NovelToon NovelToon
AKU YANG DIANGGAP HINA

AKU YANG DIANGGAP HINA

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Tamat
Popularitas:308k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Perut itu harusnya di isi dengan janin, bukan dengan kotoran mampet!”

Ara tak pernah menyangka, keputusannya menikah dengan Harry—lelaki yang dulu ia percaya akan menjadi pelindungnya—justru menyeretnya ke dalam lingkaran rasa sakit yang tak berkesudahan.

Wanita yang sehari-harinya berpakaian lusuh itu, selalu dihina habis-habisan. Dibilang tak berguna. Disebut tak layak jadi istri. Dicemooh karena belum juga hamil. Diremehkan karena penampilannya, direndahkan di depan banyak orang, seolah keberadaannya hanyalah beban. Padahal, Ara telah mengorbankan banyak hal, termasuk karier dan mimpinya, demi rumah tangga yang tak pernah benar-benar berpihak padanya.

Setelah berkali-kali menelan luka dalam diam, di tambah lagi ia terjebak dengan hutang piutang—Ara mulai sadar: mungkin, diam bukan lagi pilihan. Ini tentang harga dirinya yang terlalu lama diinjak.

Ara akhirnya memutuskan untuk bangkit. Mampukah ia membuktikan bahwa dia yang dulu dianggap hina, bisa jadi yang paling bersinar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Langkah Audra cepat dan penuh emosi, menghampiri meja tempat kekasihnya duduk bersama Dwi. Pacarnya tersentak kaget saat melihat Audra datang, ekspresinya langsung panik dan tegang. Dwi hanya menoleh dengan tatapan malas, lalu tersenyum sinis.

“Rico!” suara Audra tajam, menusuk.

“A-Audra, ini—ini nggak seperti yang kamu pikir—”

“Diam!” Audra memotong cepat. “Kamu bilang—kamu lagi bantuin Ayah di bengkel. Tapi, apa-apaan ini? Ngapain kamu di sini ... mesra-mesraan sama cewek gatel yang selalu ngejar-ngejar kamu setiap saat?!”

Dwi menyandarkan tubuhnya ke kursi, bersedekap sambil menatap sinis ke arah Audra. “Aku? Gatel? Ngejar-ngejar? Sorry ya, Rico yang buka pintu hatinya lebar-lebar buat aku! Makanya, pinter-pinter dong jaga perasaan pacarmu. Secinta apapun pria, pasti bakalan gedeg juga kalau hartanya selalu kamu kuras untuk beli ini dan itu!”

“What?!” Suara Audra meninggi. Matanya mendelik, menatap Rico yang sudah gelagapan. “Apa yang lagi diomongin sama si Idiot ini, Rico?!”

Rico secepat kilat berdiri, ingin menenangkan Audra. Namun, Dwi mencekal lengannya.

“Kenapa? Kamu nggak terima sama fakta yang aku katakan? Sakit—ditampar realita? Makanya, jadi cewek jangan terlalu matre. Iya sih, Rico emang kaya ... tapi, nggak tiap hari juga dong kamu ngembat duit dia. Minta dibeliin tas, jam, sepatu, juga baju-baju mahal. Kenapa? Kebelet kaya, ya?”

Makin meradang hati Audra, mendengarkan kata-kata tak masuk akal yang dilontarkan Dwi. Wanita jelita bersurai hitam pekat itu pun maju selangkah, berdiri tepat di belakang kursi Dwi.

Dan, dengan satu jambakan, Dwi langsung menjerit. “Awwwwh! Adudududuh!”

Audra menarik rambut berkuncir itu sekuat hati. Sampai-sampai, kursi yang diduduki Dwi tak sanggup lagi bertahan. Benda berkaki empat itu pun terbalik—membawa Dwi ikut serta.

Melihat Dwi meringis dan mengerang, Ara memberanikan diri untuk melerai.

“Audra, tenang. Malu dilihat orang. Jangan buang-buang waktu untuk jatuhin harga diri kamu demi ngeladenin orang yang gak ada harganya,” tutur Ara hati-hati. Namun begitu menusuk di hati dua sejoli.

Ara menggenggam lembut jemari Audra yang bergetar, membantunya pelan-pelan melepas rambut Dwi. Audra mulai sedikit tenang. Namun, ada yang tak terima dengan kata-kata yang Ara ucapkan.

“Wooow, lihat—siapa ini?” Dwi berusaha berdiri, dibantu Rico. “Mbak Ara? Dan Audra? Kalian saling kenal? Ya ampun, dunia ini ternyata sempit ya. Si miskin bersahabat dengan si miskin pula. Hahaha, cocok lah kalian jadi satu circle! Apa jangan-jangan si matre ini ... mandul juga? Kayak kamu, Mbak.”

PLAK!

Satu tamparan keras dari Ara, melayang tepat di pipi Dwi. Elan dan Audra dibuat tersentak kaget.

“Berani-beraninya tangan kotor mu itu menampar—”

PLAK!

Satu tamparan lagi kembali Ara hadiahkan untuk mantan adik iparnya yang tak pernah punya sopan santun. “Sudah lama aku ingin menampar mulutmu, Dwi. Terimakasih untuk hinaan mu hari ini, setidaknya—aku memiliki kesempatan untuk mewujudkan impian kecilku ini.”

Dwi mengusap wajahnya yang terasa panas. Tetapi, mulutnya tak lagi bersuara. Wajah gusar Ara membuat lututnya lemas dan bergetar.

“Orang kayak kamu, bahkan layak mendapatkan lebih dari tamparan. Sewaktu aku masih menjadi istri dari Mas mu, ingatkah kau, Dwi? Kau dan ibumu tak pernah absen untuk menyakiti perasaan ini. Menghina diri ini, mencaci maki setiap saat. Miskin, mandul, pembawa sial, istri tak berguna. Bahkan, kau sampai tega menghadirkan seorang gundik untuk suamiku. Tidak kah kau sadar—kau juga perempuan, kau pun pasti punya impian untuk memiliki keluarga kecil. Tak kah kau takut akan bernasib sama denganku? Memiliki ipar dan mertua seperti kau dan ibumu?”

Alih-alih mendengarkan, Dwi sibuk memperhatikan orang-orang yang mulai berkasak-kusuk sambil merekam dirinya.

“Dan kau tau, Dwi? Sepertinya kau ditipu lagi untuk yang kedua kalinya. Jika dulu pacarmu mengaku-ngaku sebagai pengusaha showroom, kali ini aku tak tau pria di sampingmu itu sedang cosplay jadi pengusaha apa. Yang aku tau, pria mu itu, ekonominya kurang lebih setara denganmu. Hanya saja, dia beruntung memiliki kekasih yang kaya raya seperti Audra—yang sangat royal menghadiahkan barang-barang mahal untuk pria mokondo seperti ini.”

Dwi terhenyak untuk beberapa detik. Wajahnya tampak mencerna ucapan Ara. Namun, tidak dengan Rico.

“Apa kau bilang? Mokondo?” Rico tak terima, ia maju selangkah—ingin memberi Ara pelajaran.

Namun, Elan secepat kilat menghadang di depan Ara. Ia menyambar segelas air di atas meja dan menyiram wajah Rico tanpa ragu.

Langkah Rico seketika berhenti. Ekspresi wajah Elan membuat pria itu ciut. Kedua tangan Elan menepuk kuat bahu Rico—kekasih adiknya itu langsung berlutut.

Elan mencengkram kerah baju Rico.

“Dengar, Rico ...,” desis Elan. “Jika kau berani mendekati Audra lagi, akan ku pastikan—bisnis kedua orang tua mu detik itu juga akan segera gulung tikar!”

Elan melepaskan cengkraman nya, lalu menatap mata Audra yang sudah memerah. Elan mendekati adiknya.

“Ayo kita pergi,” ajak Elan. Lembut digenggamnya jemari Audra. Namun, Audra menepis nya.

“Sebentar, El,” sahut Audra. Gadis itu melangkah lebar, mendekati Rico yang masih berlutut. “Buka,” ucapnya dingin.

Rico mendongak, “apanya, Dra?”

“Nggak usah pura-pura bodoh. Baju, celana, jam, dan sepatu yang melekat di tubuhmu, BUKA SEMUANYA!” perintah Audra dengan suara nyaring.

“Dra, please, jangan begini. Jangan buat aku malu.” Rico memelas.

Namun, Audra tak peduli. “Malu? Di sini, aku yang dipermalukan. Selama ini, aku selalu membanggakan kamu ke temen-temen ku, tapi, ternyata di belakang ku—kamu coreng wajahku dengan arang! Please Ricooo, kalau mau selingkuh—nyari yang lebih bagus dari aku dong!”

Audra menatap wajah Dwi yang merah padam. “Aku, yang se-tinkerbell ini, harus bersaing sama Waduk Jatiluhur? Arrrggghhh!” Teriak Audra dengan nada imut nan menggemaskan.

Lalu, wajahnya kembali datar—menatap Rico yang masih memelas. “Lepasin barang-barang pemberian aku, SEKARANG! Atau, kamu akan lihat sendiri akibatnya. Kamu tau kan? Aku nggak pernah main-main sama ucapan ku!”

Rico hampir menangis frustasi, ia akhirnya terpaksa membuka semua barang-barang pemberian Audra. Dan menyisakan selembar boxer yang sudah banyak tambalan nya.

Ara memungut semuanya, sesuai instruksi Audra. Mereka bertiga akhirnya meninggalkan Rico dan Dwi yang saling memandang.

“Dasar cowok penipu!” maki Dwi. “Aku ngedeketin kamu karna ku kira, kamu sumber cuan nya. Ternyata kamu yang kere! Brengsek!”

Dwi berbalik badan, meninggalkan Rico yang bertelanjang dada.

“Sama-sama kere nggak usah belagu lah!” balas Rico di saat Dwi sudah menjauh.

...****************...

Begitu pintu mobil tertutup, Audra langsung membanting tubuhnya ke kursi penumpang belakang. Napasnya memburu, matanya memerah menahan tangis yang sedari tadi ia tahan di depan umum. Elan yang duduk di kursi kemudi melirik lewat kaca spion tengah, sementara Ara duduk di samping Audra dan menggenggam tangannya pelan.

“Audra ...,” suara Ara lembut, penuh empati.

Air mata Audra akhirnya menetes. “Aku bego, ya, Mbak?”

“Emang!” celetuk Elan cepat sambil tersenyum miring.

Ara memelototi pria tampan itu melalui kaca spion. Elan tersentak, terhenyak—bagaikan anak anjing yang baru saja dilempari batu, menciut sambil menatap lurus ke jalanan.

“Huaaa!” Audra meraung, wajahnya menggemaskan. “Padahal, Elan udah ngingetin aku berkali-kali. Tapi, aku nya yang kecintaan—malah nggak peduli.”

Gadis jelita itu mengucek-ngucek kedua matanya yang basah. Lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Ara.

“Kayaknya, semua cowok sama aja ya, Mbak. Brengsek, mata duitan, doyan selingkuh!” Audra masih sesenggukan.

“Nggak semua cowok begitu, Dra. Tapi ... yang begitu sudah pasti cowok sih.” Balas Ara sambil menatap ke luar jendela.

Elan di depan, menjadi gelisah.

Audra menatap lurus ke kursi kemudi. “Mbak, aku saranin ya, mending Mbak nggak usah nikah lagi. Cowok itu, kalau cintanya belum bersambut—uh, kita ini macam bidadari surga di matanya. Tapi kalau udah sah? Minta waktu buat ngobrol aja susah. Ujung-ujungnya, istri lagi yang harus kesepian. Mbak, ntar kalau tiba-tiba ada yang ngajak nikah—tolak aja, Mbak.”

“UHUKKKK, EHEEEMMMMM HEMMM HEMMM HEMMM!”

*

*

*

Anyeong Readers 💗

Sehat semuanya kan? Sehat dong, semoga sehat selalu 💗

Maaf ya semalam hanya rilis 1 bab. Author sibuk nyangkul di bawah sinar matahari yang panas menyengat 🤣. Pulang-pulang langsung keleyengan.

Hari ini Author usahakan up lebih ya💗

Jangan lupa di klik permintaan updatenya, jika berkenan untuk mendukung karya ini—boleh di tap like nya, tinggalkan jejak komentar, dan berikan votenya ya 💗 Maaciw💗

1
Nia Rahmi
banjar bnr ini bahasanya
Umi Fatonah
cabe mna cabe mo tak ulek buat neplok bibir mertua ara
Dae_Hwa💎: /Joyful/
total 1 replies
naura khalidya
ceritanya bagus runut dn teratur ceritanya..
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak untuk penilaian sempurna nya kakak 💗
total 1 replies
Siti Masitah
harus di lawan tuh suami kejam
Siti Masitah
tumis daun singkong ada tapi tumis kulit singkong...hadeh emang bener kambing tuh
Dae_Hwa💎: tapi emang beneran ada kak lauk tumis kulit singkong.
total 1 replies
Siti Masitah
ntar dia di banding2kn gk trima..mokondo
Rehaan Aamir
"INGIN" Thorr Bukan "KEPENGEN" Gk Enak Bngtt Bacanya Seorang CEO Tp Ngomong Nya Ky Bahasa Betawi....
Dae_Hwa💎: Hallo kak, yang kamu komplain itu dialog ya. Bukan narasi.
Kecuali saya tulis KEPENGEN itu di narasi, baru bisa kamu kritik.
total 1 replies
Les Tary
makanya beliin jgn komplen doang
Dae_Hwa💎: tau ih 😔
total 1 replies
rena
good story
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak untuk penilaian sempurna nya kakak 💗
total 1 replies
Fania kurnia Dewi
mampir ya
Wanita Aries
Ya ampun laki mokondo mah buang aj kelaut
Dae_Hwa💎: jadiin umpan ikan ya kak
total 1 replies
Wanita Aries
Idih sumiyati gk tau malu udh julid malah ngutang ma yg dijulidin
YNa Msa
sukses selalu Thor
Dae_Hwa💎: Aamiin Allahumma Aamiin. Terimakasih banyak untuk penilaian sempurna nya kakak 💗
total 1 replies
Wanita Aries
Kerennnn si ara main cantik hasilnya meledakk
Wanita Aries
Ngapain dibantu laki2 modelan bgtu
Wanita Aries
Knp kbykan novel bgini sllu hadir org di masalalu dan nntinya mereka berjodoh
Wanita Aries
Nyesek ehh kl nikah dgn lelaki egois
Wanita Aries
Nahh gtu araaa jgn mau di injak2
Wanita Aries
Mampir thor.
Ihhh gedeknya pny mertua modelan bgtu
Ermi Yenti
org macam tu,, arus d lawan. jgan mau d rendh kn,, sok kaya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!