Pernikahan Aulia di uji melalui suami dan keluarganya. Hidup bahagia yang dia bayangkan kini sirna sejak hadirnya orang ketiga. Bahkan anak kandungnya sendiri pun tak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayahnya. Perhatiannya hanya di tu jukan pada ponakan satu-satunya. Tanpa keluarga sang suami tau jika wanita yang seringkali mereka hina dan rendahkan, bukanlah wanita biasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meyakinkan Aulia
Aulia kembali membalikkan tubuhnya dan berhadapan langsung dengan Felix
" Apa kamu yakin mereka masih ingin menerimaku?" Tanya nya tidak yakin
" Mereka adalah keluargamu, jelas saja mereka akan menerimamu kembali. Aku mohon kembalilah. Apa kau tidak memikirkan mama mu yang sedang terbaring di rumah sakit?"
" Huhuhu.. aku sangat merindukan mamaku, Felix. Aku ingin kembali tapi aku terlalu malu untuk menunjukkan wajahku, Felix, huhuhu..." Ucap Aulia menangis tersedu-sedu
Felix segera menenangkan Aulia, dia membawanya masuk dan duduk di kursi kayu yang sudah sangat tak layak
" Tenanglah Aulia, ada aku di sini" ucapnya
" Mereka sangat jahat padaku, Felix. Selama ini aku salah, aku pikir-"
" Husssttt..! Sudahlah, aku tak ingin mendengar tentang mereka. Lebih baik kamu segera bersiap, kita akan kembali pulang hari ini juga" jawab Felix
" Lalu bagaimana keadaan mamaku sekarang? Apa dia baik-baik saja, Felix?"
" Aku juga tak tau, lebih baik kamu tanyakan saja langsung pada mas Fahri" jawab Felix segera menghubungi Fahri
Sementara di perusahaan kantor, Fahri baru saja selesai meeting untuk menggantikan pak Rasyid yang sedang menemani istrinya di rumah sakit
" Maaf pak, sedari tadi ponsel anda berdering" ucap asistennya
" Benarkah? Coba aku lihat " ucapnya meminta ponselnya
" Felix? Tumben sekali anak ini menghubungiku hingga delapan kali, apa ada masalah di sana?" Gumamnya menghubungi ulang nomor ponsel Felix
Ddrrrtt....
" Halo lix, ada apa? Tumben sekali kau menghubungiku. Apa ada masalah?" Tanyanya
" Tidak ada"
" Lalu? Apa ini masalah foto yang semalam kau kirimkan padaku? Memangnya itu foto anak siapa? Atau kau salah kirim lagi?" Tanya nya lagi
" Tolong alihkan ke panggilan video, mas. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu" pinta Felix yang sudah lebih dulu mengalihkan telponnya ke panggilan video
Meski Fahri sedikit bingung, tapi tetap saja dia menuruti ucapan Felix
" Bicaralah pada kakakmu, aku akan menunggu di luar" ucap Felix memberikan ponselnya pada Aulia
Dengan jantung yang sangat berdebar, aulia pun mengambil ponsel itu. Dia sangat gugup saat ini
" Mas..!!" Ucap Aulia mengarahkan kamera ke wajahnya
" Aulia..?? Kamu benar Aulia? Adikku?" Tanya Fahri sangat terkejut
" Iya mas, ini aku Aulia" jawab Aulia dengan deraian airmata
" Dek, kamu dimana sekarang? Gimana keadaanmu? Katakan, aku akan segera ke sana" ucap Fahri terlihat sangat tak sabar
" Mas, huhuhu... Maafkan aku, huhuhu.." ucap Aulia sambil menangis
" Dek, jangan nangis, katakan saja dimana kamu sekarang?"
" Aulia bersamaku, mas. datanglah sekarang. Tapi jangan katakan pada keluarga dulu" ucap Felix mengambil kembali ponselnya dan keluar di teras
" Bagaimana kau bertemu dengan Aulia? Dan bagaimana keadaannya? Apa dia baik baik saja, Felix?"
" Ceritanya panjang. Lebih baik mas segera kemari agar kita bisa membawa Aulia kembali pulang dan juga.... Anaknya" ucap Felix
" Aulia punya anak? Apa foto itu?-"
" Iya mas, itu foto anak Aulia" jawabnya
" Astaga,, kenapa aku tak menyadarinya? Malah mengira kau salah kirim. Ya sudah aku akan ke sana sekarang. Tolong katakan padanya untuk bersiap agar kita bisa langsung kembali" ucap Fahri mengakhiri panggilannya
********
Selama dua jam Felix menunggu kedatangan Fahri. Begitu juga dengan Aulia yang terlihat sangat gelisah
" Kamu baik-baik saja kan, Aulia?" Tanya Felix
" Aku sangat gugup, dan aku sedikit malu untuk bertemu mas Fahri. Apa dia akan menerimaku dan anakku" jawabnya menatap Kayla yang sedang bermain di samping Felix
" Anak secantik Kayla, siapa yang tidak mau? Ya, kan sayang?" Ucapnya segera menggendong Kayla ke pangkuannya
Di tempat lain, perusahaan tempat vino bekerja sedang melakukan penugasan sementara pada beberapa karyawannya, termasuk Vino
Vino terlihat sangat bahagia, lantaran penugasannya akan di alihkan ke kota tempat astrid tinggal. Menurutnya untuk bertemu dengan Astrid tidak akan sulit lagi, apalagi dia akan tinggal di rumah dinas sementara
" Bu, besok aku akan pergi. Tolong siapkan semua pakaian ku" ucapnya vino saat menghubungi ibunya
" Kamu mau pergi kemana?" Tanya ibunya
" Perusahaanku mengadakan penugasan sementara untuk beberapa karyawan, termasuk aku" jawabnya
" Itu maksudnya gimana, sih?"
" Maksudnya tuh, aku akan di tugaskan di kota lain untuk sementara, mungkin sementara aja, Bu. Dan aku sangat bersyukur karena kota yang akan aku tuju, sama dengan kota tempat tinggal Astrid, Bu" jawabnya
" Benarkah? Berarti kalian memang jodoh. Tuhan saja gak mau kalian berpisah jauh, kan?" Ucap ibunya tersenyum
" Apa kamu sudah memberitahu pada Astrid tentang ini?" Tanya ibunya
" Belum bu. Aku gak mau dia tau sekarang, biarkan saja. Nanti di sana barulah aku menghubunginya" jawabnya
" Ya sudah, terserah kamu aja. Kalo gitu ibu ke rumah kamu dulu untuk siapin baju, ya"
" Iya bu" jawabnya mengakhiri panggilannya
" Astrid, tunggu aku sayang. Kamu akan segera menjadi milikku. Tapi aku harus menyediakan sebuah hadiah terlebih dahulu, karena ini akan jadi surprise untuknya" gumam vino tersenyum
Sementara di rumah, Bu ayu bergegas keluar dan bersiap ke rumah vino
" Vit, Vita" panggil Bu ayu yang kemarin masuk ke dalam rumah
" Ada apa sih, Bu? Gak bisa lihat orang nyantai dikit" jawab Vita kesal
" Anterin ibu ke rumahnya Vino sekarang" pintanya
" Ibu mau ngapain disana? Vino kan lagi kerja, Bu?" Jawabnya
" Udah, pokoknya kamu anterin Ibu aja" pintanya
" Jawab dulu, kita mau ngapain di sana, Bu?" Tanya Vita ngotot
" Vino meminta ibu untuk menyiapkan semua pakaiannya. soalnya, besok dia akan pergi" jawabnya
" Memangnya Vino mau pergi ke mana, Bu?"
" Gak tau lah, yang jelasnya dia akan bekerja di kota yang sama dengan tempat tinggalnya Astrid" jawab Bu ayu lagi
" Benarkah? jadi Astrid sudah tahu soal ini?" Tanya Vita penasaran
" Belum. kata Vino dia gak mau ngasih tahu Astrid dulu, nanti jika dia sudah tiba di sana barulah dia menghubungi Astrid. semacam kejutan gitu, loh"
" Sok romantis sekali anak itu. tapi ya gak apa-apa sih, karena pasti astrid juga akan menyukai kejutan yang akan diberikan oleh Vino"
" Makanya sekarang anterin Ibu ke rumahnya Vino"
" Lalu, rumahnya Vino, siapa yang akan menempatinya, bu? masa dibiarin kosong kayak gitu?" Tanya Vita
" Ya gak tahu lah, nanti aja ngomong sama Vino" ucap Bu ayu segera melangkah dan menuju motor yang baru saja dibelikan oleh Vino
Tak lama mereka pun tiba di rumah vino. Rumah yang dulu sangat rapi dan bersih, kini bagaikan kapal pecah. Pakaian terbuang di mana-mana, piring kotor dan sampah menumpuk bahkan sampai mengeluarkan bau tak sedap
" Astaga... Berantakan sekali rumah ini. Vino harus segera menikahi Astrid, agar rumah ini ada yang mengurusnya" ucap Bu ayu
" Iya bu, kalo vino berhasil menikahi Astrid, kita gak usah capek-capek bersihin rumah, bu. Kita minta saja Astrid untuk membayar pembantu untuk membersihkan rumah vino sekalian rumah kita, Bu" ucap Vita
" Iya, itu ide yang bagus. Ibu juga lelah tiap hari harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Andai saja si Aulia itu masih ada, kita pasti tidak akan repot bersihin rumah ini" keluh Bu ayu
" Ibu kok malah ingat sama Aulia, sih? Aku tuh benci banget sama dia, bu" ucap Vita kesal lantaran Aulia sudah mengetahui rahasianya
" Ibu hanya bilang kok, ibu juga gak harap dia di sini. Amit-amit deh" jawab Bu ayu
" Semoga Astrid bisa jadi menantu seperti yang ibu mau" harap Bu ayu
" Dia sudah seperti yang ibu mau, kok. Udah cantik, kaya, terpelajar dan punya keluarga terhormat. Berbanding terbalik dengan mantan menantu ibu itu. Keluarga aja gak jelas, mana penampilannya gak banget, lagi" ucap Vita
" Pokoknya kalo vino sudah berhasil menikahi Astrid, ibu akan memintanya mengajak ibu untuk shopping"
" Iya bu, kita juga harus mengadakan acara resepsi besar kali mereka nantinya menikah" ucap Vita sudah membayangkan
krsel bgt