NovelToon NovelToon
Kimi'S Destiny

Kimi'S Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Mafia / Cintapertama / Playboy
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: V3a_Nst

Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Istri?

***

Kimi berjalan kaki menuju rumah selepas bekerja seharian di supermarket tengah kota yg sudah ia jalani selama 2 tahun belakangan.

"Rame sekali hari ini, lumayan lelah, tapi tidak apa-apa karena aku dapat bonus, yeay!" Girang Kimi sambil berjalan menuju rumah. Ia senang karena hari ini bisa memberikan uang lebih pada Ibu nya Mira di rumah.

Bugh

Bugh !!

Aarrgghh!!

Mampus!

kimi terkejut kala mendengar suara gaduh di simpang jalan yg akan ia lalui. Belum selesai rasa terkejut nya, sudah terdengar suara geber-geberan motor yg akan melintas ke arah nya berdiri membeku saat ini.

Seperti nya sedang ada tawuran antar motor gede di simpang jalan sana, Kimi tidak bisa berpikir jernih lagi, ingin kabur pun ia takut di tabrak, jadi ia lebih memilih berjongkok sambil menutup kedua telinga dengan rasa takut mendominasi.

"Woii minggir woiii!"

"Cari mati, hah!"

Banyak lagi caci maki dari komplotan motor gede itu saat melintasi Kimi, syukurnya dari sekian banyak orang itu, tidak ada yg mencelakai dirinya.

"Huh! Ya Tuhan takut sekali! Dasar tidak waras!" Ucap Kimi sambil berlari sekencang yg ia bisa setelah geng motor sudah berlalu.

"AAKKKHHH!!!"

Kimi reflek menjerit ketika melihat seorang pria tergeletak di atas aspal dengan darah yg berlumuran hampir di seluruh tubuhnya. Kimi seketika menyesal telah berbelok di persimpangan dimana tempat geng motor tadi berasal. Ternyata disini ia di hadapkan dengan seseorang yg ia tidak tahu masih hidup atau tidak.

Rasa dilema menguat di hati nya. Sudah bersiap berbalik untuk pergi, tetapi kemudian ia melirik lagi ke arah orang tersebut. Rasa kepeduliannya mengalahkan ego nya untuk pergi begitu saja.

Kimi mendekat sedikit demi sedikit, dengan bermodalkan cahaya bulan Kimi akan memeriksa seorang pria yang...

"Wah! Tampan sekali."

Puji Kimi begitu bisa melihat lebih dekat pada seorang pria yg di klaim tampan oleh Kimi. Ia mulai memeriksakan leher pria itu dan hasilnya..

"Dia masih hidup! Syukurlah Tuhan.. Terus sekarang bagaimana cara aku membawamu pergi dari sini? Aku tidak mungkin kuat." Resah Kimi melihat sekeliling tempat dimana ia sedang bersimpuh di samping pria yg tak sadarkan diri.

"Itu kendaraan miliknya ya?" Pikir Kimi yg melihat pintu kemudi masih terbuka dan juga kendaraan yg masih menyala. Ia berpikir mungkin saja pria ini terkena musibah begal oleh geng motor.

***

Kimi mencoba menekan-nekan dada pria tersebut. Tidak ada respon sama sekali. Dengan berat hati, ia terpaksa akan memberikan napas buatan yg siapa tahu bisa membuat pria itu sadar.

"Maafkan aku, aku hanya ingin menyelamatkan kamu" Ucap kimi sembari terus menunduk untuk bersiap memberikan napas buatan untuk pria pingsan itu.

"Uhuk! Uhuk!! Uhuk!" Hanya sekian centi lagi kedua bibir mereka akan bertemu, disaat itu pula sang pria tampan tersadar dan langsung terbatuk. Kimi sontak membeliakkan mata dan terduduk cepat.

"kamu akan mencium saya?" Tanya sang pria tajam.

"Ti-tidak!"

"Ck! Masih tidak mau mengaku kamu? Uhuk!"

Kimi membeku di samping pria itu tanpa mau menoleh sedikit pun.

'Mati aku, malu sekali!' Keluh nya dalam hati. Meski tidak melihat ke arah sang pria, namun Kimi tau kalau pria itu sedang berusaha untuk duduk dan kemudian berdiri. Tepat saat pria itu ingin berdiri sang pria oleng dan kemudian terbatuk lebih parah dari sebelumnya.

Sontak Kimi menopang tubuh pria yg 2x lebih besar dari dirinya yg mungil.

"Hati-hati! Jelas-jelas berlumuran darah begitu pun kamu masih merasa kuat saja!"

"Minggir!" Tolak pria itu kasar.

"Ck! sudah tidak kuat itu jangan menyusahkan! sudah ayo aku antar kamu kerumah sakit"

"Saya tidak mau pulang!"

"Kepala kamu ke bentur sampai tidak bisa mendengarkah? Aku bilang kerumah sakit bukan pulang!"

"Ck!" Decak pria itu memegangi kepala nya yg memang terasa sakit. Karena merasa akan oleng lagi, ia sontak memeluk Kimi erat.

"Aakkh! Ih kamu! sudah ayo aku bawa kamu ke rumah sakit sekarang."

***

Di perjalanan menuju rumah sakit pria itu sepertinya pingsan kembali. Kimi jadi bisa bernapas lega, setidaknya pria itu pingsan setelah bisa berdiri dan berjalan sendiri kemudian di papah oleh nya menuju kursi penumpang. Jika tidak, mungkin ia akan menggelindingkan saja tubuh pria tampan itu sampai ke rumah sakit.

Tiba di rumah sakit, Kimi bergegas menuju IGD. "Suster! Tolong ada pasien darurat!" Teriakan Kimi menggema sehingga membuat para petugas rumah sakit berbondong keluar untuk menyelamatkan pasiennya.

"Ayo 1 2 3, angkat!" Bimbing para petugas rumah sakit saat mengangkat tubuh pria malang tersebut. Ia di larikan dengan cepat menuju perawatan untuk mendapatkan penanganan.

"Silahkan istrinya mendaftar dulu ya Bu." Titah salah satu perawat yg melintas. Ia terpaku saat sang perawat berkata begitu.

"I-istri? Ak-aku bu-"

"Ayo Bu di sebelah sini, biar saya antar."

Potong perawat lain yg mungkin sudah di tugaskan oleh perawat sebelumnya yg mengklaim Kimi adalah istri dari korban.

"Huh, baiklah."

***

Belum sampai di ruang pendaftaran, ponsel milik pria itu berdering. Ya, Kimi mendapatkan nya tergeletak di jalanan. Disana tertera nama Darren.

"Halo.."

"Will! Ini siapa? Kenapa suara wanita yg menjawab?" Desak pria bernama Darren saat mendengarkan suara wanita yg menjawab panggilan.

Saat ingin menjawab, perawat yg sedari tadi menuntun jalan Kimi menuju pendaftaran berkata...

"Ayo Bu, sebagai istri dari pasien Ibu bisa mendaftar disini."

Kimi kembali salah tingkah, di tambah kini ada seseorang yg bernama Darren di sambungan ponsel.

"Istri? kamu istri Willy? Kenapa aku tidak tahu dia sudah menikah?!" Cecar Darren pada Kimi.

"Ck! Sebaiknya siapapun kamu yg ada disana, datang ke rumah sakit Anderson saja, cepat ya!"

Hela lelah terdengar dari Kimi sesaat setelah panggilan selesai. Kini ia akan menghadapi perawat yg katanya akan mendata daftar pasien yg baru masuk.

***

Selesai sudah drama tuduhan istri yg seperti dikatakan tadi. Sang perawat sempat terkejut saat Kimi bilang kalau ia hanya lah penolong pria malang itu. Perawat itu malah berkata..

"Padahal serasi sekali, saya mengira memang kalian pasangan suami istri."

Bola mata Kimi memutar malas dan juga jengah dengan pemikiran sang perawat.

"Huh baju ku bau amis darah begini, sampai semua orang mengira aku juga terluka. Dimana pria bernama Darren Darren itu. Katanya akan datang, Aku mengantuk sekali." Kimi melihat pergelangan tangannya untuk melihat jam yg kini sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Tidak lama setelah itu terdengar suara rusuh orang berlari ke arah nya.

"Dimana Willy?" Tanya seorang pria dengan balutan jas khas seorang dokter tiba dimeja pendaftaran. dari raut wajahnya terlihat sekali sedang khawatir.

Kimi langsung bisa menebak 'pasti itu Darren'. batinnya mengira.

"Darren!" Teriakan Kimi mengalihkan atensi pria yg sedang cemas itu. pria itu pun mendekat dengan tergesa.

"Kamu? Kamu istrinya Willy? Kamu luka juga?" Tanya sang pria menelisik dari atas hingga bawah. Di iringi dengan raut wajah yg terkejut dan khawatir saat melihat baju kimi yg juga berdarah.

"Dokter Alex, Tuan Muda William ada disebelah sini." Ucap salah satu petugas kesehatan menginterupsi pria yg dikira Kimi adalah pria bernama Darren.

Kimi membeliak. "Ya ampun aku salah orang!" Engahnya terkejut.

Alex hanya tersenyum menanggapi, karena terburu-buru ia harus bergerak menuju arahan petugas kesehatan yg semula memberitahu lokasi William.

belum lama pria bernama Alex pergi, mulai lagi terdengar gemuruh suara orang berlari mendekat. Kimi terkejut, karena dua pria tampan berlari diiringi dengan pria berbadan besar dibelakang mereka.

"Kamu? kamu istri Willy?"

Kimi membeku, ia terkejut dan juga takut.

"Aku Darren." Ucap pria yg sebelum ini berbicara dengannya.

Kimi menghela lega. sambil menunjuk ruangan William, ia tidak lagi mampu bersuara. biarlah orang mau menganggapnya sebagai apa, ia sudah lelah.

netra Kimi bergidik melihat para pria bertubuh besar yg mengitari bagai membentuk sebuah pagar hidup. 'Seram sekali wajah mereka semua.' Keluhnya menatap takut.

Baru saja dua pria yg diyakini Kimi adalah kerabat dekat pria bernama William, ingin memasuki ruangan, pintu terbuka.

Atensi semua orang beralih pada suara pintu yg baru terbuka.

"Lex! kamu sudah disini? bagaimana Willy?" Tanya Darren khawatir.

"Dia tidak ma ti kan?" Imbuh pria lainnya yg belum Kimi ketahui namanya.

"Ck! tidak mungkin dia ma ti, dia itu kucing. sudah pasti dia punya sembilan nyawa!"

Pletak!

Haduh!

Darren memukul kepala dua orang temannya secara bergantian. Kimi sempat terkejut lalu tertawa kecil setelahnya.

"Keadaan Willy sudah stabil walau sempat masuk dalam masa kritis sejenak. Tapi dia berhasil kembali stabil dan sekarang sedang tertidur karena efek obat bius. aku juga telah melakukan jahitan pada bagian perut dan juga kepala bagian kiri yg bocor. Luka sobek lumayan parah. Tapi untuk saat ini, Willy sudah stabil" Terang Dokter Alex yg menangani William.

"Syukurlah, setidaknya Tante Vivi dan Paman James, tidak akan kehilangan anak mereka." Sahut Darren lega.

***

Entah ada pikiran apa, Kimi memilih menetap di rumah sakit tersebut. Saat semua teman-teman William masuk ke ruang rawat, ia malah mengekor dan ikut melihat keadaan sang pria tampan. Hatinya sempat berdenyut ketika melihat pria malang itu. Perban yg menutupi bagian atas kepala dan juga perut, di tambah luka-luka ringan yg menggores di berbagai sisi.

"Kamu tidak perlu menangis. Willy tidak akan semudah itu ma ti!"

"Kenalin aku Marsel." Lanjut pria yg ternyata bernama Marsel, kini pria itu mengulurkan tangan ingin menjabat Kimi sebagai tanda perkenalan.

"Jangan macam-macam! Nanti Willy marah punya dia kamu sentuh!" Tepis Darren kasar. Mereka saling pandang kesal, lalu...

"Kenalin Aku Alex. Pria yg sempat kamu kira adalah Darren."

"Jangan hiraukan nona. Mereka adalah pria-pria playboy memuakkan." ketus Darren menatap tajam kedua temannya.

Kimi hanya terdiam tanpa tahu harus berbicara apa. Ia hanya bingung saja sedari tadi harus mulai dari mana, sejak tadi semua orang berkata dia lah istri dari pria malang bernama William. Tanpa ada kesempatan untuk mengklarifikasi, ia pun lelah untuk sekedar menjelaskan.

***

BERSAMBUNG

Semoga suka ya guys, makasih telah membacaaaa ❤️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!