menceritakan tentang perasaan aneh seorang pengusaha muda yang dikenal kejam pada lawan bisnisnya terhadap saudara kembarnya sendiri.
perasaan yang tak biasa itu semakin lama semakin membuatnya tidak bisa mengendalikan diri setiap dekat dengan sang adik kembar.
ada unsur adegan ***, yang Tidak nyaman bisa di skip adegan *** nya.
"kak, kita tidak seharusnya seperti ini",
"maafkan aku, tapi jujur aku mencintai mu",
"kak, ini salah, kau tidak boleh mencintaiku, aku adik kembarmu, adik kandungmu",
"aku tahu, tapi...",
sosok tegas, bengis, dengan tatapan dan aura yang begitu tajam itu hanya akan luluh pada sang adik kembar.
apakah cinta Arkana terbalaskan?
ataukan harus kandas ditentang takdir?
yuk ikuti kisah Arkana menaklukkan takdir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Zoya terlihat begitu panik dan cemas, bahkan dia tidak memperdulikan banyaknya darah di bajunya, dalam hati dia terus merapalkan doa agar rakeela baik baik saja.
"Zoya...", panggil Arkana yang datang sambil berlari, wajahnya jangan ditanya tegang dan tak kalah cemas, dibelakangnya diikuti David dan juga Clio yang tak kalah cemas,
"arkaaan, hiks hiks, rakeela", tangis Zoya pecah, dan tubuhnya hampir saja luruh kalau saja davida dan Clio sigap menahannya.
"tenang Zoya", ucap David,
"kita duduk dulu", sahut Clio,
"apa yang sebenarnya terjadi Zoya?", tanya Arkan berusaha lembut, dia tahu kalau Zoya juga sedang terguncang,
"dia tiba tiba lari mengejar seseorang yang dia sebut, Xeon",
jawaban Zoya membuat mata ketiganya membola sempurna, nama itu??
kenapa rakeela kembali menyebut nama itu??
"tapi bahkan gue gak lihat siapa siapa, dan tiba tiba saja ada mobil yang menabrak tubuh rakeela", lanjut Zoya,
Hening, semua terdiam, sibuk dengan pikiran masing masing, Arkana bahkan hatinya sudah berkecamuk hebat.
"keluarga nona rakeela", panggil seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD.
"saya dok, bagaimana keadaan adik saya?", tanya Arkana tidak sabaran,
"tidak ada luka yang serius, hanya ada luka dibagian kepala dan sudah kami lakukan tindakan, pasien masih belum sadarkan diri", jelas sang dokter,
" apa perlu rawat inap dok?", tanya Arkana cemas,
" sebenarnya tidak perlu, tapi kalau memang pihak keluarga mau sekalian untuk memantau pasien, Tidak apa apa", jawab sang dokter,
" apa tidak perlu di CT scan, hawatir ada luka yang parah di kepalanya?", tanya arkana lagi,
"menunggu pasien sadar, nanti kita lakukan ct scan, ada yang perlu ditanyakan lagi tuan?",
" tidak dok, terima kasih, saya boleh masuk untuk melihat keadaan adik saya? ",
" tentu, silahkan tuan, kalau begitu saya permisi",
" gue lihat keadaan rakeela dulu", kata arkana,
"Lo masuk dulu, nangis kita nyusul", jawab David,
Arkana pun masuk kedalam, sejak mendapat kabar dari Zoya kalau rakeela kecelakaan, hatinya sudah tidak karuan, takut, cemas, hawatir, semua memenuhi hati dan pikirannya.
"kenapa rakeela jadi ingat sama Xeon lagi?", tanya Clio,
" bukan kenapa rakeela bisa ingat, tapi kenapa rakeela bisa melihat Xeon, padahal dia sudah meninggal bertahun tahun lalu", sahut David,
"rakeela tidak akan bisa melupakan Xeon begitu saja, xeon cinta pertama rakeela, dan Xeon meninggal karena menghalangi tembakan yang sasarannya adalah rakeela, selama ini rakeela terlihat baik baik saja diluar, tapi kita tidak tahu bagiamana dalam hatinya, Vero saja yang bertahun tahun mengejarnya Sampai sekarang tidak bisa membuat hati rakeela terbuka", ucap Zoya,
" kita saksi bagaimana terpukul dan depresinya rakeela saat itu", kata Clio,
" sebenarnya ada yang masih mengganjal buat gue soal kematian Xeon", kata David,
" maksud Lo, ada sesuatu yang tidak beres gitu? ", tanya zoya,
" iya, tapi apa itu, Sampai sekarang gue masih belum menemukannya", jawab David,
" dan yang membuat semakin aneh adalah, keluarga Xeon yang tiba tiba saja pindah keluar negeri setelah kematian Xeon", sahut Clio,
" apa arkan pernah menyelidiki semua secara tuntas?", tanya zoya,
"pelaku ditangkap Bahkan dibuat mati oleh Arkan, sampai akhir hidupnya pelaku hanya mengatakan kalau dia salah sasaran", jawab David.
ketiganya kembali terdiam, sementara didalam ruangan IGD, rakeela sudah sadar dan yang dia lakukan saat ini adalah menangis, arkana menenangkan dan memeluk erat tubuh rapuh rakeela.
kejadian ini seperti flashback ke 3 tahun lalu, dimana rakeela yang terus terusan menangis dan histeris setelah kematian Xeon, Arkana dan kedua orang tuanya bahkan Sampai berhenti melakukan pekerjaan apapun demi menemani rakeela yang benar benar terguncang jiwanya.
bagiamana tidak, rakeela yang saat itu sedang berkencan dengan Xeon sang kekasih, tiba tiba saja dikejutkan dengan penyerangan oleh dua orang yang mengarahkan pistol ke arah mereka berdua, tapi target orang orang itu ternyata adalah rakeela, dan Xeon saat itu merelakan tubuhnya demi menyelamatkan rakeela, dia mendapatkan 3 tembakan di dada, perut dan terakhir di kepalanya yang membuatnya meninggal dunia di pengajuan rakeela.
"tenang ya sayang, sudah jangan menangis terus", bujuk Arkana,
" hiks hiks, aku... Aku melihat Xeon kak", ucap rakeela,
" hust,,, iya iya, sudah ya jangan menangis, nanti kepalanya makian sakit, mau rawat inap saja?", tawar Arkana lembut,
" mau pulang kak, gak mau disini", ucap rakeela,
" oke kita pulang, tapi kalau kamu merasa kepala kamu sakit atau tidak nyaman, kamu bilang kakak, kita lakukan ct scan", perkataan Arkana hanya di jawab anggukan oleh rakeela.
Arkana memerintahkan David untuk mengurus administrasi biaya perawatan rakeela, dan malam itu juga rakeela pulang, ditemani Zoya, Clio dan David.
Arkan membawa rakeela pulang ke apartemennya saja, karena jaraknya dari rumah sakit lebih dekat, untuk berjaga jaga kalau kalau rakeela mengeluhkan sakit lagi.
Arkana membantu rakeela ke kemar mandi untuk berganti pakaian, di bajunya terkena banyak noda darah, Arkana membantu mengelap tubuh rakeela yang katanya lengket, sedangkan rakeela duduk diatas closet, dengan hanya mengenakan celana pendek dan tanktop.
Dia hanya terdiam menikmati arkana yang menyeka tubuhnya dengan handuk dan air hangat, tidak ada pembicaraan apapun karena arkan tahu mood rakeela sedang tidak baik.
"kak", panggil rakeela,
"hemmm, kamu butuh sesuatu?", tanya Arkan lembut, Dengan tatapan teduhnya,
"jangan kasih tahu mommy sama Daddy ya, aku gak mau mereka hawatir", ucap rakeela dengan bibir melengkung ke bawah,
" iya", jawab Arkan,
"tadi aku benar benar lihat dia kak, aku gak halusinasi, aku benar benar melihatnya diatas motor, hiks hiks, kenapa aku bisa melihat dia lagi kak, apa aku sudah gila?", ucap rakeela kembali menangis,
" heh, jangan menangis, mungkin kamu melihat orang yang mirip dengannya, kan kata orang di dunia ini ada 7 orang yang mirip Dengan kita", ucap Arkana menenangkan rakeela, dia menakup kedua pipi rakeela, menatap wajahnya yang sayu,
"sudah, ayo ganti baju kamu dulu, setelah itu kamu istrahat, luka kamu masih basah, jangan terus terusan menangis nanti lukanya makin sakit", bujuk arkana dan rakeela pun menurut,
setelah selesai, rakeela pun membaringkan tubuhnya diatas ranjang empuk miliknya, sementara Arkana menemani di samping rakeela, dia Tidak akan meninggalkan rakeela barang sedetik pun, keadaan rakeela sedang tidak stabil, masih sering menangis, lukanya juga harus dalam pengawasan.
Rakeela sudah tertidur nyenyak setelah meminum obat yang tadi di berikan oleh dokter, Arkana masih siaga di sampingnya,
"periksa cctv mall itu, gue tunggu secepatnya",
Titah arkana pada seseorang di seberang, dia tidak akan tinggal diam, dia akan memastikan sendiri apa yang dibilang rakeela benar atau tidak.
Kalau memang rakeela kembali berhalusinasi, maka arkana akan kembali membawanya ke psikiater untuk terapi seperti dulu, tapi kalau yang di katakan rakeela benar, dia akan mencari tahu semua secara detail.