NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ⁸ - leaving school

“Sekarang bagaimana?” tanya Britney dengan suara lirih namun tegang. Ia menatap ke arah hamparan parkiran yang kini tampak seperti ladang kematian. Beberapa mobil rusak, pintu terbuka, dan di kejauhan terlihat gerombolan zombie berjalan lambat namun mematikan.

“Sebentar,” sahut Clay pelan. Ia mengangkat tangannya memberi isyarat agar Britney tetap diam. “Biar aku lihat-lihat dahulu.” Suaranya rendah tapi mantap. Clay kemudian bergerak setapak demi setapak di antara barisan mobil yang berdebu dan tertutup darah kering. Matanya menelusuri satu per satu kendaraan, berusaha menemukan yang masih bisa digunakan.

Britney menahan napas di belakangnya. Setiap langkah Clay menimbulkan bunyi kecil di atas kerikil. Wajahnya fokus, urat-urat tangannya menegang saat ia mengetuk beberapa kap mobil, memeriksa kondisi ban, dan menunduk untuk memastikan tidak ada zombie bersembunyi di bawah.

Setelah beberapa menit yang terasa begitu lama, Clay akhirnya menemukan pilihannya. Ia menunjuk ke arah mobil berwarna hitam yang terparkir agak di ujung, tidak jauh dari pagar besi yang sudah roboh. “Yang itu,” bisiknya.

Britney menatap ke arah yang ditunjuk Clay. Mobil hitam itu tampak masih utuh, walau jendelanya berdebu tebal. “Kita harus ke sana dengan sangat hati-hati,” ujar Clay sambil menatap mata Britney, memastikan gadis itu paham betapa berbahayanya langkah berikutnya.

Britney mengangguk tegas. Ia menelan ludah, lalu mengikuti langkah Clay. Mereka berdua kembali mengendap-endap, memanfaatkan setiap mobil dan dinding beton sebagai tempat berlindung. Nafas mereka tertahan setiap kali terdengar suara geraman pelan dari arah tak terlihat.

Setelah perjuangan mendebarkan itu, akhirnya mereka berhasil sampai di samping mobil hitam tersebut. Clay menunduk dan mencoba membuka pintu bagian depan dengan perlahan. Ia menarik gagangnya pelan, berharap keberuntungan berpihak padanya.

Klik.

Tak ada bunyi terbuka.

Clay mencobanya sekali lagi dengan sedikit tenaga. Tetap terkunci. Ia menatap Britney dengan ekspresi gusar.

“Tidak bisa?” tanya Britney, suaranya nyaris tak terdengar.

Clay menggeleng cepat, rahangnya mengeras. Britney langsung berinisiatif, berlari kecil ke arah mobil di sampingnya untuk memeriksa kemungkinan lain. Namun hasilnya sama. Mobil itu juga terkunci rapat.

“Sial!” rutuk Britney dengan nada frustrasi. Ia menghentakkan kakinya pelan ke tanah, merasa jengkel sekaligus panik.

“Kita tak punya pilihan selain memecahkan kacanya,” kata Clay akhirnya, matanya tajam penuh keyakinan.

“Tapi bukankah suaranya akan menarik perhatian zombie?” tanya Britney cepat, nada suaranya naik setengah oktaf. Ia tahu Clay benar, tapi risikonya terlalu besar.

“Aku tahu,” balas Clay. “Oleh karena itu, aku ingin kau yang memecahkan kacanya, sementara aku akan menghalangi zombie yang datang.”

Britney menatapnya dengan kening berkerut. “Lalu bagaimana cara kita menyalakan mobilnya?”

“Apa kau tahu cara menyalakan mobil dengan kabel?” tanya Clay cepat. Ia menatapnya penuh harap, seolah ingin percaya bahwa gadis itu punya sedikit keahlian mekanik tersembunyi. “Kita bisa menggunakan cara itu.”

Britney menunduk. “Aku tidak bisa.” Suaranya pelan tapi pasti. Sebagai perempuan yang hidupnya jauh dari hal-hal berbau mekanik, istilah seperti menyalakan mobil dengan kabel terdengar seperti ilmu alien baginya.

“Ck!” Clay berdecak kesal. Tangannya menyisir rambutnya yang kotor karena debu. “Sial…” gumamnya lirih, berpikir keras di tengah tekanan waktu.

Melihat wajah Clay yang tampak frustrasi, Britney menggenggam pisau di pinggangnya dan mengumpulkan keberanian. Ia tahu tidak ada waktu untuk ragu. “Ya sudah,” katanya akhirnya. “Biar aku yang menghalau zombie. Kau yang urus mobilnya.”

Clay langsung menatapnya dengan mata membulat. “Kau yakin?” tanya cowok itu tak percaya.

“Iya,” jawab Britney mantap, meski napasnya sedikit bergetar. “Tapi aku pinjam pedangmu.” Kali ini dia benar-benar memberanikan diri. Kalau terus bergantung pada Clay, mereka berdua bisa mati di tempat ini.

Clay menarik pedang besar yang tergantung di belakang tasnya. Logamnya berkilat samar terkena cahaya matahari yang menembus awan kelabu. Ia menyerahkannya pada Britney.

“Wow…” gumam Britney begitu menggenggamnya. Pedang itu ternyata jauh lebih berat dari yang ia kira. Kedua tangannya harus bekerja keras untuk sekadar menyeimbangkan senjata itu.

“Apa kau yakin bisa?” tanya Clay lagi, nadanya masih ragu.

“Aku akan mencoba,” jawab Britney mantap, menatapnya dengan tatapan penuh tekad.

“Oke,” ujar Clay akhirnya. Ia menelan ludah, lalu bersiap. “Dalam hitungan ketiga. Satu… dua… tiga!”

Clay segera bergerak. Ia mengambil batu besar di tanah dan mengayunkannya keras ke arah kaca jendela mobil.

Prang!

Kaca mobil pecah berkeping-keping, memantulkan suara yang menggema di seluruh area parkiran. Suara itu seperti sinyal bahaya bagi para zombie di sekitar. Geraman keras mulai terdengar dari berbagai arah.

Britney langsung mengambil posisi. Ia memegang pedang dengan kedua tangan, tubuhnya agak menunduk, kakinya berpijak mantap di tanah. Napasnya cepat, jantungnya berdebar keras di dada.

Clay tak buang waktu. Ia membuka pintu mobil dan segera masuk. Tangan-tangannya yang cekatan mulai bekerja, mencoba menghubungkan kabel di bawah setir. Namun itu tidak semudah yang dibayangkan. “Sial! Kumohon menyala lah…” desisnya. Tangannya gemetar karena tegang, keringat menetes dari pelipisnya.

Di luar, Britney mulai diserang. Seekor zombie pertama mendekat cepat, tangan busuknya terulur mencoba meraih tubuh gadis itu. Britney berteriak pelan, lalu mengayunkan pedangnya sekuat tenaga.

Zleb!

Pedang itu menembus kepala zombie tepat di pelipis. Darah hitam menyembur mengenai pipinya, tapi Britney tak punya waktu untuk panik. Zombie itu langsung ambruk ke tanah.

Britney menatap pedangnya dengan mata terbelalak. Ia hampir tak percaya bahwa dirinya bisa melakukannya. “Aku berhasil…” gumamnya lirih, setengah kagum, setengah takut.

Namun waktu tak memberi kesempatan untuk bersantai. Dari arah utara parkiran, puluhan zombie mulai datang. Suara kaca pecah tadi telah menarik perhatian mereka semua.

Clay masih berjuang di dalam mobil. Kabel-kabel berwarna merah, kuning, dan hitam kini terkelupas di tangannya. Ia berusaha menghubungkannya satu per satu sambil sesekali melirik ke arah Britney. “Cepatlah…” gumamnya panik.

Di luar, Britney kini benar-benar dikepung. Lima zombie berjalan mendekat bersamaan. Ia menarik napas panjang dan menyiapkan posisi kuda-kuda lagi.

Sret! Sret!

Pedang itu berayun liar, membelah udara. Setiap ayunan menghasilkan jeritan rendah dan bunyi tubuh jatuh menghantam aspal. Tapi jumlah zombie semakin banyak. Kini bukan hanya lima, melainkan puluhan, bahkan ratusan di kejauhan mulai bergerak ke arah parkiran.

“Cepatlah! Sebelum mereka semua datang ke sini!” seru Britney keras, matanya panik. Ia mulai kelelahan.

“Aku sedang berusaha!” balas Clay dari dalam mobil. Suaranya tegang. Tangannya semakin cepat bergerak, menghubungkan kabel satu demi satu. Ia menahan napas, lalu mencoba lagi.

Tiba-tiba... brrumm!

Mesin mobil menyala dengan suara kasar namun menyelamatkan. “Yes!” seru Clay lega.

“Clay!” jerit Britney. Tanpa pikir panjang, ia berlari ke arah mobil, menghindari tangan-tangan busuk yang mencoba mencengkeram tubuhnya. Ia membuka pintu belakang dan langsung masuk, jatuh terduduk di kursi belakang sambil tetap menggenggam pedang Clay.

Clay tak menunggu lagi. Ia segera memasukkan gigi mundur. “Pegangan!” serunya.

Brak!

Mobil mundur cepat, menabrak beberapa zombie yang sudah terlalu dekat. Suara tubuh mereka yang hancur di bawah ban terdengar menjijikkan. Britney menutup mulutnya menahan mual.

Setelah berhasil memberi jarak, Clay langsung memutar kemudi dan menekan pedal gas dalam-dalam. Mobil melesat kencang meninggalkan area parkiran yang kini dipenuhi zombie.

Namun belum sempat mereka bernapas lega, sesuatu membuat Britney berteriak.

“Clay! Di jendela!”

Clay menoleh sekilas. Satu zombie berhasil berpegangan pada jendela mobil yang pecah. Wajah busuknya menempel di kaca, giginya menggerogoti udara, berusaha masuk dan menyerang. Mobil berguncang keras, suara raungan mesin bercampur dengan teriakan Britney dan suara zombie yang mengerikan.

1
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
Okto Mulya D.
Hahahaha mana mungkin, digigit zombie pasti mati kecuali minum obat dan luka segera dialirkan keluar..
Rommy Wasini Khumaidi
kadang aku masih suka deg²an kalau ada zombie datang ditengah mereka lagi mesra²an
Okto Mulya D.
mantab makin lengket dahh
Tiara Bella
wow .... mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!