NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Sang Duda

Ibu Susu Bayi Sang Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Ibu Pengganti / Pengasuh / Menikah Karena Anak
Popularitas:39.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Hari yang seharusnya menjadi momen terindah bagi Hanum berubah menjadi mimpi buruk. Tepat menjelang persalinan, ia memergoki perselingkuhan suaminya. Pertengkaran berujung tragedi, bayinya tak terselamatkan, dan Hanum diceraikan dengan kejam. Dalam luka yang dalam, Hanum diminta menjadi ibu susu bagi bayi seorang duda, Abraham Biantara yaitu pria matang yang baru kehilangan istri saat melahirkan. Dua jiwa yang sama-sama terluka dipertemukan oleh takdir dan tangis seorang bayi. Bahkan, keduanya dipaksa menikah demi seorang bayi.

Mampukah Hanum menemukan kembali arti hidup dan cinta di balik peran barunya sebagai ibu susu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01. Pengkhianatan

Malam itu, Hanum baru saja kembali dari rumah mertuanya. Hanum melihat rumah yang begitu sepi tetapi melihat ada mobil sang suami di luar, itu artinya Galih telah pulang. Hanum berjalan menuju lantai dua di mana kamarnya berada, Hanum membuka pintu kamar dengan langkah berat. Perutnya yang sudah sembilan bulan membuat tubuhnya goyah, tapi hatinya jauh lebih goyah lagi saat mendengar suara-suara dari balik pintu. Tawa renyah seorang perempuan barengan dengan bisikan mesra seorang pria.

Deg.

Jantungnya berdetak kencang, tangannya bergetar ketika mendorong daun pintu. Dan dunia seolah runtuh di hadapannya. Galih suaminya, ayah dari anak dalam kandungannya, sedang berbaring bersama seorang wanita di ranjang pernikahan mereka. Rambut panjang, riasan tebal, dan tawa penuh kemenangan itu sangat Hanum kenal. Perempuan itu adalah Lilis Karlina, mantan pacar Galih saat duduk di bangku SMA.

Hanum membeku, tubuhnya seakan lumpuh, dadanya sesak. “Galih…?” suaranya parau, penuh ketidakpercayaan.

Galih hanya mendengus, tak tampak panik atau menyesal. Dia malah duduk santai, menyampirkan lengannya di bahu Lilis. “Kenapa? Kamu udah lihat sendiri, kan? Nggak ada yang perlu dijelasin lagi.”

“Galih! Kamu sadar nggak aku ini istrimu? Ibu dari anakmu?!” Hanum meraung, air matanya langsung pecah. Lilis terkekeh, menatapnya dengan pandangan merendahkan.

“Istrimu? Ah, Hanum. Jangan naif ... Galih nggak pernah cinta sama kamu. Kalian menikah karena paksaan wasiat orang tuanya, bukan karena hati. Galih milikku sejak dulu, dan sekarang aku datang untuk mengambil kembali yang seharusnya jadi punyaku.”

“Diam, kamu Lilis!” Hanum melangkah maju, tubuhnya gemetar. “Kamu nggak punya hak merebut suamiku!”

Namun Galih justru berdiri, menahan bahu Hanum kasar agar tidak mendekati Lilis. “Cukup, Hanum! Aku muak hidup sama kamu. Dari awal aku nggak pernah mau menikah sama kamu. Semua karena wasiat orang tuamu! Kamu pikir aku bahagia?”

Hanum menatap suaminya dengan mata membelalak, seolah seluruh udara di paru-parunya menghilang. “Galih…” suaranya patah. Dia mencoba berbalik pergi, ingin keluar dari kamar itu sebelum tubuhnya roboh oleh luka batin yang terlalu dalam. Namun Lilis dengan cepat meraih lengannya, mencegahnya.

“Mau kabur ke mana, hah? Kau bahkan nggak bisa melindungi suamimu dari aku!”

“Lepaskan aku, Lilis!” Hanum berteriak, mencoba melepaskan genggamannya.

Dalam sekejap, Lilis mendorongnya kuat. Hanum kehilangan keseimbangan. Tubuhnya yang hamil besar terhuyung, jatuh menghantam pembatas lantai atas dan lalu tubuhnya terlempar ke bawah.

Dugh!

Jeritan Hanum mengguncang rumah.

"Aagrh!"

Darah langsung mengalir deras di antara kedua kakinya. Tubuhnya menggeliat, kedua tangannya mencoba melindungi perutnya.

“Anak … anakku … tolong…” suaranya nyaris tak terdengar. Galih hanya berdiri di atas tangga, menatap tubuh istrinya yang berlumuran darah. Wajahnya datar, tanpa secuil pun rasa bersalah. Lilis tersenyum puas, lalu menoleh pada Galih.

“Lihat? Selesai sudah masalahmu. Kalau bayi itu mati, kamu bebas. Kamu bisa menikah denganku tanpa beban.”

Galih mendengus, lalu menuruni tangga dengan langkah santai. Dia berdiri di samping tubuh Hanum yang merintih kesakitan, menatapnya dengan pandangan penuh jijik.

“Kamu dengar, Hanum?” suaranya dingin. “Kalau bayi itu mati … aku bebas dari kamu. Dan jujur saja, aku berharap memang begitu.”

Air mata Hanum jatuh deras, memandangi wajah suaminya yang dulu ia cintai setengah mati. “Galih … kamu … tega…”

Namun Galih hanya berpaling, menggenggam tangan Lilis. “Ayo, Lilis kita pergi dari sini. Biar orang lain yang urus dia.”

"Galih! Jangan pergi! Ku mohon..." Hanum menjerit lagi, darah terus membanjiri lantai marmer. Tapi suara langkah kaki Galih dan Lilis yang menjauh lebih menusuk hatinya daripada rasa sakit di tubuhnya.

Air mata menetes dari sudut matanya, bukan hanya karena sakit fisik, tapi juga karena hatinya hancur berkeping. Suaminya, pria yang ia cintai, lebih memilih membela perempuan lain yang telah merenggut rumah tangganya. Dengan sisa tenaga, Hanum mencoba menggerakkan tangannya, meraih sesuatu agar bisa bangkit. Namun tubuhnya terlalu lemah. Ia merangkak pelan, meninggalkan bercak darah di lantai marmer rumah itu.

"Galih…" suaranya nyaris tak terdengar, lirih memanggil. Namun lelaki itu hanya menoleh sebentar dengan wajah dingin.

"Sudahlah, Hanum ... jangan drama. Kamu yang memulai semua ini."

Kalimat itu menusuk lebih dalam daripada luka di tubuhnya. Hanum menggigit bibirnya, menahan isak. Ia terus merangkak menuju pintu. Setiap sentuhan marmer terasa seperti duri yang menusuk kulitnya. Saat tubuhnya hampir melewati ambang pintu, sebuah suara mengejutkan terdengar.

"Astaghfirullah, Bu Hanum!" seruan panik datang dari arah pagar. Seorang tetangga, Ibu Marni, melihat jelas bagaimana Hanum merangkak dengan kondisi mengenaskan. Tanpa pikir panjang, wanita itu berlari menghampiri, menunduk, lalu berteriak meminta pertolongan orang-orang di sekitar.

"Cepat! Tolong angkat Bu Hanum! Dia pendarahan!"

Beberapa warga yang mendengar segera berdatangan. Mereka terkejut melihat Hanum dalam keadaan sekarat, sementara mereka baru saja melihat mobil Galih yang meninggalkan rumah pada malam itu.

Hanum hanya bisa memejamkan mata, tubuhnya diangkat oleh warga, dibawa tergesa menuju mobil tetangga yang siap melarikannya ke rumah sakit. Dalam benaknya, ia hanya sempat berbisik dalam hati, 'Tuhan … jika memang Engkau masih beri aku hidup, jangan biarkan anakku terlahir dalam rumah yang penuh pengkhianatan ini…'

1
Lusi Hariyani
jgn sampe ada jebak menjebak kak othor emang siapa rania itu mantan bukan kluarga bukan bikin ulah trs
Fitria Syafei
Kk cantik kereeen 🥰🥰 terima kasih 😘
Kar Genjreng
cinta di tolak mbh dukun bertindak lampir
Rokhyati Mamih
Bian jangan lupa bawa istri mu yah ?
Hanum.bisa loh nakhlukin ranio
Ddek Aish
karna Julio ngeyel ngarap keuntungan yang besar akhirnya Abraham terima proyek ini dengan si pelakor berabe kan jadinya sekarang
Teh Euis Tea
awas bian waspada jgn ssmpe kena jebajan betmen😁
Ucio
Rania As Mak lampir mulai beraksi
waspada Abraham
IbuNa RaKean
ulet Keket😡😡
Lisa
Ciee Hanum & Abraham udh mulai mesra nih 😊😊 bahagia selalu y utk kalian bertiga..
Asri Yunianti
jangan ada peristiwa jebakan² ya kak🤭
Ani Basiati: lanjut thor
total 2 replies
IbuNa RaKean
aaahhhhh so sweet🥰🥰
Mbak Noer
bagus ceritanya seru
Lusi Hariyani
pasangan ini bikin gemes aja dech
Fitria Syafei
Kk cantik kereeen 🥰🥰 terima kasih 😘
Kar Genjreng
tersenyumlah Abraham agar dunia semaksimal n damai,,,wajah kaku kulkas lima pintu,,,mulai banyak senyum di hadapan hanum ❤️❤️lope lope sekebon mangga 😁😁
ken darsihk
Sadar kan kamu Bian , Hanum istri mu pantas di bangga kan
Istri mu nggak kaleng2 Biiii 👏👏👏
ken darsihk
Lanjuttt ❤❤❤
ken darsihk
Akhir nya es itu mencair juga 👏👏👏
Kar Genjreng
Qu kirim vote Yo Ben tambah semangat Mas menggarap Hanum 🤩❤️
Lisa
Seneng banget bacanya akhirnya Abraham benar² merubah sikapnya dan lebih menghargai Hanum apalagi Hanum mempunyai bakat design..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!