"Pernikahan adalah aliansi bisnis yang dingin. Tapi, apa jadinya jika salah satu pihak ternyata membawa bibit kekacauan dan, yah, bidikan yang tepat sasaran?"
Baby Lily (20 tahun) dinikahi oleh Robert Lewandowski (30 tahun), seorang CEO beku yang tak punya waktu untuk emosi, apalagi cinta. Pernikahan mereka murni aliansi keluarga dan bagi Robert, Lily adalah gadis kecil yang tentunya bisa dia bodohi .
Sayangnya, Robert tidak tahu bahwa ia menikahi gadis yang memiliki kecenderungan nakal, imajinasi liar, dan keyakinan kuat bahwa ia adalah seorang "pembidik Cinta yang handal".
Merasa frustrasi dengan sikap dingin suaminya, Lily memutuskan untuk mengubah permainan. Ia tidak akan pasrah pada pernikahan tanpa hati.
Yuk baca☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 Terserah kamu
Roy mengendarai mobil benar-benar menuju ke lokasi yang Lily inginkan dan begitu sampai disana kedua pria dewasa itu hanya bisa terdiam menatap indahnya restoran dihadapan mereka.
" Ayo masuk Om " ajak Lily .
" Roy tunggu disini " ucap Robert.
" Kak Roy ayo ikut aja , kita makan didalam " Lily juga mengajak Roy juga .
" Apa? kamu memanggil dia kakak sementara aku Om ?" ucap Robert terdengar tidak terima.
" Terus salahnya dimana , nggak mungkin aku panggil kak Roy Suamiku " kata Lily dengan senyum menggoda.
" Ya , maksud aku, biasanya kamu juga , memanggil dia Om " ucap Robert gelagapan.
" Nggak deh, Kak Roy terlalu muda untuk di panggil Om " pendapat Lily membuat Roy tersenyum.
" Ohhhh, jadi kamu pikir aku yang terlalu tua sehingga kamu panggil Om " ucap Robert dengan sangat kesal .
" Iya, Om dari ponakan -ponakan aku " senyum genit Lily mengedipkan mata dengan centil lalu berlari masuk kedalam restoran.
" Gadis sialan " salting Robert buang muka .
..........
" Mau pesan apa?" tanya Lily pada Robert dan Roy yang duduk bersamanya .
" Terserah kamu saja " ucap Robert masih menatap kesekitar.
" Yaudah , kak pesanan nya terserah " kata Lily mengembalikan buku menu yang dipegang nya pada waiters hingga Roy, bodyguard dan beberapa waiters itu menahan tawa mendengar nya .
Robert mengambil buku menu itu memesan makanan dan minuman untuk mereka bertiga sambil menahan emosi .
" Kak Roy foto kan aku sama Om Robert" kata Lily memberikan ponsel nya.
Lily duduk mendekat dan memeluk sebelah lengan Robert lalu berpose " Ihhhh , Om senyum napa " bete Lily melihat Robert yang memasang ekspresi emot batu .
" Aku tidak ingin berfoto " ketus Robert.
" Ihhhh, sombong amat " kesal Lily berdiri dan menghampiri pria berjas hitam yang sepertinya manajer restoran ini.
Lily menyuruh bodyguard Robert untuk mengambilkan fotonya bersama manajer itu tapi baru juga mereka berpose Robert sudah mengambil ponsel Lily .
" Ihhhh, balikin " kata Lily mengejar Robert yang kembali duduk setelah memasukkan ponsel Lily kedalam saku jas nya .
" Kamu mau makan atau tidak? Jika ingin berfoto dengan pria itu aku akan balik kekantor sekarang juga " tegas Robert.
" Yaudah, yaudah kita makan Om jangan marah " kata Lily duduk di sebelah Robert dan makan dengan tenang .
Robert dan Roy makan dengan tenang , perlahan menikmati suasana ketika mereka mulai keluar dari kesibukan mereka.
" Kak Roy selama kerja udah punya apa aja?" tanya Lily dengan excited.
" Tidak banyak yang aku punya tapi setidaknya selama bekerja aku bisa membeli barang-barang yang aku inginkan" jawab Roy
" Yang paling penting aku bisa membiayai kedua orang tua dan adikku di kampung itu sudah lebih dari cukup " sambung Roy .
" Adik kak Roy cewek apa cowok?" tanya Lily lagi meminum jus nya .
" Cowok , dia seumuran Nona Lily " kata Roy .
" Wahhhh, pas banget bolehlah kenalin biar aku,"
" Biar apa?" suara besar Robert mengangetkan Lily dan Roy .
" Ya , biar, biar, Ehhhhh nggak jadi Kak, ada yang marah " suara kecil Lily rada berbisik jahil diakhir kalimat pada Roy namun masih bisa didengar Robert.
" Kalian berdua diam , makan saja dengan tenang nanti mengobrol lagi " ucap Robert yang diangguki mereka berdua .
...........
Selesai makan Lily ikut keperusahaan bersama Robert dan entah mengapa Robert membawa Lily hari ini .
Ini adalah kali pertama Lily datang keperusahaan ini sejak menikah dengan Robert.
" Wahhhh, ternyata Om emang kaya pake banget " kata Lily begitu melihat besarnya perusahaan pribadi milik Robert.
" Ayo " ucap Robert mengajak Lily masuk keperusahaan nya dan disepanjang perusahaan Lily hanya tersenyum melihat karyawan dan staf perusahaan Robert yang benar-benar sexi wanita-wanita nya .
" Mata Om katarak ya ?" pertanyaan Lily begitu mereka berada didalam lift walaupun masih bersama Roy dan beberapa bodyguard penjaga .
" Apa?" ucap Robert menyipitkan matanya menatap Lily yang mempertanyakan hal itu .
" Bisa-bisanya Om cuma kerja seharian tanpa memperhatikan keindahan sekitar " ucap Lily yang dari melihat cara Robert bersikap pada karyawan nya , dia bukanlah pria gila wanita atau mudah tergiur seperti pria pada umumnya.
" Keindahan itu relatif " jawab Robert.
" Bukan gedung nya yang indah Om, tapi orang-orang didalam nya masa cewek udah pakai rok segini masih aja nggak om lirik " ucap Lily to the poin mengangkat rok selutut lebih keatas meniru gaya rok wanita-wanita karir yang dia lihat .
" Hehhhh" Robert menampar tangan Lily yang mengangkat rok nya keatas padahal bukan mereka berdua saja di lift.
Lily bisa merasakan kalau rata-rata para wanita yang bekerja di perusahaan ini berusaha menarik perhatian Robert namun karena melihat dia sama sekali tidak tertarik Lily jadi mempertanyakan kenormalan Robert sebagai laki-laki.
" Ikut aku" ucap Robert memegang tangan Lily dan membawanya masuk kedalam ruangan .
" Lily dengar baik-baik, aku tidak suka kamu menanyakan hal-hal seperti itu padaku karena,"
" Kenapa Om nggak normal " kata Lily to the poin karena mendapati Robert yang malah marah ketika Lily menanyakan hal intim.
" Mulut ini " Robert menarik bibir Lily yang bicara asal itu .
" Sekali lagi kamu bilang aku nggak normal , bakal aku buat kamu hamil dalam sehari bercinta " ketus Robert duduk di kursinya.
" Ya tapi kenapa Om nggak,"
" Karena mereka bukan tipe aku " jawab Robert memotong ucapan Lily .
" Terus tipe Om yang kayak gimana?" pertanyaan Lily .
" Apa aku tipe Om ?" tanya Lily lagi .
" Menurut kamu ?" bukannya menjawab Robert malah menanyakan balik pada Lily sambil mengangkat sebelah alisnya.
" Ihhhh, mana lah aku tau " kata Lily buang muka , merasa dirinya juga bukan tipe Robert.
" Sudah , duduk lah aku mau bekerja dan jangan mengganggu aku " tegas Robert.
" Ihhh, tau cuma didalam ruang Om begini mending aku balik kerumah dan tidur " cemberut Lily menatap Robert yang menyalakan laptop nya .
Robert membuka lacinya lalu memberikan sebuah buku pada Lily untuk dibaca agar dia tidak bosan .
" Kertas HVS ada nggak Om , aku mau gambar " kata Lily .
" Bisa kamu gambar?" pertanyaan Robert.
" Sedikit " senyum malu Lily menerima HVS yang Robert berikan lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Robert yang sedang bekerja.
1 jam kemudian.
" Ini gambar Om, aku ngantuk " kata Lily mengusap matanya yang sudah mengantuk berat .
Robert masih tertegun melihat hasil gambar Lily yang benar-benar mirip dengan Robert seolah itu adalah lukisan hidup .
" Hanya goresan pena , aku tidak percaya Lily bisa menggambar sedetail ini" Robert menatap Lily yang baru berbaring sebentar sudah langsung tertidur .
Drettt
Drettt
Robert mengeluarkan ponsel dari saku jas nya yang terus berdering." Andrew, siapa ini ?" ucap Robert .
" Hallo Darling " sapa pria itu dengan hangat begitu telfon nya dijawab .
" Siapa yang kau panggil darling" suara berat Robert menjawab telfon itu .
" Ehhhh"
surat cinta utk ayang 🤭 haha
untung robert cinta kalo ngk bakal geli tuh..lily kapan dewasa ny