NovelToon NovelToon
Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Chicklit
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.

Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.

Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang Ajaib

Ling Xi menemukan dirinya di tempat asing. Hamparan bunga berwarna-warni membentang sejauh mata memandang, diapit oleh padang rumput hijau. Suara gemericik air terjun menenangkan, dan pepohonan rindang menyisakan bayangan sejuk di bawahnya. Tidak hanya itu, ada hewan-hewan juga disana. Tempat ini adalah perwujudan keindahan alam yang ada dibenak Ling Xi.

Di tengah kebingungannya, sebuah suara memanggil namanya.

"Ling Xi..."

Ling Xi menoleh, mencari sumber suara. Ia tidak melihat eksistensi seorang pun. "Siapa di sana?"

"Aku di sini. Kita bertemu lagi," jawab suara itu. Tiba-tiba seekor ular muncul dari balik semak. Kulitnya berkilauan seperti salju, dan matanya menatap Ling Xi dengan bijaksana. Sama seperti tatapan mata perpisahan mereka sewaktu Ling Xi masih berupa gadis kecil.

Ling Xi mendekat, mengamati ular itu dengan saksama, lalu seulas senyum tipis terukir di bibirnya. "Kau ular yang waktu itu hendak dipukul oleh anak laki-laki itu, kan?"

Ular itu mengangguk. "Benar, akulah ular itu. Kini aku datang untuk memberimu sesuatu yang dapat mengubah apa pun yang ingin kau ubah, kecuali takdir itu sendiri."

"Apa itu?" tanya Ling Xi, hatinya dipenuhi rasa penasaran.

Ular itu melingkar, lalu di depannya muncul kalung giok serta sebuah buku kuno. "Ini adalah kalung giok dan buku petunjuk," ucapnya. "Kalung ini akan membawamu ke dalamnya. Buku ini adalah petunjuk, berisi segala rahasia dan cara menggunakan ruang ajaib ini."

Ling Xi menerima kedua benda itu, menimang-nimangnya dengan hati-hati. "Apakah ini bisa menyembuhkan luka di hati? Apakah ini bisa menghapus rasa cinta pada orang yang salah?"

Ular itu terkekeh pelan. "Itu adalah urusan hati, dan hanya dirimu sendiri yang bisa menyembuhkannya, Ling Xi. Ruang ini hanya bisa kau gunakan untuk menumbuhkan tanaman obat langka, menciptakan ramuan penyembuh, atau menyimpan barang paling berharga sekalipun. Semua rahasia dan kemampuannya tertuang jelas di dalam buku itu. Apa yang ku sebutkan hanya sebagian saja, sisanya kau bisa pelajari di buku petunjuk."

"Kalau begitu, aku akan mempelajari buku ini dengan baik," ucap Ling Xi.

"Ada perbedaan waktu antara Ruang Fengyun dan duniamu. Kau bisa menghabiskan waktu berlama-lama di sana, tetapi di dunia mu, kau hanya menghilang sesaat. Kau hanya perlu memejamkan mata dan menggenggam bandul kalung ini untuk masuk ke Ruang Fengyun. Ingat, jaga kalung ini baik-baik. Jika putus, kau tidak akan bisa menggunakannya lagi."

Ling Xi terdiam sejenak, "Baiklah, akan kujaga kalung ini seperti nyawaku."

Seketika, pandangan Ling Xi menggelap, semua keindahan yang ia lihat sirna. Ular naga menghilang, dan kesadarannya kembali ditarik ke dunia nyata.

...****...

Kediaman Ling.

Perlahan kelopak mata Ling Xi terbuka. Ia menemukan dirinya terbaring di dalam kamar. Matanya menyapu sekitar, dan tidak menemukan A Mei berada di sisinya. Yang ada, ia melihat Jian Li duduk di samping ranjang. Tidak lama kemudian Xiu Ying datang membawa baskom berisi air hangat dan handuk. Niatnya ingin membersihkan tubuh adiknya, mumpung masih ada Jian Li, ia bertingkah manis agar diperhatikan.

"Akhirnya kau sudah sadar. Bagaimana keadaanmu? Kau terlalu banyak berlari saat di pesta rakyat malam itu." Ucap Jian Li kepada Ling Xi.

Namun bukan jawaban yang didapat Jian Li, melainkan sebuah tamparan keras yang mendarat di pipinya. Tangan Ling Xi gemetar menahan amarah yang meletup-letup. Semua orang yang ada di sana terkejut, tidak menyangka Ling Xi akan bertindak sejauh itu.

"Xi'er, ada apa denganmu?" Xiu Ying segera merengkuh tubuh Ling Xi yang baru siuman, mengusap lembut kepalanya penuh kasih sayang.

"Tanyakan padanya mengapa dia pantas menerima tamparan ini!" Ling Xi menunjuk Jian Li dengan jari bergetar.

Saat dipeluk, Ling Xi meringis kesakitan. Seluruh tubuhnya ternyata dipenuhi luka goresan dan lebam. Seorang tabib yang baru datang segera memeriksa kondisinya, diikuti oleh Ayah dan ibu tirinya yang bergegas datang setelah mendengar Ling Xi sudah siuman.

"Xi'er, apa yang telah kau lakukan hingga berakhir seperti ini? Ayah sudah berpesan untuk tidak berbuat macam-macam sampai mencelakai diri sendiri. Terlebih, kau mendorong kakakmu ke kolam sebelumnya."

"Ayah, aku hanya kurang hati-hati. Jangan salahkan Xi'er, karena ia pun kini terluka." Xiu Ying segera menyela, suaranya terdengar lembut namun penuh kepalsuan.

Nyonya Luo menggenggam tangan suaminya, menenangkannya dengan gerakan lembut. Ia menatap Ling Xi dengan kelembutan yang dibuat-buat. "Xi'er, syukurlah kau sudah sadar. Bagaimana bisa kau seperti ini, Nak? Apa ada yang terluka parah?"

Ling Xi, yang tadinya berniat menceritakan semua kejahatan Jian Li, mendadak mengurungkan niatnya. Ucapan ayahnya, yang alih-alih bersimpati, justru menyalahkannya atas luka yang dideritanya, sungguh membuat hatinya beku.

Ia sadar, di rumah ini, dirinya tak lebih dari seorang putri terbuang, yang kehadirannya tidak pernah dianggap. Lihat saja, ia terluka pun masih saja tetap salah kenapa bisa dia terluka. Ling Xi menebak jika ia meninggal pun mayatnya kelak akan diinterogasi dan disalahkan kenapa sampai bisa meninggal.

Ia memilih untuk membungkam. Ling Xi sadar, membalas mereka dengan kemarahan atau meminta pembelaan hanya akan sia-sia. Pikirannya tiba-tiba saja melayang pada kalung dan buku yang diberikan oleh ular misterius. Apakah itu semua hanya mimpi, atau ia benar-benar telah memasuki dimensi lain? Jadi ia perlu memastikan itu ketika hanya sendiri di kamar ini.

"Aku baik-baik saja. Ini hanya luka kecil yang akan segera sembuh. Kalian tidak perlu cemas. Aku hanya perlu beristirahat, ada A Mei yang akan menjagaku."

Ling Xi mengedarkan pandangan, mencari sosok A Mei. "Di mana A Mei? Aku tidak melihatnya."

"Pelayanmu sedang ayah hukum cambuk karena telah membawa dampak buruk padamu."

"Di cambuk? Bukankah hukuman itu seharusnya hanya untukku, yang kata ayah suka membuat onar? Mengapa A Mei yang harus dihukum? Jika Ayah mau, cambuklah aku!"

Tuan Ling Yuan terdiam. Xiu Ying kembali menyela. "Xi'er, A Mei telah berbohong. Saat itu kau pingsan, dia mengatakan tabib tidak ada di kediaman, padahal tabib ada di sini. Kebohongan itulah yang membahayakanmu, makanya dia dihukum. Beruntung kau cepat sadar."

"Benar kata kakakmu, Xi'er. A Mei harus bertanggung jawab atas kebohongannya. Kami khawatir jika kebohongannya itu berdampak buruk padamu. Ayahmu hanya mencemaskanmu."

Ling Xi menarik napas dalam.

"Sebaiknya, Ayah memang harus mengganti A Mei dengan pelayan lain."

"Tidak! Aku tidak setuju. Sudah cukup Ayah mengganti pelayanku sewaktu kecil, Bi Hua, untuk diberikan pada Kak Xiu Ying. Sekarang A Mei akan aku pertahankan!"

Mendengar kalimat Ling Xi, Jian Li mengerutkan kening. Apa benar yang dikatakan Ling Xi bahwa Bi Hua sebenarnya pelayan Ling Xi yang dialihkan kepada Xiu Ying?

.

.

Bersambung.

1
nowitsrain
Sok iye lu
nowitsrain
Prett lah
nowitsrain
Paduka... ekhem
nowitsrain
Heh 😭😭
nowitsrain
Kena kutukan lah tu *soktau
nowitsrain
No, no. Harusnya dikebiri
nowitsrain
Gimana nanti ajalah yee
Dewi Payang
Lupain, Ling Xi udah gak mau sama yu
Dewi Payang
Tampan pisan euy😍
Dewi Payang
Ga usah nuduh org lain, diri sendiri aja dodol, kagak pinter
Muliana
Seumur-umur belum pernah di perebutkan. Bagaimana rasanya ya? /Facepalm/
Muliana
Wah, kalo gini aku juga dukung kaisar ahh
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
cantik si kaisarnya
nowitsrain
Ayah, Ayah. Sejak kapan jadi bapakmu?
〈⎳ FT. Zira
asal main klaim aja padahal dah ditolak
〈⎳ FT. Zira
kaget gak tuh
aleena
kau bimbang ayah kenapa?
kenapa tidak mengikuti apa kata hatimu ,,,

wis sekarepmu ae Jian li
Zenun: masih belum cukup kuat
total 1 replies
Biduri 🎖️
Loh ada apa ini kok bapake punya pikirin begitu 🤔 apa dia juga tau ramalan itu?
Zenun: Kok tau😁
total 1 replies
Biduri 🎖️
Kok tau bapake Ling Xi ada di Utara
Zenun: filing, soalnya Ling Xi pernah bohong yang tentang air kejujuran dapetnya dari sana
total 1 replies
Dewi Payang
Ling Xi : dan sungguh lucu juga, kenapa harus nanya lagi/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!