Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

Setelah itu, Fili berjalan pulang ke rumah melewati jembatan yang menyebrangi sungai merah tersebut.

Berhubung lereng bukit tak jauh dari sungai merah, Fili berjalan ke sana untuk mencari sayuran untuk di rumah. Dia mencoba keberuntungan hari ini. apakah ada harta karun di sana, semoga saja ada.

Fili menelusuri jalanan yang sangat becek dan juga sangat licin itu, dia sangat berhati hati, karena tanah nya sangat licin sekali. Kalau orang yang menanjak bukit, pasti akan terjatuh.

"Huh, hampir saja aku terjatuh ke bawah. eh, ada sayuran pakis." pekik nya dengan berbinar. Fili menemukan sayuran liar yang dapat dikonsumsi untuk dibawa pulang ke rumah. Tentu saja dia sangat senang sekali. Ini lah harta Karun yang sebenarnya, menemukan sayuran dan juga beberapa buah buahan yang bisa dikonsumsi untuk anak anak nya nanti.

"Mengapa tanaman seperti ini, tak dikonsumsi oleh masyarakat desa. Apa mereka tak tau bahwa ini bisa dimakan? padahal cukup banyak khasiat nya." gumam Fili yang terus mengambil sayuran untuk di jadikan nya uang.

Memang bener, pengetahuan warga desa, masih sangat terbatas, mereka masih menganggap sayuran itu liar. Dan tak bisa di konsumsi oleh masyarakat.

"Eh, jamur?" pekik nya dengan wajah kesenangan.

Dengan cepat Fili berjalan menuju ke arah sebuah batang pohon itu yang terdapat beberapa jamur putih di atas nya.

Beberapa jamur memang beracun, tetapi kalau diolah dengan bener, maka bisa dikonsumsi dan sangat enak rasanya.

Tak lama kemudian, keberuntungan seperti nya sangat berpihak oleh nya, dia lagi lagi menemukan gingseng yang dapat dioleh menjadi obat obatan. Tentu saja harga nya sangat mahal kalau dijual. Manfaat gingseng sangat banyak, beberapa penduduk desa juga sering mencari tanaman langkah itu, tetapi sangat jarang ditemukan. Karena memang sangat langkah.

"Oh dewa, aku sangat beruntung hari ini, sebaiknya aku pulang. Karena hari mulai senja." gumam nya sambil menatap langit yang mulai terlihat gelap.

sebelum pulang, Fili diam diam mengeluarkan ayam hutan yang berat nya hampir 4 kg. tentu saja itu dari ruangan penyimpanan nya. Kebetulan point nya bisa dibelikan hewan ternak.

Harga setiap point, diruangan penyimpangan nya, bisa membeli hewan dan juga barang barang yang begitu bermanfaat. tentu saja dia baru tau saat menukarkan ayam hutan untuk 200 point.

Ayam hitam yang bisa didapatkan hanya berjumlah 10 ekor. Jadinya Fili hanya mengambil satu saja dan sisa nya dia letakan di ruangan penyimpanan agar lebih aman.

"huft, ayam ini akan ku buat menjadi makanan enak untuk dijual besok." gumam nya dengan penuh semangat.

Untung saja dia ada sistem penyimpanan, jadinya bisa membantu meringankan hidupnya itu. gingseng yang di dapatkan nya tadi, segera dimasukan ke dalam ruangan penyimpanan agar tetap lebih fresh. Dia tak ingin mengundang Kejahatan orang orang, apalagi gingseng bernilai 5 koin emas untuk setiap berat nya.

Oh ya di jaman ini, uang nya berupa koin , tembaga, koin perak, dan koin emas ya. jadi selamat membaca...( sedikit di revisi)

Sampai di rumah gubuk tua itu, Fili langsung mencuci kaki nya di ember kecil yang selalu digunakan untuk mencuci kaki. Air itu berisi air hujan, karena nenek re selalu menampung nya agar bisa digunakan mencuci kaki kalau habis pergi ke luar.

"Ibu!" pekik Sachi dengan wajah berbinar melihat ibu nya yang sudah pulang.

"Ibu, dari mana?" tanya bocah itu dengan wajah polos.

"Ibu dari tempat paman wu. apakah Sachi sudah makan?" tanya Fili dengan nada keibuan nya.

Sungguh perubahan sifat ibu tirinya membuat Sachi merasa senang, sudah lama sekali dia tak merasakan kasih sayang seorang ibu. Akhirnya kini impian nya terwujud. Ibunya mulai menyayangi nya. Ini satu hal yang sangat baik kan.

"Belum ibu, aku menunggu mu pulang."

Fili menjadi terharu mendengar nya, apakah dia bener bener menjadi seorang ibu sekarang. Ini sangat manis dan sangat menyenangkan. Sachi adalah anak yang sangat manis.

"Oh ya, anak ibu sangat manis sekali. Ibu punya sesuatu untuk mu. Apakah Sachi mau?'

"Tentu saja ibu, ayo katakan apa itu?" ucap nya dengan mata berbinar binar.

Dengan perlahan tangan Fili masuk ke ruangan penyimpanan nya untuk mengambil beberapa jenis coklat untuk putri nya itu.

"nah, ini dia. Ayo ambil."

"ibu, apa itu?"

"Ini coklat, kamu pasti suka. Bagikan untuk kakak mu juga. Ayo ambil."

"Ibu, apakah ini bener bener untuk ku?" ucap nya dengan mata berkaca-kaca.

"Iya sayang, ini untuk mu. Ayo ambilah, ibu sengaja membeli nya untuk putri ibu yang sangat manis ini."

"Grep.....

Sachi memeluk tubuh Fili, membuat wanita itu kaget, dan sekaligus senang. perlahan Sachi mulai memaafkan sifat nya yang buruk dulu, dia begitu senang dengan Sachi. walaupun sander masih bersikap dingin, dan terlalu waspada dengan nya. Tapi dia sama sekali tak masalah, baginya wajar kan seseorang merasa ragu, kalau pernah disakitin dan hampir ingin dijual oleh bordir.

"Terima kasih ibu, aku menyayangimu."

"Ibu juga menyayangi Sachi, mulai sekarang Sachi harus jadi anak yang baik ya, ibu Janji akan membelikan yang lebih banyak lagi." ucap Fili dengan terharu melihat sifat Sachi yang sangat manis itu.

padahal hanya sebuah permen, tapi membuat Sachi sampai berkaca kaca melihat nya. dia seneng sekaligus sedih dengan kondisi anak anak nya saat ini.

Dia harus menjadi wanita yang punya banyak usaha, agar kelak putrinya tak akan diremehkan oleh orang orang yang berkuasa nanti nya.

Sander yang berdiri di depan pintu, menyaksikan pemandangan adiknya yang kesenangan di berikan sesuatu boleh ibu tirinya. Dia masih terlalu menjaga jarak dengan Fili, karena takut suatu saat sifat ibu tirinya akan kembali menyakiti dia dan juga adiknya.

"Kakak, lihat....ibu memberikan aku cokelat."

"Ibu sangat baik kakak, dia juga menyuruhku membagikan ini untuk mu. Ayo dimakan, ini sangat enak. Kakak akan kuberikan satu saja ya. sisa nya untuk ku."

Fili yang melihat interaksi si kembar, hanya terkekeh kecil saja, dan melanjutkan langkah kaki nya ke dapur. terlihat sunyi sekali, dimana ibu mertua nya.

Dia meletakan beberapa sayuran itu di aliran air sungai yang ada di belakang rumah nya, mereka para penduduk desa biasanya, mencuci baju disana, Fili juga akan membersihkan dirinya. Sambil membawa ayam dan sayuran itu untuk dicuci bersih.

"Sachi, dimana nenek kalian?" tanya Fili yang sudah selesai membersihkan ayam tersebut.

"Oh ya, ibu tadi nenek membantu paman ketiga memasak di rumah nya. Dan kemungkinan pulang nya malam." ucap bocah itu yang memberitahukan keberadaan nenek re.