Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~09. Menikahlah denganku !!
"Kenapa kalian menatapku seperti itu ?" Jessica langsung bertanya saat kedua pelayan di hadapannya itu menatapnya dengan wajah terkejut seolah ia adalah hantu.
"Aku tak biasa membawa seorang gadis ke sini jadi mungkin mereka sedikit terkejut." sela Mr Jason beralasan dan entah kenapa Jessica tiba-tiba merasa tersanjung, jadi benar ia satu-satunya wanita yang pernah pria itu bawa ke kediamannya tersebut?
"Kalian pergilah dan siapkan makan malam untuk kami !!" perintah Mr Jason menatap kedua pelayannya tersebut.
Mereka mengangguk kecil lalu segera berlalu pergi dari sana, hanya mengangguk tanpa berbicara sepatah katapun. Apa mereka tak dapat berbicara? pikir Jessica.
Kemudian gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tersebut, nampak sangat mewah namun juga sedikit menakutkan saat beberapa patung hewan buas terlihat menghiasi beberapa sudut ruangan apalagi lampu penerangan juga sedikit temaram.
"Ayo kemarilah !!" Mr Jason nampak mengulurkan tangannya dan dengan ragu Jessica membalas uluran tangan pria itu. Kini keduanya nampak berlalu dengan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih.
Setelah menyusuri salah satu lorong kini mereka telah sampai di sebuah ruang baca dengan pemandangan berbagai buku tersusun rapi di dalam rak. "Kau suka membaca ?" tanya Jessica sembari memperhatikan buku-buku di hadapannya tersebut.
"Begitulah." sahut Mr Jason yang nampak bersandar di meja belakangnya sembari melipat kedua tangan di depan dadanya dan tatapannya tak beralih sedikit pun dari gadis yang sedang memeriksa buku-bukunya tersebut.
Jessica mengambil salah satu buku, membacanya sejenak lalu mengembalikannya lagi. Semua buku-buku di sana selalu berhubungan dengan kekerasan serta pembunuhan dan itu membuatnya langsung bergidik ngeri.
"Kenapa? tidak suka ?" ucap Mr Jason saat melihat gadis itu mengembalikan buku yang di pegangnya padahal ia berharap gadis itu mau membacanya.
"Ini terlalu sadis bagiku." timpal Jessica dan itu membuat pria tersebut langsung menarik sudut bibirnya kemudian melangkahkan kakinya mendekat.
"Ku rasa hatimu terlalu lembut." ucapnya setelah memangkas jarak di antara mereka hingga membuat gadis itu terpaku menatapnya.
"Dan aku suka itu." imbuh Mr Jason kemudian wajahnya nampak mendekat, lalu di lum4tnya bibir tipis kemerahan gadis itu dengan sangat lembut.
Jessica yang di cium tiba-tiba tentu saja sangat terkejut, namun perlakuan lembut pria itu tak mampu membuatnya untuk menolak. Kini ia hanya pasrah saat Mr Jason semakin memperdalam ciumannya dengan memegang tengkuknya dan merapatkan tubuhnya di dinding belakangnya.
Bahkan kini ciuman pria itu telah berpindah ke lehernya lalu memberikan gigitan-gigitan kecil di sana yang membuat Jessica merasa kegelian, sungguh pria itu pandai sekali membuatnya tak berdaya.
Setelah itu Mr Jason menjauhkan kepalanya lalu menatap lekat gadis tersebut. "Menikahlah denganku !!" lirihnya dan itu membuat Jessica yang sedang bersandar di tembok belakangnya nampak tercengang mendengar perkataan pria itu, apa ia sedang tidak salah dengar?
"Me-menikah ?" ulangnya tak percaya.
"Hm, menikahlah denganku nona Jessica Collins !!" suara Mr Jason terdengar meyakinkan di telinga gadis itu.
Menikah? bahkan dalam rencananya ia belum memikirkan hal itu, tapi jika pria yang ia kagumi selama ini tiba-tiba mengajaknya menikah apa ia sedang bermimpi?
"Kenapa kamu mau menikah denganku? apa karena kejadian semalam? sungguh aku tidak meminta pertanggung jawabanmu, aku justru berterima kasih karena kamu masih menjaga kehormatanku jika seandainya aku jatuh di tangan Pedro mungkin....." ucapan Sofia langsung terjeda saat pria itu tiba-tiba menutup bibirnya dengan jarinya.
"Jika kita sedang berdua bisakah jangan menyebut orang lain ?" lirih pria itu.
"Ke-kenapa ?" balas Sofia seraya menatap lekat pria itu.
"Karena aku menyukaimu." tegas Mr Jason.
Deg!!
Mendengar ungkapan pria itu Jessica serasa ingin pingsan, Benarkah apa yang di telah ia dengar? jadi pria itu juga menyukainya seperti apa yang sedang ia rasakan selama ini? jadi cintanya tak bertepuk sebelah tangan?
Namun sepertinya akal sehat Jessica masih berjalan dengan baik, ia memang menyukai pria itu tapi ia juga belum yakin dengan keseriusannya. Apalagi menikah bukanlah sebuah mainan dan ia harus memikirkannya baik-baik.
"Jadi ?" ucap Mr Jason meminta kepastian.
Jessica nampak menelan ludahnya, jadi seperti ini rasanya berhubungan dengan pria dewasa? pria itu sedikitpun tak pandai berbasa-basi dan langsung to the point pada arah tujuannya. Namun ia juga menginginkan hubungan seperti remaja lainnya, pacaran dan juga dinner romantis dengan sang kekasih.
"Bi-bisakah kita jalani dulu? bukankah sebelum masa pernikahan kita harus saling mengenal satu sama lainnya ?" timpal Jessica memberikan saran.
Mr Jason nampak menatapnya datar dan sedikit lama sebelum kembali membuka suaranya. "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan tapi percayalah aku sangat serius saat mengatakan ingin menikahimu." tukasnya dan Jessica melihat kejujuran di mata pria itu.
Kini pandangan keduanya nampak bertemu dan Mr Jason kembali mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir merah alami gadis itu lagi, gadis belia yang mampu membuat pikirannya berantakan tak karuan sejak pertama kali melihatnya.
Masih dalam keadaan bibir saling bertautan Mr Jason mengangkat tubuh kecil Jessica lalu membawanya ke sofa yang berada tak jauh dari sana, merebahkan tubuhnya lantas kembali mengungkungnya.
Puas menikmati bibir gadis itu yang sejak semalam menjadi candu baginya kini Mr Jason mulai menurunkan ciumannya. Mengecupi lehernya dengan liar serta meninggalkan bekas kepemilikan di sana hingga membuat Jessica nampak mengerang kegelian.
"Ya Je mendesahlah, kau sangat cantik jika mendesah seperti itu." Mr Jason nampak sangat puas melihat wajah kemerahan gadis di bawah kungkungannya itu, namun saat merasakan miliknya di bawa sana mulai meronta pria itu segera menjauhkan dirinya.
"Segera rapikan pakaianmu dan kita makan malam bersama !!" perintahnya, kemudian mengecup kening gadis itu lalu segera meninggalkan ruangan tersebut.
Jessica yang masih tak berdaya di atas sofa akibat sentuhan pria itu, nampak memejamkan matanya dengan nafasnya naik turun tak beraturan. Sungguh ia tak bisa berkutik atau bahkan melawan setiap kali pria itu menyentuhnya, tatapannya yang dalam dan mendominasi membuatnya seakan tersihir dan tanpa sadar larut dalam permainannya.
Beberapa saat kemudian Jessica segera merapikan pakaiannya kembali dan bergegas meninggalkan ruangan tersebut. Namun sepertinya gadis itu lupa dengan jalan yang ia lewati sebelumnya, lampu penerangan yang sedikit temaram membuatnya tak bisa dengan jelas melihat sekitarnya.
Banyak lorong di sana dan ia tak ingat sebelumnya melewati lorong yang mana, kemudian gadis itu mencoba melangkah ke salah satu lorong namun saat berbelok terlihat jalan buntu di ujung sana dan membuatnya mau tak mau harus kembali.
"Mungkin sebelah sini." gumamnya lantas segera melangkah menuju lorong lainnya dan tiba-tiba.....
"Aarrgghh." Jessica langsung berteriak ketakutan saat melihat sesuatu di hadapannya tersebut.
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗