NovelToon NovelToon
ILMU PEMIKAT

ILMU PEMIKAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi Wanita
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Puspa adalah seorang janda berusia 25 tahun yang secara tidak sengaja menemukan sebuah pusaka mistis.

pusaka itu memiliki ilmu pemikat yang sangat kuat, dengan bermodalkan pusaka itu Puspa membuat sumpah, "semua lelaki bajingan harus mati!"

Puspa membuat sumpah seperti itu karena dia dulu hanya di buat mainan oleh mantan suaminya Alexander seorang pengusaha dari jakarta, akankah Puspa berhasil balas dendam kepada Alexander bermodalkan sebuah Pusaka yang berbentuk Tusuk Konde itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

surti?

Tiran segera menganggukan kepalanya. Kemudian puspa berdiri menjauh dari Tiran.

Kemudian Tiran segera melepaskan baju dan celananya hanya memakai celana dalam saja kemudian keluar dari kamar dan rumah ini.

Dengan wajah linglungnya Tiran berjalan menuju ke kantor aparat, yang ada di sebrang pulau mengare ini.

Ketiga anak anak sudah pergi, begitu juga dengan Tiran, menjadikan tempat ini menjadi sangat sepi.

Puspa kemudian melepaskan kembali tusuk konde sekar melati dari gulungan rambutnya dan menyimpan kembali Tusuk Konde miliknya.

Puspa kemudian kembali ke ruang utama dia memakai kembali caping gunung itu di kepalanya.

Sudah saatnya puspa pergi dari tempat ini, namun ketika puspa hendak keluar dari rumah ini, tiba tiba puspa merasakan kepalanya pusing. Pandangannya mulai kabur dan kunang kunang.

Puspa mencoba memaksakan langkah kakinya, namun tiba tiba pandangannya berubah seratus delapan puluh derajat.

"Loh? Aku di mana?" Tiba tiba puspa hanya bisa melihat langit malam dan dia berdiri di atas tanah lapang.

"Di mana aku?" Puspa kembali mengulang pertanyaannya, dia masih bingung mengapa seolah dia terseret ke tempat lain.

Puspa menoleh ke arah samping karena merasakan ada yang memandanginya, puspa melihat seorang wanita dengan rambut sebahu menatapnya dengan mata yang berlinang air mata.

***

Sementara itu di pinggiran jalan.

"Eh lihat ada orang gila!"

"Cok goblok, siapa itu yang jalan cuma pakai sempak?!"

Semua orang segera menghujat tiran yang berjalan hanya dengan menggunakan celana dalam, wajah Tiran terlihat linglung dan aneh, membuat semua orang yang melihatnya mengira bahwa tiran adalah orang Gila.

Tiran terus berjalan hingga akhirnya dia tiba di sebuah kantor aparat, seketika itu juga Tiran berteriak, "Aku menjual anak!"

"Aku menjual anak!"

"Aku menjual Anak!"

Tiba tiba ketika tiran berada di depan pos aparat dia meneriaki ucapan yang puspa suruh.

Beberapa aparat langsung keluar dari pos itu dan langsung memandangi tiran dari depan.

"Orang Gila? Orang gila ini asli atau bukan?" Salah satu aparat terlihat memandangi Tiran dengan sedikit heran. Memang dari ekspresi wajah tiran tidak menunjukan ketidakhadiran akal, namun setelah di lihat dari celana dalam yang tiran gunakan dan tato tato di tangan dan leher tiran sepertinya dia bukan orang Gila.

"Aku menjual anak? Ngelantur apa dia!" Gumam salah satu aparat.

Tiba tiba temannya berucap, "tunggu, aku kenal dengan orang gila ini!"

Dengan cepat aparat lainnya langsung menoleh ke aparat itu, "siapa?" Tanya mereka secara bersamaan.

"Dia adalah preman yang biasanya wira wiri (berjalan kesana kesini) di pinggir jalan!"

"Hah preman? Mengapa dia berteriak aku menjual anak? Seperti orang gila saja."

"Entahlah aku juga tidak tahu, tapi sepertinya mencurigakan ya, kita harus memeriksa orang ini. Jangan jangan dia mengonsumsi narkoboy!"

Salah satu aparat lainnya langsung mengambil sebuah pentungan.

Tung!

Suara pentungan terdengar sangat renyah ketika pentungan itu terkena kepala Tiran.

"Aduh! Keparat! Siapa yang memukulku bajingan--- eh?" Tiran yang baru saja sadar segera menutup mulutnya dengan rapat ketika dia mendapati yang memukulnya adalah seorang aparat dan kini dia sedang berhadapan dengan beberapa aparat

"Bajuku? Di mana bajuku? Mengapa aku hanya memakai sempak?"

 Salah satu aparat berucap, "sepertinya dia gila bukan karena gila normal, sepertinya dia terkena semacam gendam, mari kita periksa dia!"

Sementara tiran masih syok dia tiba tiba berada di depan pos aparat dan hanya memakai celana dalam saja, "sial aku harus pergi!" Ucap Tiran di dalam hatinya.

Tanpa basa basi lagi tiran membalikan badannya dan hendak pergi dari tempat ini.

"Hei mau kemana kamu? Kamu belum menjelaskan maksudmu menjual anak!" Teriak salah satu aparat.

Tiran kembali di biat bingung, mengapa aparat itu tahu bahwa dia memiliki beberapa anak anak gelandangan untuk dia suruh mengamen dan mengemis.

Tiran semakin panik dia langsung berlari.

"Mencurigakan! Ayo tangkap preman itu!" Teriak salah satu aparat dengan cepat para aparat mengejar tiran.

***

Siapa wanita ini?

Ribuan pertanyaan menyelimuti hati puspa, "apakah dia adalah arwah jahat?" Puspa langsung bersiap untuk mengeluarkan kembali tusuk kondenya.

"Mbak, maafkan saya yang telah menarik mbak ke tempat ini.." ucap wanit itu, "saya surti, saya bukan arwah jahat. Saya hanyalah jin qorin ibu dan ketiga anak kecil yang telah mbak selamatkan..." imbuh surti.

Puspa menyerengit, "ibu dari anak yang saya selamatkan?"

Surti mengangguk, "saya tidak bisa menahan tangis bahagia ketika mbak memberikan hukuman kepada Tiran, dan membebaskan anak saya!" Puspa terdiam dia sama sekali tidak menyangka bahwa ibu dari ketiga anak yang telah dia selamatkan sudah meninggal.

"Setiap hari saya menangis melihat anak saya di jadikan budak oleh tiran, saya sama sekali tidak menyangka setelah sekian lama menunggu, akhirnya ada orang yang datang dan menyelamatkan anak saya..." surti memegang tangan puspa sambil menunjukan ekspresi wajah penuh syukur.

Puspa tersenyum, "itu kewajiban saya, mbak."

Tiba tiba surti menghentikan tangisannya. Dia kemudian bertanya, "mbak puspa mau kemana?"

Dengan jujur puspa menjawab, "menuju ke petirtan purwosaloko.." jawab puspa dengan jujur.

Surti kemudian berucap, "mbak puspa nanti jangan lewat surabaya secara langsung, anda nanti tidak bisa sampai di petirtan tersebut."

Puspa kaget, "kenapa?" Tanyanya spontan.

Surti tidak menjawab, dia hanya tersenyum kemudian surti berucap, "mbak puspa pergilah dengan sampan kecil yang ada di tambak ini, menujulah ke pasuruan dengan jalur laut..."

"Ketika anda hendak tiba di pasuruan akan ada yang membutuhkan bantuan anda, tolong di bantu mbak puspa..." surti kemudian menatap puspa dengan tatapan misterius, "karena saya tahu bahwa mbak puspa sedang menjalani topo ngrame, dan syarat dalam topo ngrame adalah membantu siapapun yang membutuhkan bantuan, bukan?"

Puspa kaget bukan kepalang, sebenarnya siapa surti? Mengapa dia bisa tahu bahwa puspa sedang menjalani topo ngrame padahal puspa tidak menjelaskan topo ngrame kepada surti, dan mengapa surti menyuruh puspa menuju ke jalur laut, namun puspa sama sekali tidak memaksakan pertanyaan.

"Dan sekali lagi terimakasih telah menyelamatkan anak saya..." surti tersenyum.

Tiba tiba puspa merasakan kepalanya sangat pusing, dia menutup matanya dan membukanya kembali.

"Loh?" Puspa kaget bukan kepalang ketika dirinya berada di pinggiran tambak di dalam perkebunan padahal tadi dia berada di rumah tiran.

Sebuah suara ramai terdengar dari kejauhan, "loh, bukannya itu rumahnya Tiran?" Pada saat ini puspa bisa melihat banyak sekali aparat dan warga yang berkumpul di sekitar rumah tiran.

Semua orang tidak ada yang tahu keberadaan puspa yang sedang mengawasi mereka dari pinggir tambak, namun apa yang tidak di ketahui puspa pada saat ini dia juga sedang di awasi oleh surti dari balik pohon pisang.

Surti tersenyum tipis kemudian berucap, "sepertinya orang yang mewarisi Tusuk Konde itu adalah orang yang baik, hmm sayang sekali dia nonis andai dia islam pasti sudah aku nikahi, tapi ah sudahlah. Mc di cerita ini juga dia bukan aku lagi, sudah saatnya aku pergi... tugasku mengawasi dia sudah selesai karena dia bukan orang jahat dan aku tidak perlu mengkhawatirkan tusuk konde itu di salah gunakan..." batin surti kemudian dia menghilang begitu saja masuk ke dalam tanah.

***

jangan lupa kasih bintang 5 ya, biar author semangat ngetiknya.

1
Miptah Grab
wisopati menghilang menggunakan ajian jijutsu shipuden dari naruto
Zoel Fandre
cerita wisopati kok hilang
Siti Nurjanah: Iya Nih Kak sampai tk cari2 di kolom pencarian, tetep gk ada
total 1 replies
princess Halu
thor novel wisopati mana ya kok gak ada, apa d hapus kalau iya kenapa d hapus, sudah asik2 bacanya kok d hapus.
..
lanjut thor😋
Aqlul /aqlan
nah kn ada yg salah tulisanya...heeemmmm
..
dawg, mimpi basah author nemang the best💀💀
..: canda tho😹😹
bedul: sialan
total 2 replies
mamamu
kenapa nggak nikah aja thor sugi sama puspa , biar puspa mualaf , hehe
mamamu: iya kak emang nggak boleh terpaksa , maksudnya kayak dia dapat pencerahan apa gimana gitu thor
bedul: kalau mau masuk islam ngga boleh karena terpaksa kak, harus karena Allah. itu setahu saya sih🙏🙏🙏
total 2 replies
Anonymous
wah, wah, wah, ternyata si surti ini si sugi yang nyamar toh
..
ok?
Tini Nurhenti
mw baca ttg sugi ah ,penasaran gmna awalnya /Grin//Facepalm/
bedul: judulnya 'bukan penjual boneka biasa' jangan lupa mampir kak, hehe.
total 1 replies
Aqlul /aqlan
mainkan tusuk kondenya...tenang puspa raden mas sugi mengawasimu....entr diperjalan ketemu sama(aji/wisopati)...tmbh mnrik nich lnjut....
Aqlul /aqlan
puspa jodohnya sugi siiip nih...
Aqlul /aqlan
no comen ...lnjut
FiaNasa
apakah sebelumnya Endra anti prempuan ya
FiaNasa
aduh...apaan tuh Gatot subekri
FiaNasa
arogan sekali nyonya ini ya
FiaNasa
bukankah yg punya sudah bilang klau tusuk konde sudah menemukan sendiri tuan barunya
Aqlul /aqlan
mana sugi nich.....dibab ini hhhh lnjut
bedul: yang di cari sugi mulu, author kaga pernah... hhhhh
total 1 replies
Aqlul /aqlan
tenang puspa sugi nglindungin...aman...
Tini Nurhenti
tak kasi kopi biar tmbh semangat lgi cari kerjanya pus /Grin//Grin//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!