NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Agen Wanita
Popularitas:905.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyamar

Sun Yu Yuan melangkah masuk ke kios kecil yang penuh dengan aroma bunga kering, rempah, dan sedikit bau aneh dari ramuan herbal. Di balik meja kayu panjang, seorang wanita tua dengan rambut disanggul tinggi dengan pipi berbedak tebal dan alis mencolok menyambut nya dengan senyum ramah.

"Selamat pagi, Tuan Muda. Mau cari sesuatu?" sapa si penjual dengan senyum ramah. Sorot matanya meneliti sejenak. Melihat pakaian hitam longgar yang dikenakan Sun Yu Yuan yang terlihat mewah dan tudung yang menutupi sebagian wajahnya. "Kalau lihat dari penampilan Tuan, pasti dari kalangan terhormat."

Sun Yu Yuan memperdalam suaranya, berusaha terdengar lebih maskulin. "Aku butuh beberapa perona dan salep muka. Khususnya untuk mengubah warna kulit, merubah bentuk alis, dan menyamarkan hidung. Ada?"

Wanita itu terkekeh kecil. "Oh, tentu, tentu. Tapi... permintaanmu cukup aneh untuk seorang pria. Apakah untuk kekasihmu? Hari ini banyak pria muda yang mulai mengerti pentingnya menyenangkan pasangan mereka."

"Urusanku sendiri." Sun Yu Yuan meletakkan beberapa keping perak di meja. "Berikan yang terbaik. Tapi cepat."

Sambil menyiapkan barang-barang di atas meja, penjual itu masih terus bicara, "Ini bedak dari akar ginseng dan bunga plum, hasilnya lembut. Ini perona pipi dari serbuk mawar kering."

Wanita itu juga mengambil beberapa botol kecil berisi krim herbal, arang, dan potongan spons kaku.

Sun Yu Yuan memperhatikan semuanya dengan tatapan datar, lalu dalam hati mengeluh panjang.

"Astaga, di zaman kuno ini, makeup segini doang? Gak ada primer, concealer, foundation, apalagi lem alis. Ini mah cuma lumpur rasa herbal dan bubuk gosok. Duh, kalau aku di dunia asal, sudah kuolah semua ini jadi kosmetik tahan hujan badai. Tapi sudahlah, untuk sementara cukup. Nanti aku akan racik sendiri."

"Ini bisa membuat kulit tampak lebih gelap, ini bisa menyamarkan tahi lalat atau luka, dan ini.." si penjual menunjuk arang, "...bisa dipakai untuk alis atau garis mata. Tapi jangan terkena air, ya. Bisa luntur."

"Bungkus semua."

Penjual tersenyum puas. "Pilihan yang bagus, Tuan. Semua ini sangat disukai para wanita bangsawan. Tunggu sebentar, aku bungkuskan."

Beberapa menit kemudian, Sun Yu Yuan menerima bungkusan kain kecil berisi alat-alat make-up. Ia memberikan beberapa koin perak kembali kepada wanita itu.

"Terima kasih, Tuan. Sampaikan salamku pada kekasihmu!" ujar si penjual sambil tersenyum cerah.

Sun Yu Yuan hanya menangguk sekali lalu berbalik pergi, gumamnya dalam hati, "Kekasih apaan, ini untuk diriku sendiri ini. Tapi makasih atas doanya, semoga aku bisa tetap hidup sampai sore nanti."

Ia kembali ke penginapan dengan langkah cepat, melewati gang-gang kecil dan lorong tersembunyi. Setibanya di kamar, ia menutup pintu rapat-rapat, meletakkan bungkusan di meja kecil, lalu menghela napas panjang.

"Sekarang waktunya menyamar. Kalau wajah ini masih dikenali, tamatlah riwayatku. Aku harus jadi pria biasa yang tak menarik perhatian."

Di dalam kamar penginapannya yang sempit, Sun Yu Yuan duduk di depan cermin kecil. Ia membuka bungkusan kain berisi makeup seadanya dari toko tadi. Tangannya lincah, meski sedikit kesulitan dengan alat-alat kuno itu.

Pertama, ia mengoleskan bedak tipis dari akar ginseng, lalu meratakan warna kulit wajahnya agar terlihat sedikit kusam dan lebih gelap.

Kemudian ia mencelupkan jari ke arang bubuk, menorehkannya ke alis dengan hati-hati, membuatnya terlihat lebih tebal dan lurus, seperti pria. Ia juga sengaja membuat sedikit bayangan pada rahang dan pelipis, memberi kesan wajahnya lebih keras dan maskulin.

Dengan perona dari bunga mawar kering, ia mengusap pelan bagian bawah matanya agar tampak sedikit lelah, kesan sempurna bagi pengembara biasa.

Terakhir, ia mengikat rambut panjangnya tinggi, lalu menyelipkannya ke dalam ikat kepala kain gelap. Ia melihat pantulan dirinya di cermin.

“Hmm... lumayan. Tidak terlalu tampan, tapi juga tidak mencurigakan. Mirip anak muda dusun yang kabur dari rumah karena patah hati.”

Namun matanya menatap pakaiannya, pakaian hitam milik Raja Liang yang masih ia kenakan. Bahan halus, bordiran emas, dan potongan mewahnya jelas menunjukkan status bangsawan.

“Kalau aku jalan dengan baju ini, raja gendeng itu gak usah repot-repot cari... orang-orang pasti langsung lapor!”

Ia berdiri cepat, merapikan penampilannya, lalu melangkah keluar kembali menuju pasar. Ia memilih jalan belakang, menghindari prajurit yang berkeliaran di jalan utama. Di tengah keramaian, ia akhirnya menemukan toko pakaian sederhana.

Penjualnya seorang pria tua dengan kacamata bulat kecil, tengah melipat kain-kain kasar berwarna kusam.

"Selamat siang, Tuan Muda. Mencari pakaian?" sapa penjual itu.

"Ya," jawab Sun Yu Yuan pendek, suaranya dibuat berat. "Pakaian pengembara. Yang tidak mencolok. Ukuran sedang."

Penjual itu mengangguk dan menunjuk beberapa pilihan. "Yang ini dari kain katun polos, tidak terlalu panas. Ini model lengan panjang, cocok untuk perjalanan jauh."

Sun Yu Yuan memilih satu set baju berwarna abu gelap dengan celana longgar, lalu menyentuh beberapa topi jerami yang tergantung di atas. Ia mengambil satu.

"Aku ambil yang ini juga."

Penjual membungkus pakaian abu gelap itu dengan kain coklat kasar. Setelah membayar, Sun Yu Yuan bertanya,

"Apakah tempat ini ada kamar untuk aku berganti pakaian?"

Penjual mengangguk. "Ada, di belakang. Lewat pintu itu, Tuan."

Sun Yu Yuan berjalan menuju ruang ganti. Di dalam, ia cepat mengganti pakaian mewahnya dengan pakaian baru. Jubah milik Raja Liang ia lipat rapi, lalu diikat dengan tali kain. Ia keluar kembali, menyusuri jalan kota.

Matanya menangkap seorang pengemis tua duduk lemas di pinggir jalan, tangannya menggigil meminta sedekah. Tanpa berkata apa pun, Sun Yu Yuan melemparkan bungkusan berisi pakaian mewah itu ke depan pengemis.

"Anggap ini sebagai keberuntunganmu hari ini," gumamnya.

Baru beberapa langkah ia berjalan, suara derap kaki kuda dan sepatu logam terdengar mendekat. Orang-orang di pasar mulai berbisik dan mundur, membuka jalan bagi rombongan prajurit bersenjata lengkap. Beberapa di antaranya membawa gulungan kertas.

Lukisan seorang wanita.

Wajahnya. Wajah Sun Yu Yuan sebelum menyamar.

Para prajurit menatap satu per satu orang yang mereka lewati. Beberapa bahkan menundukkan wajah untuk meneliti lebih dekat.

Dalam hati Sun Yu Yuan bergemuruh. "Gila bener raja ini, mengerahkan setengah pasukan demi satu wanita. Untuk membunuhku kah? Atau... jangan-jangan dia merasa malu ditinggal olehku?"

Tiba-tiba, seorang prajurit berdiri di hadapannya. "Hei, kau. Angkat topi jeramimu."

Sun Yu Yuan mengangkat wajahnya pelan, membuka topi. Cahaya matahari menerpa wajah barunya, kulit kusam, alis tebal, sorot mata dingin.

Prajurit itu menunduk, mencocokkan lukisan di tangannya.

Beberapa detik berlalu.

"Bukan," gumamnya pelan, lalu melangkah pergi.

Sun Yu Yuan menarik napas panjang dan mengelus dadanya pelan. "Nyaris saja."

1
Arix Zhufa
seru banget ceritanya...sampe lupa bernafas 😄
Osie
eh masih berlanjut yaaa..seru ceritanya..aku harap suatu saat yu yuan mau terbuka ttp pasukannya..khusus kesuami n kaisar
Mommy Ayu
jawaban yang bijak putra mahkota, memang harus menunggu raja perang untuk meminta penjelasan
Osie
yu yuan kirim pasukan grimhall bantu sang suami
SaRW
Akhirnya MoChi bisa pulang.. Tengkiuuuu Thor 😊
Osie
waah hamil lagi nih yu yuan...twins lagi yaaa
Yupi Tina
kakek kaisar duduk aja di singgasana... biarkan menantu yg bertindak.... 😁
Osie
aahh karma memang takkan pernah semanis kurma
nur
selalu aku nanti karyamu kak, bagus semua
Biyan Narendra
Berasa nonton film
Muhammad Mundzir
hai kak salam kenal aku mampir.kalo sempet mampir juga ya ke cerita aku judulnya cinta ke dua di kesempatan dua
sahabat pena
ayo cepetan pangeran pulang dampingin istrinya yg mau brojol 🤣🤣🤣
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
vj'z tri
4 macan kecil kalian berani mengusik nya torga 😡😡😡😡 rasakan pembalasan mama macan 😤😤😤
Mineaa
wkwkwkwk......orang orang istana pada lier....
yang punya gawe aja suantai aja tuh....🤭
Rai Gojess
tenang dan santai saja la Kakek Kaisar..itu Bonus dari Menantu mu yang hebat itu, hamil besar tapi mampu membantai 2 pasukan lawan dengan cepat..lagi bagus kau pergi lawat 4 Harimau kecil itu, hiburkan dan bermain permainan suit dengan mereka, biar kena sentil kening mu kayak Pangeran 4...hahahaha
Osie
jangan lama lama balas dendammu sun yu yuan
Vivi❄️❄️
tenang aja kakek kaisar kata 4 harimau 🐯 manis ini pasukan punya ibu kami sejak lama dulu .. bakalan syok ga si si kakek kaisar dan putra mahkota nih 😁😁😁 ini kerjaan mantu mu yg cerdas dan cerdik bnyak akal nya ...
Rai Gojess
itu bantuan la, bantuan rahsia yang tidak akan pernah memberontak jika tidak dikhianati...Pasukan Grimhall milik menantu genius mu Kakek Kaisar....
Yumi
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!