Dini Wijaya Kusuma seorang gadis yang tidak pernah di anggap oleh keluarganya sendiri.
Dini selalu di abaykan oleh seluruh keluarganya.
Namun Dini selalu berusaha untuk mendekati keluarganya walaupun itu hanya sia - sia.
Dini selalu mencari perhatian kepada seluruh keluarganya namun balasan dari keluarganya hanya mengacuhkannya dan memarahinya, dini selalu di anggap gadis yang nakal, karena mereka merasa terganggu dengan dini.
Namun, Dini yang selalu berusaha untuk mendekati mereka namun hasilnya hanya di abaykan dan di acuhkan, dia tidak pernah di anggap oleh mereka.
Dan akhirnya dini memilih menyerah.
Dini bertekad akan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
Dan dia akan menjauhi orang - orang yang selalu mengacuhkannya, termasuk keluarga kandungnya.
saat Dini mulai menjauhi, mereka baru menyadari kesalahan mereka dan menyesalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ngambek lagi?
Halo semuanya.....
Saya sudah memperbaiki bab - bab yang banyak kesalahan dalam penulisan.
terima kasih untuk kritikan dan Sarannya, dan kalau masih banyak kesalahan dalam penulisan novel.
Boleh di tulis di kolom komentar...
Terima kasih dan selamat membaca....
...****************...
Mereka melihat kaos yang Dini belikan kepada mereka, berwarna biru muda dan di tengah kaos itu ada gambar kucing oren.
"gak salah kamu ngasih baju gini sama Abang dek?" tanya Lingga.
"ngga bagus tau, aku susah milihnya. Coba pake dong bang!"
"nanti Abang pakenya ya!"
"sekarang aja, aku pengen liat!"
Karna mereka tidak mau membuat adik bungsu nya ini bersedih, mereka langsung memakai baju pemberian dari Dini.
"ihhhh bagus banget, Abang cocok pake baju ini" ucap Dini senang karena dia melihat empat abangnya memakai pakaian pilihannya.
"ini gimna bang?" bisik Fauzan ke Bima.
"gue juga gak tau! nanti kalau dini udah ke kamar kita lepas lagi gampang, terus sembunyi in ok" jawab Bima sambil berbisik
"oke oke"
mereka pun melihat penampilan mereka dengan baju pemberian Dini sangat tidak cocok dengan badan yang kekar di tambah di tengah ada gambar kucing oren.
"wow Abang pake baju itu keren, udah bajunya lepas lagi aja"
mereka pun langsung melepas bajunya.
"besok aja dipake bajunya biar bisa aku liat seharian Abang pake baju itu"
mereka semua kaget, Mereka pikir dini akan memberikannya saja.
"besok kan Abang sama bang Fauzi sekolah dek masa pake baju ini!" ucap Fauzan.
"emmm iya ya, pakenya pas pulang aja. Kalo bang Lingga sama bang Bima pake ke kampus ya" ucap dini sambil melihat Bima dan Lingga.
"dek boleh gak jangan yang ini bajunya, aban malu pake baju gini. Besok kita beli lagi Abang yang anter deh kamu bisa pilih in buat Abang" ucap Bima tiba - tiba.
Dini yang mendengar perkataan Bima langsung diam.
"jadi Abang malu pake baju ini!"
"ngga gak malu dek" ucap Bima gugup melihat dini menunduk.
"ya udah jangan di pake" ucap Dini sambil mengambil semua baju yang dia kasih dan memasukannya ke paperbag dengan kesal.
mereka semua kaget dan gugup takutnya Dini marah kepada mereka semua, mereka langsung menatap tajam Bima.
"bodoh banget" bisik Lingga.
"eh ko di bawa lagi sih, Abang mau pake ko" ucap Fauzi.
"gak usah aku kasih sama pak satpam aja, aku gak bakalan lagi beliin baju buat Abang"
Dini langsung pergi masuk ke kamarnya.
"dini tunggu Abang, Abang jelasin dulu"
"Abang Lo bodoh banget zan" ucap Fauzi
"itu Abang lu juga tlol"
"gara gara lu dini marah, tanggung jawab sana" ucap Lingga.
Bima pun langsung pergi ke kamar dini, di ikuti Fauzan, Fauzi dan Lingga.
mereka mengetuk kamar Dini dan memanggilnya.
"Dini. ini Abang" ucap Bima.
Tak ada jawaban dari dalam kamar dini.
"awas Lo akh, Dini buka ya ini Abang Lingga"
Tak ada jawaban juga dari kamar Dini.
"terus ini gimana bang, Dini ngambek kalo mamah tau abis kita!"
"gara - gara bang Bima kenapa ngomong nya di depan dini" bisik Fauzi.
"ya sorry"
mereka terus menerus memanggil Dini namun tak ada jawaban dari kamar Dini, sudah 20 menit mereka berdiri dan mengetuk pintuku kamar dini namun tak kunjung di buka. Fauzan teringat sesuatu dia langsung pergi.
"sebentar" ucap Fauzan, Fauzan langsung pergi ke kamar mamah kirana.
10 menit kemudian Fauzan keluar dari kamar mamah Kirana.
"Lo lagi ngapain ke kamar mamah?" tanya bang Bima
"nih!" Fauzan sambil memperlihatkan kunci cadangan kamar Dini. mereka mengerti langsung membuka memasukan kunci itu dan pintu terbuka.
mereka masuk melihat kamar Dini, mereka melihat Dini yang keluar dari kamar mandi, Dini baru selesai mandi jadi dia Tidak mendengar abangnya memanggil.
"ada apa?" ucap Dini datar.
"jangan marah dong dek, maafin Abang. Abang janji pake bajunya" ucap bang Bima
"gak usah, aku mau kasih ke pak satpam aja"
"kenapa di kasih ke pak satpam kan Adek beliin baju itu buat Abang kan!"
"kan Abang malu pake nya, jadi aku mau kasih aja ke pak satpam!"
"jangannnnn dong Abang peka janji, besok Abang sama bang Lingga peke bajunya ke kampus janji"
Dini hanya menatap bima tidak percaya.
"Abang janji suerr"
Dini hanya diam dan langsung melihat ke arah abangnya yang lain.
"Abang sama bang Fauzan juga nanti pake pas di rumah janji sumpah" ucap Fauzi.
"Abang janji" ucap Lingga singkat.
dini mulai tersenyum dan memeluk mereka.
"makasih ya Abang, maaf aku ngambek tadi"
"iya sama sama, jangan ngambek lagi ya" ucap Bima.
"yaudah ayo makan" ucap Lingga.
"oke let's goo"
mereka ber lima pun turun ke lantai satu dan menuju ke meja makan, di sana sudah ada mamah Kirana yang sedang masak, saat mereka ber lima sedang ada di kamar dini. Mamah Kirana pulang dari tokonya.
"eh anak - anak mamah udah turun aja, kalian Udah mandi belum?" tanya mamah Kirana.
"aku belum mh, aku mandi dulu ya!"
"iya sana mandi dulu, ini juga makanannya belum siap semua"
"oke, kalo begitu aku mandi dulu"
Fauzan pun pergi ke kamarnya untuk mandi, Dini dan Abang nya yang lain menunggu di ruang keluarga sambil menonton tv.
"dek tadi Giman jalan - jalan nya?" tanya Lingga.
"aku seneng banget, aku main di Timezone sama Risya, tapi bang Fauzan cuma liatin aja gak ikut maen dia gak asik" ucap Dini.
"kalo mau asik jalan - jalannya Abang yang temen mau?" ucap Fauzi.
"mau mau" ucap Dini semangat.
"yaudah nanti kalo libur Abang ajak jalan - jalan ya"
"oke Abang makasih" ucap Dini.
10 menit kemudian Fauzan selesai mandi, mereka masih menunggu mamah Kirana masak.
"bang itu sepatunya ko gak di Bawa ke kamar?" tanya Dini.
"eh iya Abang lupa!" Fauzan mengambil paperbag berisi sepatu pink itu (wkwkwk)
"itu apa?" tanya Fauzi.
"sepatu, aku yang beliin tau!" ucap Dini dengan bangga.
"gue mau liat" ucap Fauzi.
"iya liatin bang, bang Fauzi pasti suka juga"
Dini langsung mengambil paperbag dari tangan Fauzan dan membukanya.
mereka yang melihat sepatu yang berwarna pink itu terkejut.
"ini buat bang Fauzan?" tanya Fauzi.
"iya, bagus kan"
mereka terdiam semua, Fauzan yang tidak mau Dini marah lagi langsung berkata.
"bagus banget Abang suka, tadi pas Abang liat di store nya kurang bagus, tapi pas di rumah bagus banget"
"wahhh berati aku pas milihin sepatu ini buat abang"
"jangan gitu tlol Dini bisa ngambek lagi kaya tadi Lo mau!" bisik Fauzan kepada Fauzi.
"oke oke"
mereka mengiyakan kan perkataan Dini, mereka lanjut fokus menonton tv sebelum mamah Kirana menyiapkan makanan untuk mereka....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
papa dini salahpaham pasti akan menyesal kehilangan dini tahu kebenarannya....