Su Runa hanya ingin hidup tenang, bekerja santai, dan rebahan damai di apartemen kecilnya. Tapi siapa sangka, setelah satu malam penuh deadline dan mie instan, hidupnya malah “di-upload” ke dunia kolosal sebagai… tokoh numpang lewat?!
Kini dengan nama Yun Ruona, ia mendapati dirinya bukan putri bangsawan, bukan tokoh utama, bahkan bukan penjahat kelas kakap—melainkan karakter sampingan yang kalau muncul, biasanya cuma jadi latar pemandangan.
Awalnya, hidupnya berjalan damai. Sistem hanya memberi satu misi: “Bertahan Hidup.” Tidak ada skenario aneh, tidak ada takdir tragis, tidak ada paksaan ikut alur novel. Ia tumbuh sebagai gadis biasa, menjalani kehidupan versinya sendiri—bebas dan santai.
…sampai takdir iseng mempertemukannya dengan seorang pria misterius. Sejak saat itu, hidup Yun Ruona yang tenang berubah jadi drama tak terduga, penuh salah paham kocak dan situasi yang bikin geleng-geleng kepala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Aaliyah Thoati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Doa di Bawah Bunga Ziwei
Malam itu, sistem tetap aktif. Dalam layar yang tak bisa dilihat manusia, ratusan simbol mengalir — cahaya tipis, dingin, namun teratur.
>【Tahap sinkronisasi: 25%.】
【Emosi terkuat: rasa ingin tahu, kasih sayang awal.】
>【Subjek menunjukkan pola adaptasi.】
>【Potensi koneksi: tinggi.】
Cahaya di sekitar boneka Xiao Ming berdenyut pelan, lalu merembes ke udara seperti kabut tipis yang hanya terlihat di antara bayangan lilin.
Sesaat, siluet samar muncul di balik tirai — bentuk seorang anak kecil yang duduk di samping ranjang, memandangi Yun Ruona yang tertidur.
Namun dalam sekejap, bayangan itu menghilang, menyatu kembali dengan boneka.
>【Koneksi aktif. Identifikasi energi awal: berhasil.】
>【Nama subjek pendamping sementara: Xiao Ming.】
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan paginya, tanggal 17 bulan 6 tahun 475, Yun Ruona bangun lebih awal dari biasanya. Cahaya mentari awal musim panas menembus tirai bambu, menari di lantai kamar.
Ia menguap kecil, lalu menatap bonekanya yang tergeletak di samping.
“Pagi, Xiao Ming,” sapanya sambil mengelus kepala boneka itu. “Kau tidak berubah jadi monster, kan?”
>【Analisis: tidak ada perubahan bentuk.】
Ia terkekeh. “Bagus. Kalau begitu, ayo kita cari tahu cara hidup lebih baik hari ini.”
"Beberapa waktu lalu aku baru saja membuat cetak biru boneka beruang yang belum ada di dunia ini. Eh, dalam beberapa waktu kemudian sudah beredar di pasaran dengan nama Madam Chen sebagai pemilik bisnis boneka beruang itu. Yang tahu cetak biru itu hanya orang-orang kediaman Yun, dan itupun tidak semua orang tahu."
Yun Ruona terdiam sejenak untuk bangun dari posisi rebahan ke posisi duduknya.
"Tapi nggak mungkin itu pelayan. Mereka nggak punya nyali sebesar itu. Kemungkinan besar, sih, Niangqin. Tapi buat apa? Kita, 'kan, nggak kekurangan uang?"
Yun Ruona memainkan jemarinya ketika sedang berpikir keras.
"Boneka juga bukan barang yang sangat dibutuhkan banyak orang untuk mengatasi permasalahan sosial, politik, dan ekonomi."
Yun Ruona merasa gelisah sehingga mengubah posisi duduk dan mencari spot ternyaman untuk berbicara dengan Xiao Ming.
"Boneka itu hanya memuaskan keinginan para gadis dan wanita yang haus akan kelembutan dan kenyamanan. Tapi kok bisa sepopuler itu bahkan ada yang sampai pre-order. Bukankah sekarang zamannya, tuh, fokus memperbaiki kondisi pangan, ya"
>【Analisis konteks sosial: sebagian benar. Namun, data emosi manusia menunjukkan bahwa kebutuhan kenyamanan tidak pernah hilang, bahkan dalam krisis.】
Yun Ruona menatap bonekanya lama. “Kenyamanan … ya, mungkin juga.”
Ia mengangkat Xiao Ming ke pangkuannya, menatap wajah polos dari kain itu.
“Kalau dilihat dari sisi itu, boneka bisa jadi tempat pelarian bagi orang-orang yang merasa kehilangan rasa aman. Tapi … tetap aneh. Apa mungkin mereka menyukai sesuatu yang punya jejak energi kehidupan?”
>【Hipotesis diterima. Objek ciptaan dengan muatan emosional tinggi menarik respons sosial lebih kuat.】
“Jadi maksudmu,” ia memiringkan kepala, “karena aku bikin boneka ini dengan perasaan, orang lain ikut merasakannya?”
>【Kemungkinan: 73%. Energi emosional bersifat resonan.】
“Resonan, ya …” Ruona bergumam. “Kau tahu, kalau di dunia asalku, ini semacam teori getaran. Frekuensi emosi seseorang bisa menular ke benda, dan benda itu menularkan perasaan yang sama ke orang lain.”
> 【Kecocokan teori: tinggi. Sistem mengonfirmasi kesamaan prinsip dengan konsep ‘energi hidup’ dunia ini.】
Ia terkekeh kecil. “Berarti tanpa sadar aku bikin boneka pembawa energi positif, dong.”
>【Analisis: ya. Namun sumber energi tidak stabil. Butuh keseimbangan antara niat dan beban perasaan pembuatnya.】
“Niat dan beban …” gumam Yun Ruona. “Apa itu artinya kalau seseorang membuat boneka dengan perasaan sedih, bonekanya bisa membawa kesedihan juga?”
>【Benar. Objek yang dibuat dengan energi negatif dapat menyerap dan memantulkan emosi serupa.】
Yun Ruona memejamkan mata sesaat, lalu tersenyum samar.
“Untung saja aku tidak sedang sedih waktu itu.”
>【Catatan emosi: ringan, lega. Sinkronisasi meningkat 28%.】
Tiba-tiba Yun Ruona menoleh ke arah jendela, menatap daun bambu yang bergoyang diterpa angin pagi. “Sistem, aku jadi penasaran. Kalau suatu hari aku berhenti menciptakan hal baru … apakah aku masih bisa disebut hidup?”
>【Definisi ‘hidup’ bergantung pada keberlanjutan hubungan dan niat untuk mencipta. Jika keduanya berhenti, indikator hidup melemah.】
“Hm …” Ia menatap kosong ke depan, seolah memikirkan sesuatu yang jauh di luar jangkauan anak-anak. “Kalau begitu, jangan biarkan aku berhenti mencipta, ya?”
>【Perintah diterima. Sistem akan mengingatkan subjek utama jika tanda-tanda kehilangan arah terdeteksi.】
Yun Ruona tertawa kecil. “Lucu juga. Aku punya asisten pribadi tapi bentuknya boneka.”
>【Koreksi: sistem pendamping, bukan boneka.】
“Ya ya, pendampingku yang sok tahu,” godanya sambil menepuk kepala boneka itu.
>【Analisis suara: hangat. Data disimpan.】
Tepat saat itu, terdengar ketukan lembut di pintu.
Suara langkah ringan mendekat, lalu pelayan masuk sambil membawa baskom air wajah dan handuk bersih.
“Nona Muda sudah bangun rupanya,” katanya sambil menunduk sopan.
Ia menaruh baskom di meja kecil dan menatap heran — Yun Ruona tampak begitu serius berbicara dengan bonekanya.
Pelayan itu menahan senyum. “Nona Muda sedang berbicara dengan siapa?”
Yun Ruona menoleh cepat, tersenyum lembut. “Dengan temanku, Xiao Ming,” jawabnya singkat, dengan nada yang seolah menjelaskan sesuatu yang sangat masuk akal.
Pelayan itu saling pandang dengan temannya, lalu berbisik lirih, “Sepertinya Nona muda punya dunia kecilnya sendiri.”
Lalu pelayan lainnya menimbali dengan terkekeh pelan. “Ah! Selamat pagi juga untuk Tuan Kecil Xiao Ming, ya?” katanya menggoda.
Yun Ruona memandangi bonekanya, lalu berbisik kecil — nyaris tak terdengar.
“Lihat, sekarang kau punya gelar, Tuan Kecil Xiao Ming.”
>【Status sosial tidak relevan. Namun respons emosional: positif.】
Yun Ruona menahan tawa. “Kau tidak perlu terlalu serius menanggapi semuanya.”
>【Catatan: tingkat tawa 67%. Indikator hidup meningkat.】
Ia menghela napas, mengambil handuk kecil, dan menatap bonekanya sekali lagi.
“Ayo, Xiao Ming. Hari ini kita akan belajar apa arti hidup lewat tindakan kecil.”
>【Perintah diterima. Sinkronisasi tahap dua: 29%.】
Cahaya kecil muncul sebentar di kalung batu itu — hangat, seperti persetujuan.
Dan pagi itu pun dimulai — bukan dengan doa, bukan dengan nyanyian burung,
melainkan dengan percakapan antara manusia kecil dan sistem tak bernyawa yang perlahan belajar memahami apa artinya “hidup”.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Siang menjelang sore.
Yun Ruona mengikuti ibunya, Su Yulan, ke kebun belakang untuk melihat bunga yang sedang mekar. Beberapa pelayan mengikuti sambil membawa keranjang anyaman.
“Lihat, Niangqin,” katanya sambil menunjuk sekuntum bunga ungu. “Bunganya seperti menatap langit.”
Su Yulan tersenyum. “Itu bunga Ziwei 紫薇 (zǐ wēi), sayang. Katanya, jika seseorang menatapnya sambil berdoa, doa itu akan dibawa angin.”
“Boleh aku coba?”
“Tentu.”
"Asik! Makasih Niangqin!"
Su Yulan hanya membalas dengan senyuman. Karena jika dibalas dengan kata-kata, percuma saja. Tidak akan Yun Ruona dengar. Dia sudah berlari duluan menghampiri bunga itu tanpa memedulikan orang disekitarnya. Dan Su Yulan sudah terbiasa akan hal itu.
Yun Ruona menutup mata, menangkup tangannya, lalu berbisik sangat pelan — terlalu pelan untuk didengar siapa pun.
“Aku ingin mengerti... mengapa aku hidup lagi. Di dunia baru. Dengan identitas baru. Tanpa melupakan hal-hal dari kehidupan sebelumnya sekecil apapun itu.”
✨ Bersambung ✨
Tentang reinkarnasi jadi bayi, trus tetiba ada sistem. Tapi sistemnya bukan membantu si FL punya kehidupan lebih baik. Lebih ke sistem yang menghubungkan perasaan atau ikatan hubungan gitu. Ini sistem yang baru sih.
Dari judulnya Panduan Tokoh Numpang Lewat. sempet di sebutkan bentar di bab 1 & 4 tentang novel dan ingatan FL. Tapi masih belum di temukan. Ini sangat pas, berarti tokoh numpang lewat itu beneran lewat aja di buku tanpa ada yang kenal dan sadar akan keberadaannya.
Sepertinya dari 24 bab ini masih pembuka cerita. belum masuk ke intinya. Mungkin semakin ke tengah, akan semakin terbuka alur-alur tersembunyi lainnya.
Good job Author. Aku suka gaya pikirmu. Lanjutkan! aku dukung .... /Joyful//Determined//Applaud//Rose//Heart//Good/
bikin nagih deh. ditunggu bab berikutnya, ya!
/Good/
dengan berkat dukungan dan cinta kalian, aku bisa tetap ada di sini dan tetap melanjutkan kisah ini, meski gak mudah.
makasih semuanya! love U All ....
/Rose//Heart//Pray/
Kutunggu dewasamu, Nana!
alurnya mulus bgt. gak kerasa kepaksa alurnya, kayak lagi naik rollercoaster!
pokok sukak bgt!!!!
semangat mamathor!
/Drool//Angry//Determined/