Setelah ditolak oleh gadis pujaan kampus, Rizky Pratama tiba-tiba membangkitkan sebuah sistem ajaib: setiap kali ia mendapat satu pengikut di siaran langsung, ia langsung memperoleh sepuluh juta rupiah.
Awalnya, semua orang mengira Rizky hanya bercanda.
Namun seiring waktu, ia melesat di dunia live streaming—dan tanpa ada yang menyadari, ia sudah menjelma menjadi miliarder muda Indonesia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apa aja 39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Aku Perintahkan Kau Jadi Streamer Besar!
Pendekar Mabuk [Rizky, kamu kira hebat hanya karena punya uang? Kaya tidak bisa menutupi sifatmu yang busuk.]
Rizky Pratama mengernyit.
Orang ini kenapa sih bawa-bawa moral?
Dia cuma bagi hadiah ke penggemarnya, bahkan iPhone baru di bagikan gratis. Tapi malah dibilang playboy, sok kaya, dan nggak bermoral.
"Hei, sobat… aku nggak ngerti kenapa kamu kesel banget sama aku. Kalau dendam sama aku, ngomong aja langsung, jangan muter-muter."
Sambil berkata begitu, Rizky kirim undangan koneksi mikrofon ke akun itu.
Namun, Bima—yang ternyata pemilik akun “PendekarMabuk”—langsung menutup koneksi dengan cepat.
Kalau suaranya ketahuan, habislah.
Rizky mencibir:
“Lucu ya. Kamu nyolot, tapi pas disuruh nyambung malah kabur. Kalau memang punya masalah sama aku, kenapa harus sembunyi-sembunyi?”
Pendekar Mabuk [Aku nggak mau konek mikrofon, emangnya kenapa? Itu urusanku!]
Di kolom komentar, muncul akun lain dengan nama Sinta Manis:
[Lho, orang di atas ini… jangan-jangan kamu cowok yang suka ngejilat cewek cantik kampus itu? Kok kamu repot banget bela-bela?]
Pendekar Mabuk [Aku cuma muak lihat Rizky mainin perasaan cewek-cewek.]
Komentar balasan dari Sinta Manis muncul lagi, menohok keras:
[Jangan-jangan kamu iri karena gebetanmu malah ngejar Rizky, bukannya kamu?]
Bima yang sedang mengetik langsung berhenti. Tangannya dingin, keringatnya menetes.
Kalimat itu menusuk tepat ke hatinya.
Sejak lama, Bima memang naksir salah satu mahasiswi cantik di kampus. Tapi cewek itu justru sering mendekat ke Rizky, bukan ke dirinya.
Melihat semua chat itu, Rizky tersenyum tipis.
Kalau diingat, waktu kejadian di kampus, hanya ada beberapa cowok yang jelas terlihat iri padanya. Salah satunya adalah Bima.
"Pendekar Mabuk," ucap Rizky santai sambil tersenyum ke arah layar, "kenapa kamu tiba-tiba diam? Bukannya tadi lantang sekali?"
Seketika, Bima panik. Ia merasa semua orang akan segera tahu kalau “Pendekar Mabuk” itu sebenarnya dirinya.
Dengan wajah tegang, Bima buru-buru memblokir akun Rizky.
Rizky menghela napas.
Sial. Hilang satu pengikut. Itu berarti hilang sepuluh juta rupiah dari sistemku.
“Ya sudahlah… lain kali harus lebih sabar sama haters.”
Dia pun menutup siarannya.
---
Rizky menoleh. Di sampingnya, Melisa sedang bersandar di sofa warnet. Ia melirik dengan mata penasaran.
“Mas Rizky, kenapa kamu repot-repot jelasin panjang lebar ke mereka? Kamu kan udah kaya raya. Mereka itu siapa, berani-beraninya mengatur hidupmu?”
Rizky tertawa kecil. “Sebagai streamer, aku harus tetap jelasin. Kalau aku diam aja, mereka bisa salah paham terus.”
Melisa mendengus, lalu mendekat sambil menyandarkan dagu ke bahu Rizky.
“Tapi kan kamu bukan streamer biasa. Kamu kasih hadiah ke fans, bukan minta uang. Itu aja udah bikin kamu beda sama semua penyiar live di Indonesia.”
Rizky menggaruk dagunya. “Hmm… iya juga sih.”
Melisa mendesah manja, tangannya melingkar ke leher Rizky.
“Mas Rizky… soal kemarin aku sempat salah paham. Aku janji bakal menebusnya. Aku bisa lakukan apa saja untukmu.”
Napasnya hangat, suaranya menggoda.
Rizky bisa mencium aroma parfumnya yang manis menusuk hidung. Ruangan warnet kecil itu jadi semakin pengap.
Dia tahu maksud Melisa jelas—gadis itu sedang menawarkan dirinya.
Namun, bukannya menanggapi, Rizky menatapnya sambil tersenyum tipis.
“Kamu bilang bisa melakukan apa saja, kan?”
“Tentu saja.” Melisa tersenyum genit. “Kamu tinggal bilang mau apa.”
“Kalau begitu…” Rizky menatap lurus ke matanya.
“Mulai sekarang aku perintahkan kamu jadi streamer besar, punya jutaan penggemar. Aku ingin kamu sukses, bukan cuma numpang manja padaku.”
Melisa tertegun. Senyumnya yang menggoda mendadak kaku.
“Ha? Maksudmu aku… kerja keras jadi streamer?”
Rizky menepuk pipinya pelan. “Iya. Itu perintahku. Aku akan bantu, tapi kamu juga harus berjuang.”
Ia lalu berdiri, meraih jaketnya, dan melangkah keluar dari warnet.
Melisa masih bengong, bibirnya bergetar.
Astaga… aku udah godain dia habis-habisan. Malah disuruh kerja keras jadi streamer besar? Cowok ini benar-benar beda sama yang lain…
---
Begitu keluar dari warnet, ponsel Rizky bergetar. Sebuah pesan masuk dari akun baru.
Farel [Halo, Mas Rizky. Saya penggemarmu. Ada urusan bisnis yang ingin saya bicarakan. Berminat?]
Rizky mengerutkan dahi. Penggemar ngajak bisnis?
Ia buka profil akun itu. Video-videonya menampilkan mobil sport, rumah mewah, dan pesta di klub malam. Jelas orang kaya beneran, bukan kaleng-kaleng.
Rizky mengingat sesuatu. Sepertinya dia pernah lihat akun ini muncul di ruang siaran Melisa.
Saat ia sedang menimbang, Melisa keluar tergopoh-gopoh dari warnet.
“Mas Rizky, tunggu aku!”
Rizky menunjukkan pesan itu. “Kamu kenal orang ini?”
Melisa melirik layar ponselnya. Wajahnya langsung berubah kaku.
“Ah… iya, kenal. Itu Farel. Anak orang kaya dari Surabaya. Dulu dia pernah jadi donaturku. Pernah kasih lebih dari satu miliar rupiah ke streamer lain, Citra.”
Rizky mengangguk kecil.
Hmm… jadi anak orang kaya beneran. Kalau dia nawarin bisnis, mungkin menarik juga.
Dengan santai, Rizky membalas pesan:
[Bisnis apa yang mau kamu tawarkan?]
Balasan Farel datang cepat:
[Mas Rizky, saya punya vila mewah di kawasan elite Surabaya. Harganya sekitar 42 miliar rupiah. Bisnis saya sedang seret, jadi saya ingin jual cepat. Apakah Mas Rizky tertarik melihat-lihat?]
Rizky tersenyum tipis.
Vila 42 miliar? Hmm… menarik juga.
---
