Kirana Larasati adalah istri sah dari David Sanjaya, pengusaha muda yang sedang naik daun. mereka sudah menikah selama lima tahun dan dikaruniai anak laki-laki laki bernama Luis Sanjaya. awal- awal pernikahan mereka selalu dipenuhi dengan kehangatan. tapi entah kenapa setelah Luis lahir, semuanya berubah. david selalu pulang malam dari perusahaannya dengan alasan sibuk, dan sikapnya yang dulu hangat menjadi sangat berubah. sampai suatu hari Kirana menemukan noda lipstik di baju kemeja milik David. dan sampai pada akhirnya sang suami mengakui bahwa dia berselingkuh dengan sekretarisnya. dan David lebih mengutamakan sekretarisnya tersebut ketimbang istri sahnya. bagaimanakah kelanjutan kisah rumah tangga mereka? apakah Kirana bisa bertahan dengan David? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1. PROLOG
"Noda apa ini, seperti bekas lipstik?”
Saat aku akan memindahkan baju-baju kotor ke dalam ember dan memberikan kepada Bik Imah untuk dicuci aku menemukan noda bekas lipstik di baju suamiku. Aku merasa curiga dan akhirnya aku memutuskan pergi ke perusahaan mas David untuk menanyakannya.
Aku segera bersiap dan meminta bang Ujang untuk mengantarkan aku ke perusahaan mas David.
Setelah sampai di sana aku segera naik ke lantai di mana ruangan suamiku berada. Tapi di depan ruangan suamiku aku tidak melihat sekretarisnya itu akhirnya tanpa mengetuk pintu aku segera membukanya dan ternyata apa yang kulihat sangat menyakiti hatiku.
“MAS...!! apa yang kamu lakukan? Dan siapa wanita ini?” aku menunjuk wajah perempuan itu.
aku mendapati mereka berdua sedang asyik bercumbu mesra, bahkan suamiku mulai menjalarkan tangannya di badan perempuan itu.
“Kamu menjijikkan mas,,,bisa-bisanya kamu melakukan ini semua di belakangku?"
aku meneteskan air mata di depan suamiku dan perempuan itu menatapku dengan sinis.
“Hmmm...Tina kamu bisa keluar dulu dari ruanganku?"
Mas David menyuruh wanita itu untuk keluar dari ruangannya. Wanita itu pun segera keluar sambil tersenyum sinis padaku.
“Siapa dia mas? Bisa-bisanya kamu bermesraan dengan perempuan jalang itu...!!"
“Cukup Kirana, dia bukan perempuan seperti itu dan dia mempunyai nama, namanya Tina dan dia adalah sekretarisku.”
“Perempuan baik-baik tidak akan merayu suami orang mas, hanya PELACUR sajalah yang tega berbuat seperti itu?” jawabku lagi, dan
“PLAAKKK”
Aku kaget mas David tega sekali menamparku dengan sangat keras. Rasa panas menjalar di pipiku ini, bukan hanya rasa panas tapi juga rasa sakit hati yang begitu dalam.
“Harusnya kamu sadar diri Kirana! semenjak kamu melahirkan, kamu tidak pernah memperhatikan aku. Kamu hanya memperhatikan anakmu itu wajar kalau aku mencari pelampiasan di luar.”
Mas david bukannya meminta maaf malah menyalahkanku seperti ini.
“Anak kita mas, Luis bukan hanya anakku saja tapi anakmu juga. Aku heran sekali kamu bisa cemburu dengan anakmu sendiri?”
Aku merasa tidak masuk akal dengan kelakuan mas david ini.
“Lebih baik kamu keluar dari ruanganku ini, aku sedang tidak ingin berdebat denganmu lagi. Kita akan membahasnya lagi di rumah.” ucap mas david dengan tegas
Tanpa banyak bertanya aku segera keluar dan membanting pintu dengan sangat keras, tidak terasa air mata menetes di pipiku.
Aku pun terus terjatuh di depan ruangan suamiku, aku merasa kakiku sudah tidak bisa dipakai untuk berdiri lagi.
“Hahaha...kasihan kamu Kirana!!” Aku melihat ke arah suara itu. Ternyata perempuan jalang itu sudah berdiri di depanku sambil menertawakanku.
Lalu dia pun berjongkok dan mencengkram daguku “ini belum seberapa sayang? Kamu akan merasakan yang lebih parah dari ini. Aku akan merebut mas David darimu dan membuat kamu dan anakmu diusir dari rumahmu yang besar itu.”
Lalu dia pun melepaskan daguku dengan sangat kasar dan kembali masuk ke ruangan suamiku.
Aku seperti orang bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa. Aku pun memaksakan kakiku untuk berdiri dan segera pergi dari perusahaan mas david.
Aku tidak akan pernah membiarkan wanita itu menghancurkan keluargaku. Aku akan mempertahankannya sebisa mungkin, aku tidak mau rumah tangga yang sudah terjalin selama 5 tahun harus kandas hanya karena orang ketiga.
Aku pun segera memesan taksi dan pulang ke rumah. Karena memang tadi aku menyuruh mang ujang untuk pulang karena aku berpikir akan lama di kantor mas david.
Ketika sampai di rumah tiba-tiba bik imah mendekatiku dan berkata, “Non, den Luis sepertinya sakit, karena badan den Luis sangat panas.”
Aku pun segera berlari ke kamar anakku, dan aku melihat Luis sedang berbaring di tempat tidur dan wajahnya sangat pucat.
Aku sangat ketakutan, aku takut terjadi apa-apa dengan anakku itu. Aku pun segera membereskan beberapa pakaian Luis, dan memanggil bang Ujang untuk mengantarkan kami ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit mereka langsung membawanya ke UGD dan segera memeriksanya.
Ternyata anakku terkena penyakit tipes dan harus segera dirawat secara insentif di rumah sakit.
Lalu Aku pun memesan kamar kelas 1 untuk perawatan anakku.
Dokter berpesan bahwa anakku tidak boleh kecapean dan tidak boleh makan-makanan yang pedas karena akan membawa dampak buruk untuk kesehatan ususnya, dan dia pun hanya boleh makan bubur ataupun makanan ringan seperti roti dan buah.
Aku pun mengucapkan terima kasih pada dokter tampan itu.
Setelah dokter itu keluar aku pun baru ingat bahwa aku belum memberitahukan kepada mas David kalau anaknya sedang dirawat di rumah sakit.
Aku pun segera meneleponnya “TUT...TUT...TUT...” tapi tidak diangkat.
Aku pun segera meneleponnya lagi “TUT...TUT...TUT...” pada deringan ketiga barulah teleponku diangkat.
“Hallo...” aku mendengar suara perempuan yang mengangkat telepon suamiku, aku sudah dapat memastikan bahwa itu adalah Tina, karena aku ingat suara perempuan jalang itu.
Tanpa banyak basa-basi aku lanģsung berbicara pada intinya “di mana suamiku, aku ingin berbicara dengannya?”
“Ada perlu apa? Kalau ada yang penting sampaikan saja padaku, karena mas David sedang tidur. Dia kecapean akibat pergulatan panas tadi.”
Aku kaget mendengar perkataannya itu. Perempuan ini benar-benar tidak tau malu, dia bisa menceritakan hal yang tidak pantas itu dengan aku istri sahnya mas David.
Aku pun segera mematikan sambungan telepon itu, karena aku merasa jijik dengan tingkah laku mereka berdua.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak menelepon mas David lagi. Biarkan dia sendiri yang menghubungiku kalau memang dia rasa aku penting untuknya.
Aku pun tetap duduk menjaga anakku di samping tempat tidurnya. Dan aku merasa lapar sekali, tadi siang aku tidak sempat makan karena terburu-buru mengantar luis ke rumah sakit.
tapi siapa yang akan menjaga anakku kalau aku keluar mencari makan. Apalagi sekarang sudah jam 8 malam.
“Ma.....” tiba-tiba anakku memanggilku dan ternyata dia sudah bangun.
Dan aku segera memegang dahinya, dan syukurlah ternyata panasnya sudah turun. Karena memang tadi dokter memberikan obat penurun panas.
“Papa mana, ma? apakah papa tidak menyayangiku ma? kenapa papa tidak pernah perhatian pada Luis?” tanyanya dengan mata yang berkaca- kaca.
Aku bingung harus menjawab apa, karena memang selama ini mas David tidak terlalu memperhatikan Luis, dia selalu sibuk dengan pekerjaannya. Dia berbuat seolah-olah Luis bukan darah dagingnya.
“Papa masih sibuk sayang, papa bilang kalau pekerjaannya sudah selesai, dia akan segera ke sini untuk menengok kamu sayang.” Jawabku dengan tersenyum.
Aku tidak ingin mengatakan kalau papanya sedang sibuk dengan perempuan lain. Aku tidak ingin membuat kesan buruk Luis untuk papanya.
Tidak lama terdengar suara ketukan di pintu, dan ternyata bik Imah yang datang.
Dia membawakan makanan dan bubur untukku dan Luis dan juga membawa beberapa baju dan perlengkapan mandiku.
Bik Imah sudah bekerja lama denganku, jadi aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri.
“Makasih banyak ya bik, kebetulan memang aku sudah sangat lapar sekali. Bibi dengan siapa ke sini?”
“Bibi dengan mang ujang, non. Mang Ujang ada menunggu bibi di parkiran.” Jawab bik imah.
“Apa bapak sudah pulang bik?”
“Belum non?”
Bik Imah pun akhirnya pamit kepadaku untuk pulang kembali ke rumah.
Aku tidak menyangka mas David tega sekali padaku dan anaknya.
Baiklah mas kalau ini maumu, tapi aku pun tidak akan menyerah mas untuk tetap mempertahankan hubungan kita.
***bersambung***
gitu donk jangan mau d tindas