NovelToon NovelToon
MY BODYGUARD

MY BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Fantasi Wanita
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Hidup di tengah-tengah para Pria yang super Possessive tidak membuat Soraya Aleysia Abigail Jonshon merasa Terkekang Ataupun diatur. Karena hanya dia satu-satunya perempuan yang hidup di keluarga itu, baik Ayah maupun kakak-kakaknya, mereka menjaganya dengan super ketat . Bagi mereka, Raya adalah anugrah Tuhan yang harus benar-benar dijaga, gadis itu peninggalan dari Bunda mereka yang telah lama meninggal setelah melahirkan sosok malaikat di tengah-tengah mereka saat ini.

Raya adalah sosok gadis jelmaan dari bundanya. Parasnya yang cantik dan mempesona persis seperti bundanya saat muda. Maka dari Itu baik Ayah maupun Kakak-kakaknya mereka selalu mengawasi Raya dimanapun Gadis itu berada. Secara tidak langsung mereka menjadi Bodyguard untuk adik mereka sendiri.


Penasaran sama kisahnya? kuylah langsung baca.....!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17_Keluarga Jonshon

Matahari sudah tenggelam di ujung barat sana, dan senja telah tergantikan oleh dinginnya malam. Waktu menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit sebentar lagi makan malam di rumah Jonshon akan di mulai.

Gadis berambut sebahu itu menuruni anak tangga satu persatu sampai kakinya memijak pada tangga yang paling bawah. Matanya mengedar kesekitar tidak ada satu pun mahluk yang tertangkap hazel hitamnya. Kakinya kembali melangkah berjalan menuju ruang Tamu. Menonton Film kartun kesukaan dengan cemilan di tangannya Raya menikmati waktu santainya.

" Ayah!" Teriaknya saat melihat pria paruh baya itu menghampirinya. Raya segera memeluk dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik sang Ayah.

" Ayah merindukan mu!" Tuturnya setelah mengendurkan pelukan itu. Tangannya menangkup wajah cantik anak gadisnya lalu mengecup sayang kening Raya.

" Ade juga merindukan mu yah." Kali ini Raya yang mengecup kedua pipi Ayahnya. Keduanya terlihat tersenyum satu sama lain.

" Oh iya dimana kakak kakak mu?"

" Masih di atas." Raya kembali melanjutkan aktivitas Nontonnya dengan cemilan yang kembali bertengker di tangannya.

" Yaudah kalo gitu ayah bersih-bersih dulu," Tuturnya di balas anggukan oleh sang putri.

Tiga puluh menit berlalu sebentar lagi jam delapan. Raya - gadis itu masih setia menonton film kartun kesukannya "  Jangan terlalu banyak makan cemilan perutmu belum terisi nasi!"

" Hehe Iya ayah, ini juga udahan kok!" Ucapnya menyimpan cemilan di atas meja. Sang ayah hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan sang putri yang masih saja menggemaskan dan lucu di usianya yang sudah terbilang dewasa. Sampai kapan pun Raya tetap akan menjadi gadis kecilnya, putri kecilnya yang selalu bermanja padanya.

Seulas senyum kembali terukir saat Raya tertawa lepas saat melihat Film kartun kesukaannya Tom and Jerry. Film kartun yang menampilkan Seekor kucing dan tikus yang tak pernah Akur saling kejar satu sama lain. Tidak pernah Absen bagi putrinya itu untuk menonton film kesukaannya bahkan sang kakak - Randi dan Rey ikut menjadi korban Raya saat gadis itu memintanya untuk menemani Raya menonton Film keluaran terbaru Kucing dan tikus itu.

" Ayah," Raya dan Liam menoleh karah tangga dimana Randi dan Rey memanggilnya bersamaan. Kedua pria itu segera bergabung dan ikut duduk di sisi mereka.

" Ka Randi sempit." Raya mendorong kuat Randi saat pria itu mengikis jarak sang Adik sampai sampai pria itu terjungkal ke belakang.

Raya dan Rey tak kuat menahan tawa. Keduanya terbahak menertawakan Randi yang tersungkur dengan kepala yang lebih dulu menyentuh lantai. Sedangkan sang Ayah pria itu hanya bisa mengulum senyum menahan tawa " Ayahhhh!" Rengek Randi membuat Rey dan Raya kembali terbahak.

" Cia," Raya berusaha meredam tawanya saat sang Ayah memanggil namanya " Iya Ayah. Kak Randi maafin Raya. Gak sengaja!"

" gak sengaja tapi kok malah ngetawain. Sakit Ci. Untung aja sayang kalo gak udah kakak suntik kamu." Dengusnya cemberut.

" Aduuh duhh. Sakit Ka. Sakit!" Ringis Randi saat Rey menjewer kuat telinganya

" Mentang mentang dokter mainnya suntik suntikan. Awas aja kalo berani suntik Cia tar kepala kamu kakak bedah pake pisau dapur, mau?"

" Kenapa gak pake gergaji aja sekalian. Tanggung kurang sadis - ehh iya iya cuma becanda kak." Randi segera mencari perlindungan dari sang Ayah saat Rey melepas sandalnya dan ingin memukul adik laki lakinya itu.

" Rey sudah. Udah pada tua juga masih aja doyan berantem."

" Tau, udah pada tua juga kaya kucing sama tikus aja gak mau akur." Timpal Raya membuat kedua kakaknya mendengus tak suka.

" kamu udah di belain malah ngejatohin. Sakit amour!" Ucap Rey meremas kuat dadanya mendramatisir keadaan

" Kan aku gak minta, Wlekk." Ledek Raya sembari memeletkan lidahnya.

" Emang enak? Kasihaaannn." Kali ini Randi yang ikut mencibir Rey sehingga membuat sang kakak terlihat tertindas.

" Makasih udah mau ada di tim Kakak," Lanjut Randi dengan songongnya mencibir Kakak tertuanya.

" Dih siapa yang mau se tim sama Ka Randi?. Kepedean. Wlek!"

" Ka Rey. Hati Randi juga Sakit. Sugar kamu jahat!"

" udah dari dulu." Jawan Raya ngasal.

" isss anak ayah pada kenapa sih? Kok pada alayy gini?!" Tanyanya bingung saat melihat tingkah ketiga anaknya " yaudah ayo makan. Tar makanannya keburu dingin lagi." Ajak sang Ayah pada anak anaknya. Liam jalan terlebih dahulu meninggalkan ketiga anaknya di ruang tamu.

" Ayah," Panggil Raya.

" Apa?" Jawab sang Ayah yang berada di meja makan.

" Pengen di gendong!" Teriak Raya menggema.

" Minta sama Kakak kamu aja!"

" Ka Rey sama Ka Randi nya lagi ngambek." Teriaknya lagi di sertai rengekan. Raya melirik satu persatu kakaknya yang duduk bersebrangan dengannya kedua Pria itu saling memunggungi dan memalingkan wajah mereka masing masing.

" Ayahhh," Kembali terdengar teriakan Raya sehingga membuat sang Ayah mengesah pelan dan kembali ke ruang tamu.

" Rey, Randi." Keduanya masih terdiam tak ada niatan untuk menyahut ataupun menoleh dan itu kembali membuat sang Ayah menggelengkan kepala dan mengesah

" Cia pergi ke kamar sekarang kemas baju kamu untuk beberapa hari Kita tinggal di apartement!"

" Terus ka Rey sama  ka Randi?"

" Biarkan saja toh mereka lagi ngambek sa---!"

Kyaaaaaa

" Ayah!" Raya kembali teriak saat Rey dan Randi segera menggendong sang adik dan membawanya ke meja makan. Jika tadi sang ayah menahan tawa tapi tidak dengan sekarang pria paruh baya itu tertawa lepas melihat aksi putra putranya, apalagi saat mengatakan akan tinggal di apartemen kedua jagoannya itu sudah merengut, merajuk, memanyunkan bibirnya karena Akan berpisah dengan sang Adik tercinta.

Hari semakin larut tapi Raya masih belum bisa memejamkan matanya. Berkali kali dia membetulkan posisi tidurnya, mencari posisi yang nyaman untuk memejamkan mata dan menghantar kedunia mimpinya, tapi sayang matanya masih saja sulit untuk terpejam.

" Kenapa?" Raya yang sedang tidur terlentang dengan mata menatap langit langit yang terdapat di dalam kamarnya, menoleh kearah pintu dimana pemilik suara itu adalah Ayahnya.

" Gak bisa tidur," Tuturnya. Raya bangkit dari tidurannya dan bersandar pada kepala ranjang. Sang Ayah berjalan menghampirinya lalu duduk di sampingnya.

" Sini," Raya tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di atas paha sang Ayah. Dengan lembut tangan sang Ayah mengusap surai hitam milik Raya, membuat Raya nyaman dan menikmati sentuhan penuh kasih sayang dari Ayah Liam.

" Gimana sama kuliahnya, semuanya berjalan dengan lancar kan?"

Raya mengangguk " Tapi capek."

" Tapi kamu menikmatinya bukan?"

Raya mengangguk "Ayah Raya merindukannya," Tuturnya membuat gerakan tangan sang Ayah berhenti.

"Sangat rindu!" Tuturnya kembali. Ayah Liam kembali mengusap surai hitam milik Sang putri sudut bibirnya melengkung mengukir sebuah senyuman yang sempurna " Kita Akan mengunjunginya. Ayah, Rey, Randi dan Kamu sayang, kita akan mengunjunginya bersama!"

" Aku harap diapun merindukan ku ayah!"

" Kenapa kamu berbicara seperti itu? Tentu saja dia sangat merindukan mu. Emmm bagaimana dengan Kedua sahabat mu itu? Apa kamu senang berkumpul lagi dengan mereka?" Ucap sang Ayah mengalihkan pembicaraan.

" Iya Ayah. Raya senang bisa kumpul lagi sama Hana dan Meli. Ayah tau? Mereka masih seperti dulu. Cerewet dan bawel!"

" Ayah ikut senang jika kamu senang nak,"

" Lebih dari sekedar senang Ayah. Raya bahagia sangat bahagia!" Tuturnya dengan sorot mata yang berbinar.

" Tentu saja Cia sangat bahagia. Karena dia sudah menemukan pengganti kami Ayah." Adu Rey yang tiba tiba masuk ke kamar Raya bersama Randi yang berdiri di belakangnya.

Raya bangkit dari tidurannya, menatap sekilas pada Ayahnya lalu kembali menatap para kakaknya yang berdiri tegak di depan kasur king size nya.

" Ka Rey ngomong apa sih? Pengganti? Pengganti apa coba?!" Tanya Raya bingung dengan penuturan Kakak tertuanya.

" Cia sejak kapan kamu dekat dengan Pria itu?" Tanya Randi membuat Raya menautkan Alisnya

"Pria yang mana?" Tanya Raya kembali menjawab pertanyaan Randi.

" Ayah tadi sore Cia tidak pulang bersama Pak Yanto. Dia menyuruh pak yanto pulang dan dia diantar pulang oleh seorang Pria!"

" Iya Ayah yang di ucapkan Ka Rey itu benar. Bi yanti saksinya dia melihat sendiri kalo Cia diantar pulang oleh seorang Pria. Cia cepat jelaskan siapa dia?" Cecar Randi membuat Raya mengesah panjang

" Ka Dia itu teman Aku. Teman sekelas Raya."

" sejak kapan kamu memiliki teman pria di sini? Cia cepat katakan siapa Dia?!" Tegas Rey menatap tajam manik hitam sang Adik.

" Ayah!"

" Jawab saja pertanyaan kakak kakak mu cia!"

Raya menggusar wajahnya kasar lalu menatap satu persatu para kakaknya dengan wajah yang merengut

" Kenapa sih setiap Raya punya teman baru kalian selalu seperti ini? Emang salah kalo Raya dekat sama dia?"

" Yang kami butuhkan itu jawaban cia bukan Pertanyaan? Sejak kapan kamu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan kembali?"

Raya melirik ayahnya sekilas. ayahnya mengangguk menyuruhnya untuk menjawab semua pertanyaan dari kakaknya itu.

" Oke aku jawab semua pertanyaan kalian. Dia Shaka teman sekelasku. Meli sama Hana juga kenal kok, dia pria yang baik jadi kalian tidak perlu khawatir."

" Kamu yakin dia baik? Bagaimana jika itu tipu muslihatnya?!"

" Ka Randi ngomong apaan sih? Raya bukan anak kecil lagi kak. Raya bisa bedain mana yang baik dan mana yang Enggak." Sangkal Raya membantah tuduhan Randi mengenai Shaka. 

" kalau bukan anak kecil lagi, lalu kenapa tadi pas mau makan minta di gendong Heum?" Raya berontak saat Rey dan Randi memeluknya erat membuat gadis itu terjungkal di kasur miliknya. Sang Ayah kembali tersenyum melihat Perlakuan Sang kakak pada putri semata wayangnya itu. sudah menjadi kebiasaan Rey dan Randy bersikap seperti itu jika sang Adik memiliki teman baru.

" Tapi kamu harus ingat Cia. Kamu harus izin terlebih dahulu pada kami jika ingin pergi dengan temanmu itu. Paham!"

Raya mengangguk " Siap bosku. Kalian tenang saja hanya kalian berdua lah kekasih hebat ku. Tidak akan ada seorang pun yang mampu menggantikan kalian di hatiku. Sebagai kakak tentunya!" Tutur Raya membuat kedua kakaknya gemas melihat tingkah Adiknya.

Raya berjalan santai di lorong kampus yang masih terlihat sepi hanya ada beberapa mahasiswa dan itupun masih terhitung dengan jari. Tangannya terulur menyibakkan anak rambut yang menghalangi pandangannya. Beberapa meter lagi dia sampai di kelasnya.

" Raya,"

Gadis itu menghentikan  langkahnya saat seseorang memanggilnya dari arah belakang. Gadis itu segera memutar tumitnya menghadap pada si pemilik suara itu.

" Key....!

1
Juprianto
Karyanya bagus cm kurang seru dan panjang thooor/Smile/
Juna: makasih udah mau mampir, masih proses menuju konflik nya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!