NovelToon NovelToon
Cinderella N Four Knight

Cinderella N Four Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Naruto / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:266
Nilai: 5
Nama Author: Vita Anne

Hinata di titipkan pada keluarga Hashirama oleh ayahnya yang menghilang secara tiba-tiba.

Di sana, di rumah besar keluarga itu yang layaknya istana. Hadir empat orang pangeran pewaris tahta.

Uchiha Sasuke
Namikaze Naruto
Ootsutsuki Toneri
Kazekage Gaara

Akankan Hinata bisa bertahan hidup di sana?

Disclaimer : All Character belongs to Masashi Kishimoto. Namun kisah ini adalah original karya Author. Dilarang meniru, memplagiat atau mencomot sebagian atau keseluruhan isi dalam kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. First Step

Hinata terus mencoba mengatur detak jantungnya saat ini yang terus berdetak kencang.

Naruto ada di rumah siang ini.

Apa yang akan dia lakukan?

Pria itu tidak biasa pulang ke rumah di jam ini. Bagaimana jika dia membahas tentang apa yang terjadi?

Segala pikiran itu terlontar dari kepalanya yang kecil.

Hinata berjalan memutari kamarnya dengan gugup. Dia masih begitu malu untuk bertemu dengan pria itu. Dia ingin melupakan apa yang terjadi seolah itu hanya sebuah kesalahan. Dia belum siap dengan Segala konsekuensi nya nanti.

Gadis itu meremas telapak tangannya dengan gugup.

'Tok tok tok!'

Suara ketukan di pintu membuat jantungnya seolah melompat dari sana. Hinata semakin gugup dengan bergerak tak tentu arah sekarang. Wajahnya yang terus meringis menggambarkan ketakutan yang gadis itu rasakan.

Apa dia harus membukanya?

Ah' tidak! Dia belum siap.

Tapi sampai kapan dia akan terus berpura-pura tidak terjadi apa-apa?

Apa dia harus berdiam diri di kamar mandi saja saat ini?

Atau, bagaimana jika dia melarikan diri? Itu lebih baik kan?

Tidak! Tidak!

Hinata menggeleng sarkas dengan semua isi kepalanya saat ini.

'Tok tok tok!'

Suara ketukan pintu terulang.

"Y_ya!" sahutnya dengan terbata. Suaranya seolah tercekat di tnggorokan."... Si_siapa di sa_sana?" tanya nya lagi dengan gugup.

"Ini aku!"

Suara berat itu!

Hinata memegang dadanya. Sekali lagi, jantungnya hampir saja melompat dari tempatnya jika dia tidak mengusap dadanya.

Hinata mengusuk kepala~nya seraya meringis.

"Arghhhh!" pekiknya pada diri sendiri dengan suara yang tertahan. dia kembali mencoba mengatur nafasnya yang tersengal.

'Aku harus membukanya!'

Ucap gadis itu dengan tatapan nyalang dan menghirup nafas dalam. Mengumpulkan kekuatan dan keberanian. Bagaimanapun, mereka memang harus membicarakan segala yang telah terjadi. Dan dia, tidak bisa lari lagi.

...°°°...

Gadis itu membuka gagang pintu dengan gugup. Di depannya berdiri pria itu, Namikaze Naruto. Mengenakan kemeja putih dengan bagian lengan tergulung di kedua siku~nya.

Siapapun tidak akan menyangkal bahwa pria itu adalah lelaki dengan typikal menakjubkan yang selalu membuat hati berdebar.

Segala yang ada di dirinya akan membuat orang terpesona. Terlebih dengan sikap dingin~nya yang seolah menyimpan banyak misteri.

Hinata menggelengkan kepalanya kasar. Sebesar apapun rasa kagum~nya pada pria itu. Dia tetap tidak dapat membenarkan kesalahan yang sudah mereka buat.

Naruto memasuki kamar itu meski sang empunya hanya bisa tercekat di ambang pintu sejak dia datang tadi.

"Bukankah kita harus bicara?" Ucap pria itu tiba-tiba seraya mendudukkan dirinya ke atas sofa di sana.

Hinata menyadarkan dirinya atas segala pikirannya sejak tadi. Gadis itu melangkah dengan pelan. Dia memilih untuk duduk di belakang piano ketimbang dia harus duduk di sofa yang sama dengan pria itu.

Dia masih menyimpan trauma.

Naruto mendecih, sudut bibirnya tertarik menciptakan sebuah senyum kecil di sana. Melihat kelakuan gadis itu yang tetap waspada. Kemudian dia menaikan sebelah alisnya. Mempertanyakan sikap Hinata yang sangat canggung di depan matanya.

"Kau takut pada ku?" Tanya Naruto sembari menatap mata bulan yang bersembunyi tersebut.

Hinata menggeleng seraya menunduk. Gadis itu berusaha menyembunyikan wajah~nya. Dia tidak berani menatap Naruto lebih jauh lagi. Itu terlalu beresiko. Karena dia tahu, terakhir kali dia membalas tatapan pria itu. Mereka berakhir dalam kubangan masalah.

"Ck!!" Naruto mendecih melihat kelakuan gadis itu.

"Aku, hanya begitu malu sekarang! Dan... Juga, Takut" Ucap Hinata dengan terbata setelah dia melihat wajah Naruto yang kini sedikit kesal."... Aku, Hanya merasa malu Tuan Namikaze! Gadis macam apa aku ini! Begitu mudahnya melakukan hal-hal Seperti itu. Bahkan ketika aku mabuk. Seharusnya aku bisa tetap berpikir dengan jernih dan menjaga diri ku dengan baik. tapi, Aku malah membuat masalah dengan semuanya! Ini semua hanya kesalahan kan?"

Jelas gadis itu panjang lebar dengan wajah yang frustasi. Dia sibuk memaki dirinya sendiri sejak tadi. Lalu beberapa saat kemudian gadis itu sadar dia sudah bicara terlalu banyak. Dan nyaris saja mengeluarkan seluruh hatinya di depan Naruto.

Naruto yang hanya diam terpaku membuat Hinata kembali menundukkan wajahnya.

"Maaf!" desis nya pelan dengan lesu.

Tidak ada respon dari pria itu kecuali raut wajahnya yang kini semakin dingin.

"Jadi! Kau menganggap semua itu kesalahan?"Tanya~nya dengan nada dingin.

Hinata kembali mengangkat wajahnya dengan cepat.

"Benar! Kita hanya sama-sama melakukan kesalahan kan? Sama-sama berada di bawah pengaruh alkohol! Mari lupakan semua itu. Seolah semua tidak pernah terjadi. Bagaimana?"

Naruto memalingkan wajahnya dan tertawa hambar di sana.

"Lalu kau akan menikah dengan Sasuke Setelah kau melakukan~nya dengan ku?" Tanya pria itu dengan decakan di wajahnya.

Hinata mengangkat kedua tangannya untuk segera menghentikan pikiran buruk itu dari Naruto.

"Tidak! Aku akan berusaha bicara pada kakek untuk menghentikan rencana~nya! aku... Belum siap untuk itu. Dan lagi, pernikahan bukan hal yang sederhana hingga begitu mudah di lakukan."

"Bagaimana jika setelah ini kau mengandung?" Tanya pria itu singkat.

Hinata membulatkan matanya. Kali ini jantung~nya benar-benar akan melompat keluar mendengar perkataan itu terlontar dari Naruto.

Gadis itu beranjak dengan cepat menghampiri Naruto. Dia segera menutup bibir pria itu dengan sebelah tangannya. Wajahnya yang takut dan gugup terlihat jelas di depan Naruto. Hinata menaikan kedua kakinya ke atas sofa. Dia menjadikan lutut~nya tumpuan tubuhnya di sebelah Naruto.

"Sttt!!! Jaga bicara mu Tuan! Jangan katakan hal-hal yang menakutkan seperti itu!" Ucapnya sembari meringis ketakutan."I_itu tidak akan terjadi. Tidak akan!"tegasnya lagi.

Naruto tercekat. Pria itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika Hinata menutup bibirnya di sana. Jarak mereka yang begitu dekat sekarang Mengingatkan~nya pada kejadian semalam. Meski gadis itu menatapnya dengan tatapan memohon. Dia tetap tidak bisa membuang pikiran itu dari kepala~nya.

Hinata menyadari suasana canggung di antara mereka. Gadis itu segera menarik tangan~nya dengan gagap dan mendudukkan diri~nya dengan nyaman di sofa. Kemudian dia berusaha bersikap elegan.

"Bagaimanapun, aku pria muda yang sehat. Jika kau mengandung anak ku nanti. Aku tidak akan menolaknya. Dan jangan coba-coba melakukan hal yang bisa membahayakan kalian berdua!" Ucap pria tegas.

"YAAK!!! Sudah ku katakan berhenti bicara hal menakutkan seperti itu." Potong Hinata nyalang."... Kau membuat ku semakin takut!"

"Jika itu terjadi! Kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku! Jangan khawatirkan Kakek atau Sasuke. Aku akan mengurus keduanya! Dan ingat Nona Hyuuga! Aku punya banyak mata di sini. Kau dan sikap ceroboh mu itu. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya mulai sekarang."

Hinata terkekeh sarkas, di banding dia harus kembali meruntuk atau memaki. Kini dia malah merasa aneh.

"Ck! Kau begitu yakin pada hal-hal yang belum pasti!" Ucapnya kesal atas perlakuan pria itu yang semakin aneh di matanya.

Sebelumnya dia bersikap dingin. Lalu, dalam semalam semua berubah begitu saja?

Naruto mendekatkan wajahnya pada Hinata dengan sekali gerakan. Hingga membuat gadis itu tercekat untuk yang kesekian kalinya. Tatapan pria itu yang dingin terasa menusuk hatinya. Dia menatap Hinata dengan wajah tidak suka atas apa yang baru saja dia dengar.

"Jika itu yang terjadi? Apa yang akan kau lakukan?"Tanya pria itu dengan wajah yang semakin dingin. Jarak wajah Naruto yang hanya beberapa senti dari wajah~nya kembali membuat jantung Hinata kembali berdetak tidak normal.

Gadis itu memalingkan wajahnya. Berusaha mengembalikan kesadarannya yang sudah pria itu rampas dalam sekejap. Meski tatapan Naruto yang dalam terasa kembali menghanyutkan bagi~nya. Tapi, dia harus tetap sadar.

Naruto kembali menarik wajah~nya dari sana. Pria itu kembali duduk dengan santai di sebelah Hinata sembari menghembus nafas dalam.

"Aku menunggu mu membatalkan rencana pernikahan yang Kakek rencanakan. Jika kau tetap memutuskan untuk menikah dengan Sasuke. Aku tidak punya pilihan lain kecuali mengacaukan semua~nya dengan cara ku sendiri. Aku akan mengurus keduanya. Sasuke maupun Kakek! Atau, Kau mau aku melakukannya sekarang? Mengatakan pada Kakek apa yang telah kita lakukan? Agar dia segera membatalkan rencana pernikahan kalian!"

Hinata mengangkat wajahnya sembari menatap pria itu penuh permohonan. Menangkup mulutnya dengan kedua tangannya. Karena jika tidak, dia mungkin sudah mengeluarkan segala sumpah serapah pada Naruto.

Dia kembali pada kesadarannya akan apa yang baru saja pria itu katakan.

"Jangan!"Ucapnya mengiba."... Tidak! Jangan lakukan itu. Aku... Belum siap untuk segalanya nanti. Akan ada masalah besar jika semua orang mengetahui kebenarannya. Tolonglah! Aku, belum siap untuk itu." Ucapnya seraya meringis, menangkap kedua tangan di depan dada.

"Aku akan memberimu waktu! Kau harus menjaga jarak selagi aku menunggu. Menjaga jarak dengan calon suami mu itu."

Ucap Naruto tegas. Lagi-lagi Hinata tidak bisa menolak suara pria itu yang bicara dengan suara yang dalam padanya. Kata-kata pria itu selalu seperti mantra bagi~nya. Meski dia ingin berontak. Semua kata-katanya seolah hanya tertahan di kepala dan dia hanya bisa menurut.

Pria itu bangkit, dia akan beranjak pergi ketika tiba-tiba tangan Hinata menahan bagian bawah kemeja putihnya. Pria itu menatap kedua tangan kecil yang sekarang menarik kain kemeja di bagian pinggang~nya itu.

"Ada apa? Kau ingin aku tetap di sini?" Tanya Naruto yang hanya bisa membuat Hinata yang masih duduk di sofa terdiam sesaat. Gadis itu bangkit dengan perlahan. Dia mendongak menatap wajah pria tinggi itu di atasnya dengan wajah ragu bercampur takut.

Sebenarnya masih banyak keresahan hatinya yang ingin dia ucapkan pada pria itu yang masih tertahan di kepalanya.

"Jika kau ingin aku tetap di sini. Aku bisa membatalkan jadwal ku selanjutnya hari ini Nona Hyuuga!" ucap pria itu ketika dia melihat Hinata yang masih tidak mau melepaskan genggaman tangan~nya pada kain kemeja~nya.

Hinata menggeleng pelan. Sejenak da memalingkan wajahnya. Dia ingin mengungkapkan isi hati~nya namun terasa berat. Mata~nya yang berkaca-kaca seolah bicara lebih banyak dari katanya yang banyak tertahan di kepala.

Naruto masih menunggu apa yang akan gadis itu katakan ketika dia melihat Hinata menelan ludah serat. Gadis itu berusaha bicara meski sulit terucap.

"Aku... Begitu takut!"Lirih~nya pelan seraya menatap mata Naruto di atas~nya. Suaranya bergetar pelan menahan takut yang gadis itu rasakan."... Bagaimana ini, aku bahkan kesulitan mengatur pikiran ku sendiri. Bagaimana aku bisa bersikap biasa setelah semuanya. Akan ada masalah besar setelah ini kan? Katakan pada ku Tuan!"

Naruto, pria itu mulai menyunggingkan sebaris senyum tipis di bibirnya. Seolah berkata semua akan baik-baik saja. Kemudian dia memeluk tubuh kecil di depannya itu dengan lembut. Memberi ketenangan, menghilangkan segala rasa takut yang Hinata rasakan.

"Aku akan melindungi mu! Jangan takut!" Ucap Naruto kembali mendekap erat punggung gadis itu dalam pelukannya.

Hinata tahu, semua yang terjadi nanti akan sangat melelahkan. Dua kakinya tidak akan sanggup untuk melangkah dengan tenang. Namun entah kenapa, kata-kata pria ini begitu menenangkan hatinya.

Dia pria yang baik!

To be continued

1
Aisyah Suyuti
menarik
Aisyah Suyuti
menarik
Novita ariani: terima kasih sudah mampir. semoga bersedia mengikuti kisah ini sampai akhir💙
total 1 replies
Kamiblooper
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Novita ariani: makasih banget udah suka😍😍😍
di tunggu chapter selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!