sikap Barra yang kadang lembut, tapi tidak jarang ketus.

Aroma kopi terhirup di hidung Faiz ketika tengah mengaduk-aduk. Tiba-tiba dia ingat Ahsan mantan suaminya. Biasanya Faiz selalu membuat kopi tiga kali sehari untuknya. Apapun yang Faiz kerjakan selalu salah di matanya. Hanya kopi buatannya yang tidak pernah Ahsan cela.

"Semoga kamu bisa berubah setelah kehilangan kedua istrimu Mas" Gumam Faiz.

"Kamu masih memikirkan mantan suami kamu?"

Kloenteng.

Faiz menjatuhkan sendok ke lantai, lantas menoleh ke belakang. Ia kaget karena tiba-tiba Barra berada di belakangnya melempar tatapan kesal.

"Pantas saja buat kopi lama sekali, ternyata sambil ngalamun, kamu" ketus Barra.

"Maaf, Tuan..." Faiz membungkuk, memungut sendok di lantai, ketika mengangkat kepala, Barra sudah tidak ada di tempat, begitu juga dengan kopinya.

"Tuh kan, marah, lagi" Faiz meninggalkan dapur, mengedarkan pandanganya mencari sosok Barra, di ruang keluarga, ruang tamu, tapi sepi. Dia memutuskan kembali ke kamar lalu tidur.

Pagi hari saat sarapan, aura dingin menghiasi wajah pria yang sudah duduk di sebelah Faiz. Faiz merasa bahwa tuanya marah kepadanya. Nyata-nyata sejak subuh mendiamkan Faiz, padahal tidak merasa berbuat kesalahan. Aneh memang, bisanya sebelum sarapan pun Barra selalu melongok si kembar ke kamar, tapi pagi ini tidak ia lakukan.

Mereka tidak tahu jika di kursi yang lain, Chana tersenyum senang. "Sebentar lagi kamu akan dipecat Barra dari pekerjaan kamu Faiz" batin Chana, ia membayangkan jika Faiz akan ditendang dari rumah ini.

Makan pagi pun selesai, Barra meninggalkan meja makan tanpa berkata-kata, kemudian ke kamar si kembar. "Jagoan Papa bobo terus..." Barra menekan pelan pipi putranya yang sudah tembem tapi mereka tidak merasa terganggu.

 Barra pun mencium pipi keduanya. "Papa berangkat dulu." pungkas Barra. Tidak ada basa basi dengan Dilla yang berdiri memandangi Rohman dan Rohim.

Barra melangkah keluar hampir bertabrakan dengan Faiz yang hendak masuk, tapi dia tetap berjalan tidak merespon Faiz yang mengucap kata 'maaf.

"Tuan Barra kenapa ya Dil?" Faiz merasa sedih, lebih baik mendengar Barra ngomel-ngomel daripada diam seperti ini.

"Memang kenapa Kak?" Dilla tidak merasa aneh, karena sikap Barra dengannya memang selalu begitu.

"Masa, ketika di ruang makan tadi Tuan cemberut saja, terus barusan juga begitu, apa salah aku coba" Faiz menceritakan kepada Dilla.

"Coba ingat-ingat, siapa tahu Kakak berbuat kesalahan"

"Kalau aku punya salah sih, nggak bingung gini, La" Faiz pun akhirnya duduk di tempat tidur.

"Mungkin tadi malam ketika Tuan Barra memanggil, Kakak berbuat salah, tapi Kak Faiz tidak sadar." Dilla mengira-ngira.

Faiz menceritakan ketika sedang membuat kopi, berbicara sendiri ketika mengingat Ahsan, lalu terdengar oleh Barra.

"Hahaha... Kakak nggak peka sih... Tuan Barra itu cemburu sama Kakak. Sudah berapa kali aku katakan, Tuan itu cinta sama Kak Faiz." Dilla tertawa ngablak sembari berbicara.

"Dih, perempuan kok ketawanya seperti laki-laki gitu La. Sudah, sarapan sana, nanti kalau si kembar bangun kita ajak jalan-jalan ke taman komplek." Faiz ingin menyegarkan otak, dia merasa tinggal di mana-mana harus bertemu orang-orang jealous, mau tidak mau otaknya harus berpikir.

"Eh, lupa" Dilla terkikik, memandangi si kembar, bagusnya tidak kaget mendengar tawanya. "Nanti, kalau Tuan Barra mengutarakan perasaannya, sebaiknya Kak Faiz terima. Kalau Tuan Barra sampai mencintai orang lain Kakak menyesal loh." saran Dilla.

"Dilla... aku bercerai baru 40 hari, kamu tahu kan masa iddah setelah bercerai?"

"Tahu Kak, maksudnya kalau Tuan Barra nembak langsung terima saja, ya nggak harus nikah cepat juga kali Kak."

"Nggak tahu La, cepat sarapan sana."

"Siiip..." Dilla mengacungkan jempol sambil berlalu.

Faiz sebenarnya tahu perasaan Barra kepadanya, tapi ia belum berpikir untuk menerima pria lain. Hatinya kini masih tertutup rapat. Tidak semudah itu wanita menerima pria lain, sedangkan rasa trauma dengan pernikahan terdahulu belum hilang.

.

Di kompleks perumahan mewah, pagi menjelma dengan keindahan. Matahari bersinar lembut menerangi rumah-rumah tersebut dengan taman yang dihias rapi.

Dua orang wanita tengah mendorong kereta bayi kembar di depan komplek elite. Senyum hangat menghiasi wajah Faiz ketika melihat si kembar yang sedang tidak tidur memasukkan tangannya ke dalam mulut.

"Wah... ada burung." Faiz berhenti ketika melihat burung-burung yang bertengger di dahan pohon. Si kembar membuka matanya lebar-lebar mencari suara kicau burung yang belum pernah mereka dengar. Faiz tersenyum bahagia ketika si kembar pun menikmati suasana yang berbeda.

"Di sini sudah satu bulan, tapi kita tidak pernah keluar ya Kak" Dilla mengamati sekitar, karena Chana selalu melarang.

"Mudah-mudahan Chana tidak marah." jawab Faiz, ketika tiba di taman kompleks, mereka mendorong kereta si kembar ke tempat itu.

"Waaah... Lucunya..." ujar anak-anak lima tahun ke bawah, turun dari ayunan mengelilingi si kembar, masing-masing mengajaknya bicara hingga suasana sangat ramai.

"Faiz..."

Faiz menoleh ketika suara yang dia kenal muncul di belakangnya.

"Siapa pria itu Kak?" Lirih Dilla, agar tidak di dengar si pria.

"Nanti aku ceritain di rumah" Faiz mengajak Dilla segera pulang, tidak mau bertemu pria itu.

"Yaahh... kok pulang..."Anak-anak balita itu masih ingin bermain bersama si kembar.

"Kapan-kapan kita bertemu lagi Kakak..." Faiz berbicara dengan balita itu menirukan suara anak kecil.

Faiz meninggalkan taman berjalan bersebelahan dengan Dilla, tidak meninggalkan kata-kata untuk pria yang masih berdiri di tempat itu.

"Faiz, tunggu Faiz." pria yang tak lain adalah Ahsan itu berdiri di depan kereta yang di dorong Faiz.

"Faiz, aku mengaku salah, mengapa aku begitu bodoh tidak bisa menjaga kamu dan anak kita dengan baik, aku minta maaf, Faiz" Ahsan berjongkok memegangi kereta. Rasa bersalahnya memenuhi setiap sudut hatinya.

"Faiz, beri kesempatan aku sekali lagi, aku berjanji akan memperbaiki semuanya. Kembalilah padaku Faiz." Ahsan memohon.

...~Bersambung~...

1
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan² tuan abbas kel faiz..
.aduiuh tuh roti chati knp lg sok peduli gitu sm barra dan knp bisa tau klu barra mau nikah....kira² siapa ya yg jd mata² chane di rmh barra
Rina
Aduh Chana kamu tih gak pernah kapok ya cari perkara terus sama Bara dan Faiz 🫢🫢🫢🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Amy
darah lebih kental dari air?
trus maksudx harus anda gitu?
kan anda juga tidak ada hubungan darah dgn Bara nyonya? trus kentalnya darah itu dmnanya??? 🤔🤔🤔🤔🤔
Soraya
Chana cemburu karna dia suka sama Barra
Soraya
mang si chana gak punya mobil kok manggil taksi
Soraya
faiz no HP Ahsan knp gak kmu blok aja sih
Soraya
bukannya Ahsan blm ngurus ke pengadilan baru ngucap talak tpi blm diurus ke pengadilan agama
Soraya
yg enak chana jadi pelakor dpt harta warisan
Soraya
chana gak nyadar diri nya juga dri mana
Soraya
Barra dah pisah sama istrinya ya thor
Soraya
kok bisa ya othor ngatur warisan dibagi dua sama orang yang baru dinikahi enak banget jadi hcana baru beberapa tahun nikah dh dpt harta warisan
Soraya
masih bingung thor kemana istrinya Barra
Soraya
ngapain juga mau tanda tangan
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
jadi penasaran dech siapa yang datang...

semoga bukan penghlang untk bersatunya faiz dn barra


lanjut kak...
semangat ..
Soraya
Barra gak mau cari tau kehidupannya Faizah
Soraya
mampir thor
Rina
Waduh ada siapa lagi tuh semoga bukan penghalang buat pernikahan Faiz dan Bara ya 🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
si cgane lg kali yg datang..tau klu barra mau nikah sm faiz..
Bener kayanya ada mata² kira2 siapa ya
Dartihuti
Penasaran lah....moga gak penggalang tuk Faiz ma Bara bersatu ya
Dwi ratna
aduh jgn bilang ibunya s kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!