"aku...aku hamil Rayan !!" teriak frustasi seorang gadis
" bagaimana bisa laa" kaget pemuda di depannya.
Laluna putri 19 tahun gadis desa yatim piatu yang tinggal bersama neneknya sejak kecil.
Rayyan Aditya 22 tahun mahasiswa semester akhir anak orang berada asal kota.
Alvino Mahendra 30 tahun CEO perusahaan besar AM grup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rizkysonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
.
.
.
Di dalam rumah nek Lasmi yang khawatir terus memijit kaki Luna,
" sabar ya nak, sebentar lagi Bu bidan datang"
" kok bisa kamu ini sampai demam begitu, biasa nya kamu selalu kuat"
" nanti setelah di periksa kamu makan ya nenek tadi udah bikinin bubur"
nek Lasmi terus berbicara walau tak ada jawaban dari Luna, Luna terlalu lemas untuk berbicara, ia hanya diam mendengarkan dengan air mata yang mengalir, nek Lasmi pikir Luna bukan menangis tapi mungkin karena pusing dan demam hingga air mata Luna tak berhenti turun, padahal kenyataannya Luna memang benar-benar nangis, ia belum bisa melupakan kejadian kemarin.
" assalamualaikum"
" tuh kayaknya Bu bidan, bentar ya " nek Lasmi gegas keluar
" waalaikumsalam, Bu bidan ayo masuk Bu"
" nek bagaimana keadaan Luna?" Rayyan yang juga ikut masuk
" kita tunggu aja apa kata bu bidan, kamu duduk aja disini" nek Lasmi mempersilahkan Rayyan duduk, sementara dirinya masuk ke kamar Luna bersama NU bidan
setelah diperiksa nek Lasmi keluar lagi untuk mengantarkan Bu bidan
" bagaimana keadaan Luna bu?" tanya Rayyan tidak sabar
" Luna tidak apa-apa dia hanya demam juga kecapean, setelah minum obat dan istrahat juga bakal sembuh" jelas Bu bidan
" sebaiknya kamu pulang saja, kalau mau ketemu Luna besok saja, biarkan dia istirahat dulu" kata nek Lasmi pada Rayyan
" baik lah nek saya pamit dulu ya, sekalian nganter Bu bidan, tolong bilangin Luna besok saya kesini lagi "
" ya nanti nenek sampaikan"
" baiklah nek Lasmi saya pamit dulu kalau ada apa-apa panggil saja lagi, jangan lupa obat nya suruh di minum"
" ia Bu. Sekali lagi terimakasih "
nek Lasmi mengantarkan mereka ke depan rumah
" maaf ya nak Rayyan, nenek merepotkan"
" tidak repot kok nek, saya pergi dulu, assalamualaikum "
" waalaikumsalam "
.
.
.
.
Malam hari di villa Rayyan, semua orang sedang berkumpul, mereka membahas tentang koperasi dan tugas-tugas lainya semua berdiskusi, tapi ada yang berbeda dengan Rayyan, dari tadi ia tidak fokus dan banyak melamun, sampai Alex menegurnya karena tidak biasa nya seorang Rayyan tidak fokus begitu.
" yan.. Lo kenapa sihh kita perhatikan kok banyak melamun, ada yang ganggu pikiran lu, cerita dong "
" ehh... gak da apa-apa kok, kayaknya gue kurang enak badan deh,"
" pasti gara-gara kehujanan kemarin, sebenarnya kemarin Lo kemana sih, udah tau hujan malah keluyuran"
" gak ke mana-mana kok, cuma kejebak hujan aja terus numpang berteduh di warung" Rayyan terpaksa berbohong, ia tidak mungkin menceritakan kejadian sesungguhnya
" mending Lo istirahat sana, percuma Disini juga tidak fokus"
" ya udah gue masuk duluan ya" Rayyan masuk ke kamarnya..
dia bukan kurang enak badan tapi tidak bisa berhenti memikirkan Luna,
.
.
.
Keesokan harinya Rayyan yang tidak sabar segera pergi ke rumah Luna. Ia pengen tau keadaan pujaan hati nya itu.
di jalan ia mampir ke minimarket untuk beli cemilan untuk Luna, tidak lupa juga mampir beli bubur ayam untuk sarapan di rumah Luna ia membeli tiga porsi.
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam, nak Rayyan.. Tumben pagi-pagi sekali ada yang penting kah?"
" tidak nek.. Hanya mau tau keadaan Luna saja, sekalian numpang sarapan, hehe.."
" ya udah ayo masuk, tapi nenek belum bikin sarapan "
"saya bawa bubur ayam nek, nihh tiga porsi sekalian sama nenek dan juga Luna"
" kamu duduk dulu aja, nenek panggil Luna dulu bentar"
" ia nek"
.......
Luna keluar dari kamar nya dan langsung temu pandang dengan Rayyan.
Degh...
" kak Rayyan... Ada apa kak?"
" lalaa bagaimana keadaan mu"
" lumayan lebih baik "
" kita sarapan, bersama ya aku bawain bubur ayam nih"
Sebenarnya Luna belum siap untuk bertemu lagi dengan Rayyan, tapi sebagian hati nya bahagia melihat Rayyan yang perhatian, kepada nya ..
" ya udah kita makan di belakang saja ya biar enak" nek Lasmi mengajak kedua nya untuk makan di meja makan...
" laa abis ini ada yang mau aku omongin sama kamu" Rayyan berbisik pada luna
" ia kak nanti kita ngobrol di teras aja"
" nak Rayyan sibuk tidak hari ini?"
" tidak nek, kebetulan saya lenggang hari ini"
" bisa tidak kalau nenek minta tolong?"
" minta tolong apa nek?"
" nenek mau ke kebun panen sayur trus langsung ke pasar, tolong temenin Luna sebentar, nenek paling pulang tengah hari " nek Lasmi meminta Rayyan menemani Luna karena khawatir bila di tinggal sendiri, dan yang pasti Rayyan dengan senang hati menerima nya.
" nenek... Aku bisa sendiri kok.. Ini juga udah sehat" Luna yang gak enak sama Rayyan, ia masih canggung perihal kemarin
"gak papa kok nek, saya bisa menemani Luna disini, nenek tenang saja pasti luna aman" semangat Rayyan
" baiklah kalau begitu nenek pergi dulu, sebaik nya kalau ngobrol di depan saja jangan disini"
" ia nek, habis ini kita keluar kok, nenek hati-hati"
.
.
.
Setelah nek Lasmi pergi, Rayyan langsung membersihkan meja dan mencuci piring bekas mereka makan, padahal Luna sudah melarang nya tapi Rayyan kekeh menyuruh Luna untuk duduk dan istrahat.
tidak enak cuma duduk aja, Luna akhirnya bangkit ia berinisiatif membuat teh hangat.
" ngapain laa, di suruh istrahat juga?" tanya Rayyan
" buat teh untuk nemenin kita ngobrol "
akhirnya Rayyan membiarkan Luna, percuma dilarang juga pikirnya.
.
.
" laa... bagaimana keadaan kamu? "
" seperti yang kakak lihat"
" laa.. Aku mau minta maaf tentang kemarin itu"
" sudah lah kak... Gak usah di bahas lagi. Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa "
" gak bisa dong laa.. Bukan aku yang dirugikan tapi kamu, kamu laa yang dirugikan!"
Luna hanya menunduk, ia tau bahwa kedepannya kehidupan nya tidak sama lagi.
" terus mau kak Rayyan gimana?" ucap Luna lirih
" ntah lah laa... Aku juga bingung... Kalau aku nikahin kamu sekarang, mau makan apa kita sementara kuliah aku aja belum lulus, mau kerja apa?" Rayyan juga menundukan kepalanya
keduanya kembali terdiam, bingung langkah apa yang harus mereka ambil.
"huuhhhh..." Luna menarik nafas dalam, setelah terdiam lama akhirnya Luna membuka suaranya
" sudah lah kak kita jalanin aja seperti ini... Kedepannya biarkan takdir yang menentukan kita" setelah sekian lama berpikir akhirnya Luna memutuskan untuk melupakan kejadian kemarin
" tapi laa, bagaimna dengan kamu, bagaimana kalau ada janin yang tumbuh di rahimmu??"
" gak mungkin lah kak... Aku dengar banyak kok yang sudah menikah lama tapi belum juga hamil, apa lagi kita hanya melakukan nya sekali"
" baiklah kalau itu keputusan mu, kita jalanin aja ya.. Kalau ada apa-apa kamu kabarin aku ya"
" ia kak" keduanya tersenyum berusaha melupakan kejadian itu.
" berarti kita pacaran ya laa?"
" pacaran??... Wah aku punya pacar dong?!"
Luna yang polos tidak pernah berpikir akan punya pacar
" ya kita pacaran, dan kamu gak boleh dekat-dekat dengan laki-laki lain ya"
" ia kak, tapi kak Rayyan juga harus janji kalau kak Rayyan tidak boleh Deket Dengan cewek lain"
" janji" mereka menautkan kelingking sambil tertawa bersama..
.
.
.
.
ayo tebak bagaimana kisah mereka selanjutnya nya☺️
bantu author dengan like dan komen nya ya😍
Jangan lupa juga koreksinya 😄😄