Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Penting
Keesokan harinya, Alia tidak berkuliah. Ia menuruti paman dan bibinya untuk berada di rumah. Alia duduk termenung di dalam kamarnya, merasa heran dengan apa yang terjadi. Dari pagi hingga siang, tak ada tanda-tanda kedatangan tamu.
Hingga hari telah senja, terdengar suara mobil datang dan berhenti tepat di depan rumahnya. Alia mengintip dari jendela kamarnya, namun tak begitu terlihat, karena tertutup dinding yang berada di depan kamarnya.
"Siapa yang datang?" gumam Alia penasaran.
Alia ingin terus memperhatikan, namun ia tak bisa melihat keseluruhan mobil apalagi orang yang turun dari mobilnya. Ia pun berinisiatif untuk mengintip secara langsung di ruang tengah dengan berjalan perlahan ke ruang itu.
Sementara itu, di ruang tamu depan, Asni dan Haris telah bersiap menyambut tamunya. Sam Kawter, turun dari dalam mobil mewahnya bersama Ardi, lalu masuk ke dalam rumah kecil itu diikuti oleh beberapa bodyguard nya.
Tepat saat Sam duduk, Alia telah tiba di ruang tengah. Gadis itu begitu terperangah melihat kedatangan Sam di rumah kecilnya.
Laki-laki itu? Apa yang dilakukan dia di sini? Apakah dia tamu penting yang dibicarakan bibi kemarin?
"Bagaimana tawaranku kemarin? Apakah kalian akan menyerahkan gadis itu kepada ku atau mengembalikan uang yang telah aku berikan?" tanya Sam tanpa basa-basi.
Apa?? Apa maksudnya?
Alia merasa bingung mendengar kalimat Sam.
"Tuan Sam, tentu saja kami akan menerima tawaranmu. Hmmm tunggu sebentar," sahut Haris tersenyum lebar.
"Aliaa.."
Terdengar suara Haris memanggil namanya, membuat Alia tersentak hingga hampir terjatuh dari atas kursi.
"Alia, kemari," kali ini Asni yang memanggilnya.
Alia pun melangkahkan kakinya untuk mendekat tanpa menjawab panggilan paman dan bibinya. Melihat Alia datang, senyum smirk tersungging di sudut bibir Sam.
Sedangkan Alia merasa sedikit bergetar melihat senyuman itu. Setelah membaca berita tentang Sam Kawter kemarin, Alia tahu benar bahwa pria di hadapannya ini bukanlah pria sembarangan, dan bisa dibilang berbahaya jika berurusan dengannya, karena kekuasaannya begitu besar.
"Alia dengarkan paman. Kamu adalah gadis yang baik. Paman minta kali ini kamu mau ikut dengan Tuan Sam untuk tinggal bersamanya," tutur Haris dengan selembut mungkin.
"Apa?? Apa maksud paman?" tanya Alia.
"Alia, kamu sudah dewasa nak. Kamu harus mengikuti kata paman dan bibi. Kami adalah pengganti orang tuamu bukan?"
Alia terdiam. Pandangan matanya tertuju pada paman dan bibinya.
"Tolong bayarkan hutang kami kepada Tuan Sam dengan kau ikut bersamanya Alia," tutur Asni.
"Apa? Paman dan bibi menjual ku?" tanya Alia gusar.
"Alia, anggaplah itu sebagai bayaran kami karena telah mengurus mu dari kecil hingga dewasa."
"Tapi paman..."
Belum selesai Alia bicara, tiba-tiba saja Sam Kawter tertawa, membuat semua yang ada di ruangan itu menatapnya heran. Beberapa detik berikutnya wajahnya pun kembali dingin.
"Kalian benar-benar membuang waktuku. Ardi, usir mereka dari rumah ini dan bawa mereka ke penjara!" titah Sam Kawter lalu beranjak dari duduknya.
Ia terlalu malas meladeni drama tidak penting yang terjadi di depan matanya. Jika tidak dengan cara ini, maka ia akan memikirkan cara lain untuk membalas adik tirinya.
Bodyguard segera menyeret Asni dan Haris dari rumah itu, kecuali Alia. Sam membiarkan Alia untuk keluar sendiri dari sana, tanpa harus ditarik paksa. Namun bukannya keluar, Alia justru berjalan ke arah Sam yang mulai mendekati pintu.
"Mengapa paman dan bibiku bisa berurusan denganmu Tuan?" tanya Alia.
Sam pun menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya menatap Alia.
"Kau hanya memiliki dua pilihan, ikut bersamaku atau menjadi gelandangan sedangkan paman dan bibimu di penjara."
"Kenapa aku harus memilih salah satunya? Aku punya hak atas diriku sendiri," sahut Alia.
Sam pun mendekati Alia dan menyentuh bibirnya.
"Bibir ini, jika tidak bisa dididik dengan baik di sini, maka aku akan bantu untuk mendidiknya!"
"Apa?"
"Cepat kemasi barang-barang mu dan pergi dari rumah jelek ini. Aku akan menyita rumah ini," titah Sam.
"Alia, bibi mohon jangan biarkan kami di penjara dan jangan biarkan rumah ini disita nak, tega kah kau pada kami yang telah merawat mu?" rintih Asni dengan wajah yang memelas.
Alia menatap paman dan bibinya sejenak, merasa tidak tega melihat keduanya harus masuk ke dalam penjara dan kehilangan rumah ini.
'Apalagi ini Tuhan?' batin Alia.
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat