NovelToon NovelToon
DIVINE SIN

DIVINE SIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dark Romance
Popularitas:613
Nilai: 5
Nama Author: Ellalee

''Di balik malam yang sunyi, sesuatu yang lama tertidur mulai bergerak. Bisikan tak dikenal menembus dinding-dinding sepi,meninggalkan rasa dingin yang merayap.ada yang menatap di balik matanya, sebuah suara yang bukan sepenuhnya miliknya. Cahaya pun tampak retak,dan bayangan-bayangan menari di sudut yang tak terlihat.Dunia terasa salah, namun siapa yang mengintai dari kegelapan itu,hanya waktu yang mengungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ANGIN YANG MEMBAWA RAHASIA

" Malam itu menempel di kulit Haeun seperti kabut dingin. Matanya terbuka di tengah sunyi, kamar yang gelap hanya diterangi sehelai cahaya tipis dari bulan yang menyelinap di balik tirai. Napasnya bergetar samar, tapi bukan karena dingin,ada sesuatu yang asing, sesuatu yang berbisik di udara.

Dari arah barat terdengar suara halus, nyaris tak terdengar, seperti desahan angin yang menyusup lewat celah dinding. Haeun menegang, teringat kata-kata Jae-hyun: “Jangan pernah buka pintu barat… rumah ini berbicara dengan angin.” Namun bisikan itu terus menghantui, bergentayangan di kepalanya, membelai pikirannya dengan rahasia yang tak ia pahami.

Angin malam membawa aroma kayu tua dan tanah basah, wangi yang asing tapi memikat, seperti memanggilnya, menuntunnya pada sesuatu yang tersembunyi. Bayangan di pojok kamar tampak bergerak perlahan, menunggu, menatap, seolah rumah itu hidup, menyimpan cerita yang tak berani diucapkan manusia.

Haeun menahan napasnya. Pintu barat berdiri diam, dingin, menantang. Ada sesuatu di baliknya, sesuatu yang menahan dan menilai, seperti menunggu gadis polos ini mengerti.

“Tidak… tidak ada apa-apa,” gumamnya, tapi suaranya nyaris hilang di antara desiran angin. Malam ini, kegelapan bukan sekadar gelap. Malam ini, rumah itu bernapas, dan rahasianya menatap Haeun dari balik pintu yang seharusnya tak pernah disentuh.

"Haeun melangkah perlahan ke luar kamar, kakinya berdesir di lantai kayu yang berderit tipis. Cahaya bulan menyelinap melalui jendela, menyorot bayangan panjangnya yang gemetar, namun langkahnya tetap maju, tertarik oleh bisikan halus dari arah pintu barat.

Tiba-tiba, suara rendah dan dingin memecah kesunyian. “Jangan… mendekat ke sana.”

Haeun terhenti, dadanya berdegup kencang. Suara itu tidak datang dari angin, tidak dari bayangan di dinding,suara itu dekat, menembus kesadaran, dan sekaligus menyelimuti seluruh tubuhnya dengan rasa dingin yang menusuk.

Dia menoleh perlahan, dan di situ berdiri Jae-hyun. Tubuhnya kaku, matanya menatap pintu barat, tapi aura yang keluar dari dirinya seakan merasuki seluruh ruang. Kata-katanya tidak banyak, tapi setiap suku katanya berat, dingin, dan misterius.

“Langkahmu… salah arah,” bisiknya, nyaris seperti desah angin yang menahan malam. “Ada yang menunggu di sana… sesuatu yang tidak seharusnya kamu lihat.”

Haeun hanya mampu menelan ludah. Napasnya tercekat, tetapi rasa penasaran dan ketakutan bersaing di dadanya. Dia ingin bertanya, tapi kata-kata tidak bisa keluar. Hanya ada sunyi, bayangan, dan Jae-hyun yang tetap diam, menahan rahasia gelap yang melingkupi rumah itu.

Jae-hyun menggenggam pergelangan Haeun dengan lembut, tapi tegas. Tubuhnya dingin, namun tidak menyakiti. “Ikuti aku,” katanya singkat. Tanpa sempat Haeun menolak, mereka melangkah keluar dari lorong gelap rumah itu, melewati halaman yang diterangi sinar bulan, hingga akhirnya mereka sampai di tangga yang menuju atap.

Begitu Haeun duduk di sampingnya, Jae-hyun memandang langit malam yang dipenuhi bintang. Suasana tenang, tapi rasa dingin dari malam tetap menyelimuti mereka, seolah bintang-bintang itu sendiri menatap mereka dengan mata rahasia.

Haeun menunduk, masih merasakan ketegangan di dadanya. Ia tidak tahu harus bicara apa. Hanya suara angin yang menemani kesunyian mereka.

Jae-hyun menatapnya, matanya begitu dalam, seakan menembus pikiran Haeun. “Haeun,” katanya pelan, tapi setiap suku katanya berat, misterius. “Sejak kapan… bisikan itu mengikuti langkahmu? Dan kenapa… dunia ini tampak menahanmu dari terang?”

Haeun terkejut, napasnya tertahan. Bagaimana mungkin dia tahu? Rasanya seperti Jae-hyun bisa melihat sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang bahkan Ha-eun sendiri belum sepenuhnya mengerti.

"Haeun menarik napas panjang, suara angin malam menyapu rambutnya, dingin tapi menenangkan. Ia menatap langit yang dipenuhi bintang, dan pelan-pelan mulai berbicara, suaranya lirih, hampir tersapu angin.

“Sejak… sejak ayahku meninggal,” ucapnya, suaranya bergetar sedikit. “Dua tahun yang lalu… semuanya berubah. Eomma… aku merasa dia… berbeda. Aku jadi takut pada dunia… takut pada orang-orang… takut bicara pada siapa pun. Aku hanya… menyendiri.”

Matanya menatap kosong ke arah bintang, namun ada secercah cahaya yang memantul, seolah bintang-bintang itu ikut mendengarkan kesedihannya. “Aku… hanya ingin… merasa aman,” tambahnya, suaranya hampir seperti bisikan, seakan takut terdengar terlalu lantang di malam yang sunyi itu.

Jae-hyun menunduk, menatapnya dengan tatapan yang dingin, tapi penuh pengertian. Tidak ada kata-kata panjang darinya,cukup keheningan yang seakan mengerti rasa takut Haeun, dan hangatnya kehadiran yang membuat Haeun sedikit lega.

Malam itu terasa ganda; suram tapi menenangkan, sepi tapi penuh rahasia. Angin membawa aroma malam yang dingin, suara pepohonan bergesekan seperti bisikan yang mengintai, namun di sisi itu, ada rasa aman yang tak dijelaskan, yang hanya bisa dirasakan Haeun saat duduk di samping Jae-hyun, di atap rumah, di bawah langit yang luas dan bintang-bintang yang misterius.

Haeun menunduk, menarik lututnya ke dada, dan untuk pertama kalinya sejak lama, dia merasa… sedikit tenang.

"Haeun menatap Jae-hyun dari samping, matanya memantulkan cahaya bintang yang redup. Suaranya lirih, sedikit ragu, namun penuh rasa ingin tahu.

“Kenapa… kenapa kau mau membantuku?” gumam Haeun, suaranya nyaris hilang ditelan angin malam. “Dan… bagaimana kau tahu… bahwa ada sesuatu yang… aneh, mengikuti aku?”

Jae-hyun menunduk, menatap ke arah gelap di bawah mereka. Sejenak keheningan menyelimuti, hanya suara angin dan gemerisik dedaunan yang terdengar. Ia tidak menjawab langsung, hanya menghela napas dingin yang membuat udara malam semakin menusuk.

“Kadang… hal-hal yang ingin tersembunyi, terlihat oleh mata yang tak biasa,” jawabnya akhirnya, suaranya pelan, dingin, tapi terasa berat dan dalam. “Aku… bisa merasakannya. Sejak kau melangkah di tempat ini, sesuatu selalu mengikuti… menempel pada bayanganmu.”

Haeun menelan ludah, jantungnya berdebar. Kata-kata Jae-hyun terdengar misterius, seakan menyingkap rahasia yang bahkan ia sendiri tidak mengerti. Tapi di balik ketegangan itu, ada rasa aman yang aneh, hangat, karena Jae-hyun berada di sampingnya, menjaga tanpa banyak bicara.

Dia menarik napas, menunduk, membiarkan malam yang gelap dan bintang yang diam itu menjadi saksi atas rahasia yang baru terungkap. Suasana terasa seram, namun menenangkan,seolah dunia luar tidak ada,

hanya ada mereka berdua, dan malam yang penuh misteri.

"Jae-hyun menoleh ke arah Haeun, tatapannya dingin namun dalam, seakan menembus lapisan rahasia yang tersembunyi dalam diri Haeun. Suasana malam di atap itu hening, hanya suara angin dan bisikan pepohonan yang menemaninya.

“Kenapa… kau memilih pindah ke kota kecil ini?” suaranya pelan, berat, penuh pertanyaan yang bukan sekadar ingin tahu. “Seoul… kota itu impian semua orang. Tapi kau… kau malah memilih kesunyian di tempat yang sepi ini. Mengapa?”

Haeun menunduk, membiarkan angin malam menyapu rambutnya, membelai pipi yang memerah karena malu sekaligus takut. Kata-kata itu menembus hatinya, dan untuk sesaat, ia merasa seolah malam ini bukan hanya hening, tapi juga menunggu jawaban dari hatinya sendiri.

“Di Seoul… aku… tidak pernah merasa aman,” jawabnya akhirnya, lirih, hampir seperti bisikan. “Setiap langkah… selalu diikuti… selalu takut. Aku lelah… dan aku hanya ingin… hilang sejenak dari dunia itu.”

Jae-hyun diam, tatapannya tetap menekuk jauh ke arah Haeun, tidak banyak bicara, namun ada sesuatu yang tersirat di matanya,pengertian, kekhawatiran, dan misteri yang sulit diungkapkan.

Malam itu terasa semakin tegang, namun puitis. Suasana gelap menyelimuti mereka, bintang-bintang berkelip di atas kepala, seolah mendengar rahasia Haeun. Dan Haeun, untuk pertama kalinya, merasa ada seseorang yang benar-benar memahami ketakutannya,tanpa menghakimi, tanpa bertanya terlalu banyak, hanya ada diam dan malam yang misterius menemaninya.

"“Bintang-bintang diam, angin berbisik, dan kota sepi menyimpan janji yang menakutkan.

Beberapa rahasia terlalu gelap untuk diungkap, namun tetap menyeret jiwa yang tak bersalah ke dalamnya.”

1
Ngực lép
Bikin klepek-klepek!
Zhunia Angel
Gemes deh!
Kakashi Hatake
Bagus banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!