NovelToon NovelToon
AKU YANG DIANGGAP HINA

AKU YANG DIANGGAP HINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Perut itu harusnya di isi dengan janin, bukan dengan kotoran mampet!”

Ara tak pernah menyangka, keputusannya menikah dengan Harry—lelaki yang dulu ia percaya akan menjadi pelindungnya—justru menyeretnya ke dalam lingkaran rasa sakit yang tak berkesudahan.

Wanita yang sehari-harinya berpakaian lusuh itu, selalu dihina habis-habisan. Dibilang tak berguna. Disebut tak layak jadi istri. Dicemooh karena belum juga hamil. Diremehkan karena penampilannya, direndahkan di depan banyak orang, seolah keberadaannya hanyalah beban. Padahal, Ara telah mengorbankan banyak hal, termasuk karier dan mimpinya, demi rumah tangga yang tak pernah benar-benar berpihak padanya.

Setelah berkali-kali menelan luka dalam diam, di tambah lagi ia terjebak dengan hutang piutang—Ara mulai sadar: mungkin, diam bukan lagi pilihan. Ini tentang harga dirinya yang terlalu lama diinjak.

Ara akhirnya memutuskan untuk bangkit. Mampukah ia membuktikan bahwa dia yang dulu dianggap hina, bisa jadi yang paling bersinar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

“Mau ke mana lo, Lan?”

Ara menelisik penampilan Wulan yang sudah rapih di pagi minggu. Wulan yang sedang menyisir rambut di depan cermin kecil yang bergelantungan di tembok, menoleh kaget.

“Eh, udah pulang lo, Ar? Gue kira bakal sampe siang di rumah Ibu.” Wulan lanjut menyisir rambut.

“Niatnya gitu, tapi, berkas gue ketinggalan. Besok udah harus selesai kerjaan gue. Mau ke mana sih lo? Rapih amat.” Ara masih penasaran.

“Kursus komputer. Alhamdulillah gue keterima kerja. Tapi, syaratnya wajib harus bisa komputer. Dan kebetulan, perusahaannya bersedia bayarin kursusnya,” jawab Wulan. Kali ini ia memoles tipis-tipis wajahnya dengan foundation.

“Serius lo? Keterima kerja? Alhamdulillah ...,” ucap Ara tulus. “Bagian apa, Lan?”

“Admin, Cuy! Alhamdulillah lah pokoknya!” Wulan tersenyum tipis.

Wulan mengeluarkan ponselnya yang bergetar di saku celana. Satu nama tertera di layar memanggilnya—namun, ia tak mengangkat telepon itu. Hanya sesekali melirik Ara yang mulai sibuk mengambil beberapa berkas di atas meja.

“Ar, gue berangkat, ya. Takut keburu panas. Itu di bawah tudung saji, ada gado-gado kalau lo belum sarapan.” Wulan menyambar tas selempang mini berbahan rajut miliknya.

“Ok-ok, thankyou, ya!” sahut Ara. “Tiati di jalan!”

...****************...

Pagi itu di kantor, suasana tengah sibuk seperti biasa. Beberapa karyawan berlalu-lalang, membawa berkas dan laptop, tergesa menuju ruang rapat atau kubikel masing-masing.

Ara yang baru saja menyelesaikan meeting bersama Elan, hendak kembali ke ruang kerjanya. Namun, suara jeritan kecil sukses menarik perhatiannya—ia menghentikan langkahnya.

“Elan!”

Ara dan Elan serentak berbalik badan.

Seorang gadis muda melangkah cepat melewati resepsionis lantai eksekutif tanpa permisi. Tubuhnya tinggi semampai, rambut panjangnya terurai rapi, dengan gaun semi-formal berwarna pastel yang justru membuatnya terlihat semakin mencolok.

Ara sempat tertegun. ‘Bukannya cewek ini yang kemarin lalu nerobos masuk ke ruangan Elan?’ batinnya.

Gadis cantik itu menubruk tubuh Elan, memeluk pria itu erat.

Ara maju selangkah, berniat memisahkan. Ia khawatir Elan akan menjadi bahan pembicaraan satu kantor.

Namun, Elan secepat kilat mengangkat satu tangan di udara. Isyaratnya jelas. “Nggak apa-apa,” ujarnya datar, meski matanya tak bertemu dengan Ara.

Tanpa sadar, kedua tangan Ara mengepal. Langkahnya mundur perlahan, tetapi, matanya menatap lurus punggung gadis mungil itu.

“Kok tadi pergi kerja nggak bangunin aku dulu?” tanya gadis itu manja.

Alih-alih menjawab, Elan hanya menggenggam jemari si gadis, menariknya pelan—masuk ke dalam ruangan kerjanya.

Melihat adegan itu, Ara menghembuskan napasnya. Ia lekas duduk di belakang meja kerjanya. Kepala Ara, penuh tanda tanya.

‘Siapa gadis itu? Kenapa seakrab itu sama Elan? Bangunin aku? Mereka tidur bareng?’

Ara menggeleng-gelengkan kepalanya, menjaga kewarasannya.

‘Bukan urusan mu, Ar. Jangan ikut campur, fokus kerja, kumpulin duit sebanyak-banyaknya. Jangan mikirin yang nggak perlu.’

Ara berusaha kembali fokus ke layar laptop, namun pikirannya terus terlempar ke adegan tadi—betapa eratnya si gadis memeluk Elan.

Ada sesuatu yang mengganggu perasaannya—rasa tidak nyaman yang mencubit pelan di dada. Perasaan yang tak bisa ia definisikan, tapi cukup kuat untuk menyingkirkan senyum dari wajahnya sepanjang hari itu.

.

.

Di dalam ruangannya, Elan menghela napas pelan sambil duduk di balik mejanya. Gadis muda yang tadi memeluknya, masih berdiri santai di depan sofa—memainkan ujung rambutnya sendiri sambil tersenyum jail.

“Audra ....” Elan memijit keningnya yang berdenyut. “Kamu sengaja kan?”

Audra tersenyum genit. “Tentang?”

Elan menyandarkan punggung ke kursi kerjanya, menatap Audra dengan sorot yang tak bisa dibilang dingin, tapi juga tak hangat sepenuhnya.

“Meluk aku dan tentang bangun tidur.”

Jawabnya sambil mengangkat alis.

Audra tertawa kecil dan menjatuhkan diri ke sofa, menyilangkan kaki dengan gaya santai. “Kenapa? Nggak boleh, hmm?” Ia menyeringai, pura-pura takut.

“Jangan mengusiknya.” Peringat Elan pelan, tetapi, sorot matanya sangat tegas.

Audra mendongak, memiringkan kepala. “Huh! Nggak asik!”

“Mending kamu pulang sana. Perusahaan ini bukan wahana permainan,” usir Elan santai.

Audra hanya memutar malas bola matanya.

“Dia ya?” Matanya menyipit nakal. “Wanita yang udah bikin Ayah banyak pikiran belakangan ini? Yang bikin kamu dan Ayah renggang akhir-akhir ini?”

Elan menatap adik perempuannya dengan ekspresi datar. Tapi dagunya sedikit mengeras.

Audra tertawa puas, “I knew it! Tapi tenang aja, aku nggak akan bikin rusuh kok. Aku cuma penasaran sama cewek yang bisa bikin Elan Wiratama keliatan kayak cowok normal.”

“Heh, lisanmu. Aku normal lho, ya! Jangan sampai aku sambit pake kalkulator nih!” cicit Elan.

Audra tergelak. “Santai ... santai ... ya udah ah, aku pergi dulu. Bye bye, Pangeran Kodok.” Gadis cantik itu menjulurkan lidahnya.

Audra sedikit berlari. Lekas membuka pintu. Sekilas, ia melirik ke meja Ara, tetapi, meja itu kosong.

“Ke mana wanita itu? Nangis di toilet?”

Audra berjalan menuju lift, melewati koridor dengan santai. Namun, langkahnya mendadak terburu-buru ketika melihat pintu lift nyaris tertutup. Ia berlari secepat kilat, dan berhasil menghalangi pintu lift.

Namun, mata gadis itu tiba-tiba mengernyit, air muka nya berubah masam saat menatap pria tinggi bersetelan jas abu gelap sedang bersandar di dalam lift, menyender santai ke dinding dengan tangan dimasukkan ke saku celana. Senyumnya miring, tatapannya menyebalkan.

“Wah, wah ... siapa ini?” Ucap pria itu sambil berjalan mendekat. “Audra Wiratama. Si biang rusuh, ngapain pagi-pagi berkunjung ke kantor?”

Audra memutar bola matanya dan melangkah malas ke dalam lift. Gadis itu hanya diam, enggan meladeni.

Namun Varell, sepupunya yang terkenal licik dan suka ikut campur urusan keluarga, malah menyamakan langkah kakinya. Berdiri di samping Audra.

“Nggak usah usil, sana minggir,” gumam Audra, malas.

“Kalau gue nggak mau?”

Audra cepat-cepat menekan tombol lift dengan agak kasar. “Mau lo apa sih? Kayaknya hobby banget ngerusuh di mana-mana. Daripada lo resek kayak gini, mending lo kerja yang bener. Buktiin kualitas lo, bukannya buat rusuh mulu. Giliran ketinggalan jauh, orang lain yang lo salahin.”

Varell mengepalkan tangannya, kemudian terkekeh. Pria itu mencondongkan tubuhnya sedikit, suaranya merendah namun tajam. “Jangan keterlaluan gitu ngomongnya. By the way ... Lo masih berhubungan, ya? Sama pria miskin itu?”

Audra menoleh cepat, wajahnya menegang.

“Anak pemilik bengkel yang suka lo datangi diam-diam waktu SMA.” Ia mendekatkan wajahnya sedikit. “Gue belum ngomong apa-apa sama bokap lo, Dra. Jadi, hati-hati lisan lo, jangan sampai gue buka mulut. Lo mau? Hubungan lo sama si miskin itu berantakan? Kayak hubungan Elan dulu.” Varell tertawa pelan, tetapi penuh ancaman.

“Lo ... jangan ikut campur, Rell.” Audra menyipitkan mata, suaranya menahan amarah.

Varell menyeringai. Ia hendak kembali berbicara. Namun, pintu lift mendadak terbuka. Dan, tawa Varell seketika pecah saat melihat Ara berdiri di depan pintu lift.

Ara yang tak mengerti, hanya mengernyit dan buru-buru masuk sebelum pintu lift kembali tertutup.

“Lucu! Sumpah, lo sama Elan bener-bener lucu, Dra! Adiknya ... ngejar-ngejar cowok miskin. Sedangkan abangnya, ngejar-ngejar cewek miskin, hahaha! Kalian itu doyan banget sama yang miskin-miskin, ya?” Varell menepuk-nepuk tangan sangking gelinya.

Kemudian, ia maju selangkah. Sejajar dengan Ara. Audra hanya memperhatikan dari belakang sambil menahan geram.

“Hallo Budak—eh, asisten pribadinya Elaaan~” Varell memiringkan kepalanya, menyenderkan ke bahu Ara.

Namun, secepat kilat Ara mendorong kepala Varell dengan ujung telunjuk. “Maaf, ada apa ya, Pak Varell? Ada yang bisa saya bantu?”

“Ada nggak, ya?” Telunjuk Varell menepuk-nepuk dagunya. “Kemarin, gue nyerahin data lo, sebagai calon karyawan yang dipecat di perusahaan ini. Tapi, sepertinya, lo aman-aman aja ya sampe sekarang? Gue penasaran deh, lo udah pake gaya apa aja sih sama Elan?”

Mendengar pertanyaan tak terduga seperti itu, kedua tangan Ara mengepal erat.

PLAK!

*

*

*

1
vj'z tri
Rell kereta api sekolahin dulu sampai lulus mulut Lo 😡😡😡😡
Miaaaoowww😸
harusnya bukan PLAK!
tapi HIYAAAAATTTTT👊👊🤛🤛🦵🦵🤜🤜💪💪👋👋
Azfachasr
Mantap ar, biar sadar tuh varell
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
waaawww..kurang kerass ar 😂😂
Mba Ayuu
semoga lekas sembuh ya kak
vj'z tri
😱😱😱😱 cepet sehat ya Thor 🥰🥰🥰🥰🥰
vj'z tri
leng geleng geleng geleng geleng geleng geleng geleng,nggut manggut manggut manggut manggut manggut manggut 💃💃💃💃💃 ayo DJ mainkan musik nya 🤣🤣🤣
Tini Ratnadilla
semoga cepat sehat ya thor
Miaaaoowww😸
semoga kk author lekas sembuh y dan bisa update lagi😘😘😘
Wati Nanda
rasain kau harry,punya istru belian di sia siakan malah mungut batu krikil sih🤣🤣
Azfachasr
Semoga lekas membaik outhor,
💕Bunda Iin💕
syafakillah ya thor🤲
💕Bunda Iin💕
baik thor....aamiin
💕Bunda Iin💕
cie cie cie ara cemburu nih ye
💕Bunda Iin💕
👍👍👍👍👍
💕Bunda Iin💕
perbantuan ga thor😂🤣
💕Bunda Iin💕
persis di negri konoha mau minjam galak or manis ditagih galak pula🤦‍♀️
💕Bunda Iin💕
ada duit anak di sayang ga ada duit anak di buang😂🤣
💕Bunda Iin💕
kemarin ada bini yg tulus lo sia²in😂
Rohmi Yatun
semoga cepet sembuh ya Thor🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!