NovelToon NovelToon
Jaksa Bercadar Menolak Tawaran 5 Miliar

Jaksa Bercadar Menolak Tawaran 5 Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Single Mom / Anak Kembar / Identitas Tersembunyi / Dark Romance
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Salsabilah

Dominic, sang maestro kejahatan, telah menawarinya surga dunia untuk menutup mata atas bukti-bukti yang akan menghancurkan kerajaannya.


Yumi, jaksa muda bercadar itu, telah menolak. Keputusan yang kini berbuah petaka. Rumahnya, hancur lebur. Keluarga kecilnya—ibu, Kenzi, dan Kenzo, anak kembarnya—telah menjadi korban dalam kebakaran yang disengaja, sebuah rencana jahat Dominic.

Yumi menatap foto keluarga kecilnya yang hangus terbakar, air mata membasahi cadarnya. Keadilan? Apakah keadilan masih ada artinya ketika nyawa ibu dan anak-anaknya telah direnggut paksa? Dominic telah meremehkan Yumi. Dia mengira uang dapat membeli segalanya. Dia salah.

Yumi bukan sekadar jaksa; dia seorang ibu, seorang putri, seorang pejuang keadilan yang tak kenal takut, yang kini didorong oleh api dendam yang membara.

Apakah Yumi akan memenjarakan Dominic hingga membusuk di penjara? Atau, nyawa dibayar nyawa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air mata kepedihan

Dengan mata tak percaya, Yumi menyaksikan rumah ternyaman_nya—rumah yang selama ini menjadi benteng perlindungannya—kini menjadi lautan api yang mengerikan. Api menari-nari dengan ganas, menjilat dinding dan atap, menghanguskan segalanya dengan cepat. Rasa putus asa membanjir, menenggelamkannya dalam kepiluan yang amat sangat. Putra kembarnya, ibunya… bayangan mereka terlintas dalam benaknya, mengocok jiwanya hingga remuk redam. Ia berlari, ingin menerjang lautan api itu, ingin menyelamatkan keluarganya, namun tangan-tangan kuat menahannya.

"Lepaskan! Lepaskan! Putra-putra dan ibuku masih di dalam!" jerit Yumi, suaranya terputus-putus, dipenuhi kepanikan dan putus asa. Tubuhnya bergetar hebat, menolak untuk menyerah.

"Jangan ke sana, Mbak! Mbak bisa mati terbakar! Kalau pun mereka di dalam, mereka… mereka tak mungkin selamat lagi. Lihatlah, kebakaran ini hampir menghanguskan semua rumah!" Suara orang-orang yang mencoba menenangkannya terdengar samar, bagai bisikan angin di tengah badai yang mengamuk dalam hatinya.

"Tidak!" Raungan putus asa itu menggema, menunjukkan hancurnya Yumi. Dunianya runtuh seketika. Rumah, keluarga… semuanya lenyap ditelan api yang membakar tak hanya rumahnya, tapi juga harapan dan masa depannya. Air mata bercampur debu dan jelaga membasahi pipinya, mencerminkan kepedihan yang tak terperi. Yumi hancur, jiwanya remuk, terhempas ke jurang keputusasaan yang gelap gulita. Semua yang ia perjuangkan, semua yang ia lindungi, kini menjadi abu.

Emosi yang menghantamnya begitu kuat hingga Yumi kehilangan kesadaran. Dunia menjadi gelap, menelan dirinya dalam kegelapan yang pekat.

**

Perlahan, seakan-akan dari kedalaman mimpi buruk, Yumi mulai tersadar. Cahaya redup menembus kegelapan, dan ia membuka matanya. Pandangannya masih kabur, namun ia menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit, dikelilingi oleh aroma desinfektan yang tajam.

"Yumi, kamu sudah sadar?" Suara lembut, namun dipenuhi kekhawatiran, membuatnya tersentak. Ia melihat pamannya, saudara dari almarhum ayahnya, duduk di samping tempat tidurnya, ditemani oleh istri pamannya. Wajah mereka menunjukkan campuran khawatir dan sedih, mencerminkan kesedihan yang sama yang menyelimuti Yumi.

Bayangan mengerikan yang sempat terlupakan kembali menyergap Yumi, menari-nari di benaknya dengan kejam. Peristiwa kebakaran itu kembali menghantuinya, setiap detailnya begitu nyata, seolah baru saja terjadi. Rumahnya yang terbakar, api yang menari-nari dengan ganas, dan wajah panik orang-orang yang berusaha memadamkan api… semuanya kembali menghantui pikirannya. Rasa sakit yang amat sangat kembali menusuk hatinya.

"Ibu! Anak-anakku!" Jeritan pilu itu lolos dari bibirnya, suaranya bergetar hebat. Yumi berusaha bangkit dari ranjang, ingin segera mencari ibunya dan kedua putranya. Keinginan untuk bertemu mereka begitu kuat, mengatasi rasa sakit dan kelemahan yang masih ia rasakan.

"Yumi, tenang dulu, sayang. Kamu mau ke mana?" Tante dan Pamannya sigap menahannya, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. Mereka tahu betapa hancurnya Yumi, betapa besar kehilangan yang baru saja ia alami. Mereka berusaha menenangkannya, menahan keinginan Yumi untuk pergi, mengingatkannya bahwa ia masih lemah dan membutuhkan istirahat.

"Mereka… mereka masih di dalam… aku harus mencari mereka…" Yumi menangis tersedu-sedu, suaranya terisak-isak. Tangannya gemetar hebat, menunjukkan betapa besar keputusasaannya. Ia masih belum bisa menerima kenyataan pahit yang baru saja terjadi. Kehilangan ibunya dan anak-anaknya adalah pukulan yang terlalu berat untuk ditanggungnya.

Pamannya mengelus rambut Yumi dengan lembut, mencoba menenangkannya. "Yumi, sayang… tenanglah dulu. Kita sudah mencari mereka, tapi… tapi belum ada kabar. Kita harus kuat, ya? Kita harus menghadapi ini bersama-sama." Suaranya bergetar, menunjukkan betapa ia juga merasakan kesedihan yang amat sangat.

Istri pamannya memberikan segelas air, mencoba menenangkan Yumi dengan sentuhan lembut. Mereka tahu, jalan menuju kesembuhan akan panjang dan berat, namun mereka akan selalu ada untuk Yumi, menemaninya melewati masa-masa sulit ini. Mereka akan selalu berada di sisinya, memberikan dukungan dan kekuatan yang dibutuhkannya untuk melewati cobaan berat ini.

"Maksud Tante apa? Putra-putra dan ibu saya… tidak ditemukan dalam rumah yang terbakar itu? Atau… atau mungkin… mereka… mereka sudah tewas?" Bibir Yumi bergetar hebat, suaranya nyaris tak terdengar. Bayangan mengerikan itu menghantui pikirannya, menghancurkan sisa-sisa harapan yang masih ada. Ia tak mampu membayangkan kenyataan pahit yang mungkin akan segera ia terima. Tubuhnya gemetar hebat, menunjukkan betapa rapuhnya ia saat ini.

Paman dan Tantenya hanya bisa saling berpandangan, wajah mereka dipenuhi kesedihan dan kepiluan. Mereka tak mampu berkata-kata, tak mampu memberikan jawaban yang Yumi harapkan. Mereka tahu, kata-kata tak akan mampu meringankan beban yang tengah dipikul Yumi. Kehilangan yang dialami Yumi terlalu besar, terlalu berat untuk diungkapkan dengan kata-kata.

"Yumi!"

1
Andariani Novit
jangan jangan Yumi gadis yang dicari Dominic, semoga mereka berjodoh
Herlina Yanti
lanjut dong bikin penasaran aja.
Salsabilah: iya kak☺️ dukung terus kak novel aku ya. Salken kak🙏🙏🙏😀
total 1 replies
Ramlah M
kok aku ngak yakin bukan Dominic pelakunya
Salsabilah: iya, benar kk. makasih juga dukungannya 🥰🥰 Salken kk😀🙏🙏
total 1 replies
Ninik
kok aku curiga justru ada konspirasi antara Miranda pak yoga dan Dominic
Salsabilah: memang patut di curigai kk. makasih dukungannya 🥰 salam kenal kak🙏🙏🙏
total 1 replies
mince
lanjut kak
mince
lanjut kak
mince
lanjut kak
Salsabilah: baik kak☺️
total 1 replies
mince
ceritanya lebih menantang
Salsabilah: Makasih udah mampir membaca novel recehan aku kak🤗🤗🤗 salam kenal kak🙏🙏🙏😉
total 1 replies
Salsabilah
salam kenal, jangan lupa bri dukungan ya☺️
Salsabilah
jangan lupa mampir ya teman-teman ☺️☺️
Salsabilah
jangan lupa mampir dan tinggal kan jejak ya😘😘
Salsabilah
jangan lupa mampir dan tanggal kan jejak ya😘
Salsabilah
jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😘
Salsabilah
jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😘😘
Salsabilah
Mafia kejam vs. Jaksa bercadar. Keadilan vs. Kekejaman. Cinta vs. Benci. Siapakah yang akan menang? Temukan jawabannya dalam novel yang akan membuat Anda terpaku hingga akhir. Selamat membaca!

Dan salam kenal para reader ☺️☺️😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!