NovelToon NovelToon
Dinikahi Pembunuh Bayaran

Dinikahi Pembunuh Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: ririn dewi88

Laki laki itu begitu menyebalkan, CEO yang sombong dan selalu galak padamu yang seorang asisten pengantin saja.

"Awas saja ya, lihat aku akan membuatmu jatuh cinta dan aku akan menyiksamu setiap hari"

Jdor, tiba-tiba suara guntur terdengar, ini tak ada tanda-tanda hujan, tapi kenapa ada suara guntur sungguh menakutkan, segera aku masuk kedalam mobil taksi. Aku mulai merinding padahal kan hanya main-main saja mengatakan itu.

Aku juga tak mau kalau sampai benar-benar menjadi istrinya bisa-bisa aku mati berdiri kalau ada disampingnya sampai tua. Menyeramkan sekali sungguh.

Apakah semua kata-kata itu bisa di cabut ?

Disini aku pake sudut pandang pemeran perempuan ya. Semoga kalian suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kuntilanak

Karina bangun dengan segar, melihat ke sekeliling ternyata sudah ada didalam kamar "Kurasa aku kemarin sedang main tembak-tebakan" gumamku.

"Eh tapi aku tak tertembak kan" kuraba seluruh tubuhku ternyata masih aman tak ada luka sama sekali "Apakah Tuan Farhan mengantarkan aku pulang? Tak mungkin dia tak sebaik itu, tidak mungkin dia mengantarkan aku dengan sukarela, pasti supir sudahlah aku bersiap untuk bekerja saja hari ini"

Beberapa menit kemudian aku sudah siap untuk berangkat kerja, namun pintu masih terkunci dengan panik ku cari kunci rumah namun tak ada, di dalam tas pun tak ada. Kemana kuncinya, aku tak boleh sampai telat dan dimarahi nantinya.

"Ya ampun kemana sih, bisa-bisa aku kena semprot" ku coba menarik gagang pintu namun nihil tak bisa dibuka sama sekali.

"Tolong siapa saja bantu aku, hey bantu"

Tak ada yang datang, dengan sekuat tenaga aku dobrak pintu namun tubuhku malah melorot dan "Sakitnya bahuku ini, huhu kenapa menyebalkan sekali, selama aku bekerja di perusahan itu kenapa banyak sekali kesialan yang aku terima" keluhku.

"Help help, siapa saja bantu aku" kembali aku berteriak.

Duk duk duk, aku mengetuk pintuku sendiri mengunakan kepalaku, tanganku sudah sangat sakit sekali. "Tolong, aku terkurung disini. Aku bisa mati kelaparan" aku yang baru ingat kalau Tuan Farhan yang membawaku kemarin ke pesta segera menghubunginya, namun nihil diangkat saja tidak sungguh dia menyebalkan sekali.

Apa susahnya tinggal angkat dan berbicara dengan aku, seperti dia begitu alergi bicara denganku ini. Padahal aku bukan kuman yang membandel.

Aku dengan otak cerdikku mencari cara untuk keluar, ada jendela lewat jendela saja. Dengan semangat kubuka jendelaku dan berhasil keluar, tapi tunggu dulu bagaimana kalau ada maling yang masuk, semua pakaianku bisa habis.

Tapi kalau aku tak berangkat sekarang aku bisa dimarihi habis-habisan sama seperti saat itu. Ya sudahlah biarkan saja bajuku akan hilang. Aku harus segera sampai kekantor, bahkan sekarang aku berlari kesana. Mencoba menerobos kesana kemari dan akhirnya sampai juga diriku ini tanpa ada halangan sedikitpun kekantor.

Baru saja aku mendudukkan pantatku ini Tuan Farhan sudah menyuruhku untuk membuatkan dia secangkir kopi, padahal dia tahu aku masih ngos-ngosan tapi dia benar-benar tidak peduli.

"Cepat Karina buatkan 4 menit"

"Apa" dengan tergesa-gesa aku masuk kedalam pantry dan membuat kopi asal-asalan membawanya keruangan Tuan Farhan.

"Ini Tuan kopinya"

Tuan Farhan malah mengangkat alisnya dan melipat tangannya "Apakah kamu tidak mandi. Lihat penampilanmu begitu kacau dengan rambut yang berantakan dan peluh yang menetes dimana-mana" dengan tatapan yang jijik padannya.

"Apa benarkah" dengan reflek aku mengaca ke lemari berkas yang ada disana.

Bur, aku membalikan tubuhku dan melihat Tuan Farhan menyemburkan kopinya. Apakah tidak enak ya kopiku padahal aku membuatnya dengan sepenuh hati.

"Kenapa asih begini, kamu ingin membuat saya darah tinggi"

"Maaf Tuan sepertinya saya salah memasukan gula, malah garam yang masuk" jawabku sambil cengengesan, merasa tak bersalah sama sekali.

Kulihat Tuan Farhan segera bangkit dari kursi kesayangannya itu, mendekatiku dengan perlahan dengan wajah yang begitu datar. Aku sungguh takut ingin kabur tapi kakiku sudah gemetar terlebih dahulu. Untung saja aku tidak mengompol di sini juga kan.

"Apa yang akan Tuan lakukan"

"Kya turunkan aku" teriakku saat tubuhku di angkat dan didudukan di lemari berkas tadi yang aku buat untuk mengaca.

Ini sangat tinggi sekali, bagaimana aku bisa turun, aku menarik tangan Tuan Farhan namun dia langsung melepaskannya.

"Ini hukuman untukmu karena membuat kopi yang tidak benar. Diam lah di sini dan keringkan keringatmu itu benarkan penampilanmu juga. Saya tidak suka dengan karyawan yang berpenampilan seperti ini acak-acakan kamu ini sekarang seperti kuntilanak"

"Apa? "Aku begitu syok mendengar pernyataannya hanya karena rambutku tergerai aku dibilang kuntilanak, padahal aku sudah menyisirnya dengan begitu cantik dan saat aku tadi mengaca sama sekali tidak ada peluh yang menetes dari dahiku ataupun dari leher sungguh ini mengada-ngada. Aku masih cantik rambutku juga tertata dengan rapi.

"Sudah jangan banyak protes diam di sana dan renungkan kesalahanmu"

"Tapi Tuan jangan di atas sini, aku begitu takut bagaimana kalau tiba-tiba aku membeku di sini. Lihat aku begitu dekat dengan AC dan di sini begitu dingin aku benar-benar bisa demam nanti malam" protes ku tak terima.

"Hemm akan aku pikirkan" sambil melangkah kearah kursinya lagi.

"Tuan" rengek ku, tapi tak sama sekali digubris dia malah melanjutkan pekerjaannya.

Sekarang aku hanya bisa pasrah memainkan rambutku ke depan seperti apa yang dikatakan oleh Tuan Farhan kalau aku seperti kuntilanak. Sudah saja aku buat seperti kuntilanak bukan, ku gerak-gerakan kakiku aku akan membuatnya tidak nyaman dengan aku yang tidak bisa diam.

"Astaga Farhan apakah kamu memelihara setan" teriak seseorang yang baru saja membuka pintu.

Segera ku benarkan rambutku dan melihat siapa yang datang ternyata aku tak mengenalnya. Sedangkan Tuan Farhan hanya menatapku sekilas.

"Ya dia peliharaan baruku, biarkan saja dia disana tak usah dihiraukan"

"Tuan pekerjaanku begitu banyak, tolonglah jangan buat aku jadi penunggu di ruangan ini " kembali aku merengek.

Orang yang baru masuk tadi tertawa terbahak-bahak melihat aku yang seperti ini. Kenapa sih semua laki-laki tampan disini begitu menyebalkan.

Bukannya menolong malah membiarkanku seperti ini, padahal tubuhku sudah sangat kedinginan sekali. Kapan bisa turun dan kalian tahu sekarang mereka malah mengobrol tanpa menghiraukan aku yang masih duduk diatas lemari ini.

Hati mereka terbuat dari apa sih, kenapa begitu tega padaku. Padahal hanya karena sebuah kopi saja, tapi aku malah di simpan diatas lemari seperti ini.

"Tuan sampai kapan, aku sudah tak mau ada disini lagi, aku mau turun. Aku mau pipis juga, apakah anda akan membiarkan saya pipis disini" kembali ku minta untuk diturunkan.

"Ya sudah pipis saja disana kalau tak malu" jawabnya dengan enteng dan kembali lagi mengobrol.

Sungguh aku bisa-bisa gila bekerja disini kalau terlalu lama. Ya Tuhan bantu aku untuk lepas dari CEO kejam ini, aku sudah tak kuat dan ingin keluar saja tapi aku juga butuh uang.

"Tuan, tolonglah biarkan aku turun. Aku bisa pingsan apakah kamu tega padaku. Tolong turunkan aku, atau aku lompat saja"

"Silahkan lompat"

Saat aku melihat kebawah rasannya tidak mungkin kalau lompat, bisa-bisa aku keseleo, lemari ini begitu tinggi. Sudahlah sekarang aku hanya bisa pasrah menunggu kebaikan hati Tuan Farhan.

1
Tutuk Isnawati
mak2 nya pada gila harta anak yg mau di korbanin
Tutuk Isnawati
bagus ceritanya
Tutuk Isnawati
kasihan indy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!