NovelToon NovelToon
USTADZ GALAK

USTADZ GALAK

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Suami ideal / Dosen / Tamat
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Gara-gara sebuah insiden yang membuatnya hampir celaka, Syahla dilarang keluarganya untuk kuliah di Ibukota. Padahal, kuliah di universitas itu adalah impiannya selama ini.

Setelah merayu keluarganya sambil menangis setiap hari, mereka akhirnya mengizinkan dengan satu syarat: Syahla harus menikah!

"Nggak mungkin Syahla menikah Bah! Memangnya siapa yang mau menikahi Syahla?"

"Ada kok," Abah menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu. "Dia orangnya,"

"Ustadz Amar?" Syahla membelalakkan mata. "Menikah sama Ustadz galak itu? Nggak mau!"

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?

Nantikan kelanjutannya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Ayo Menikah!

"Ustadz bercanda ya? Ini tuh pernikahan loh Ustadz, bukan main rumah-rumahan!"

"Yang bilang mau main rumah-rumahan siapa?" Suara Ustadz Amar tetap terdengar tenang meskipun lawan bicaranya berapi-api. "Saya juga serius dengan pernikahan ini,"

"Kenapa? Memangnya apa untungnya buat Ustadz?"

"Kalau untungnya sih tetap ada, karena umur saya yang sudah hampir tiga puluh dan belum menikah, keluarga saya mendesak untuk segera mencarikan menantu. Kalau dari sisi kamu, justru lebih untung lagi. Selain bisa kembali kuliah di Jakarta, ada saya yang bisa selalu menjaga kamu di sana,"

Syahla terdiam. Benar juga sih, tapi kan?

"Memang Ustadz sudah yakin mau menikah sama saya? Saya tuh masih kecil Ustadz, baru 19 tahun! Saya nggak bisa masak, nggak jago bersih-bersih, belum dewasa. Ustadz pasti nyesel kalau nikah sama saya!"

"Saya menikah karena mencari pasangan hidup, bukan pembantu." Jawab Ustadz Amar santai. "Saya tidak akan memaksa kamu. Kalau kamu tidak mau, saya masih bisa mencari wanita lain. Tapi kalau kamu menolak, mungkin kesempatan untuk pergi ke Jakarta bakalan hilang."

Syahla mendengarkan dengan seksama. Pikirannya berkecamuk. Ia merasa tidak yakin kalau harus menikah sekarang, apalagi kalau pasangannya si Ustadz Amar yang galak banget itu. Tapi, dia juga masih ingin melanjutkan kuliahnya di Jakarta.

"Baiklah," Syahla menghela napas setelah terdiam cukup lama. "Saya akan menikah. Tapi, saya punya beberapa syarat."

Ustadz Amar tampak terbelalak sejenak. Tapi kemudian raut wajahnya kembali tenang. Ia menganggukkan kepalanya. "Apa saja syaratnya?"

"Tunggu sebentar," Syahla masuk ke dalam kamar dan keluar dengan membawa laptop. Abah, Umi, Gus Sahil dan Hafsa yang memperhatikan mereka saling bertatapan bingung.

"Kenapa bawa-bawa laptop segala?" Tanya Gus Sahil pada sang istri. Hafsa menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

...----------------...

"Poin pertama, tidak boleh ada sentuhan fisik yang tidak disetujui kedua belah pihak.

Poin kedua, tidak boleh saling mengganggu privasi masing-masing.

Poin ketiga, pihak kedua tidak diperbolehkan memaksa pihak pertama untuk melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, atau bersih-bersih." Ustadz Amar membaca rincian persyaratan yang dibuat Syahla pada layar laptop. "Pihak pertama dan kedua itu siapa?"

"Pihak pertama itu saya, dan pihak kedua berarti Ustadz," jawab Syahla sok angkuh.

"Poin ketiga dihapus saja,"

"Kenapa begitu?" Protes Syahla. "Ini kan persyaratan yang saya buat kalau Ustadz mau menikah sama saya,"

Ustadz Amar menghela napas. "Karena nanti kita akan tinggal di rumah yang sama, tugas bersih-bersih akan menjadi tanggungjawab bersama. Kalau masalah masak, saya tidak masalah. Tapi kalau mencuci, memangnya kamu mau ****** ***** kamu saya yang cuci?"

Syahla melotot. Buru-buru menghapus poin ketiga. Dia sama sekali tidak kepikiran sampai ke sana.

"Yasudah! Berarti dua itu saja!"

"Tambahkan satu lagi," tambah Ustadz Amar. "Poin ketiga, pihak kedua akan bertanggungjawab penuh dalam urusan finansial dan keselamatan pihak pertama."

Jari Syahla sudah siap mengetik terhenti. Ia mendongakkan wajahnya pada Ustadz Amar dengan tatapan penuh tanya. "Jadi maksudnya, Ustadz Amar akan membiayai semua kebutuhan saya?"

"Jelas," Ustadz Amar menganggukkan kepala. "Kalau saya jadi suami kamu, saya harus bertanggungjawab sama semua kebutuhan kamu,"

Syahla terdiam sejenak. Kemudian ia mengetikkan poin terakhir yang diajukan Ustadz Amar. Setelah membacanya baik-baik, ia kemudian menganggukkan kepalanya.

"Oke, sudah sip! Kalau begitu, ayo menikah!"

...----------------...

"Iya Pa, jadi kita bisa segera siapkan lamarannya," Ustadz Amar tampak sibuk menelepon dari dalam kamar tamu. Malam ini dia memang disuruh menginap di rumah orangtuanya Syahla.

Setelah selesai menelepon, Ustadz Amar mendudukkan pantatnya di atas kasur. Ia kembali membayangkan kejadian tadi, saat dirinya memberi ide untuk menikahi Syahla.

"Sebenarnya, saya punya satu solusi," Ucap Ustadz Amar saat itu. "Tapi saya tidak yakin akan berguna atau tidak,"

"Solusi apa Ustadz? Njenengan bilang saja, kita sudah tidak bisa memikirkan apa-apa sekarang." Ucap Gus Sahil.

Ustadz Amar menelan ludahnya gugup. "Ning Syahla harus menikah, jadi nantinya akan ada seseorang yang bisa menjaganya selama di Jakarta."

"Menikah?" Abah Baharuddin merespon dengan cepat. "Yang benar saja? Syahla masih kecil, masa sudah disuruh menikah?"

"Tapi.. Kalau dipikir-pikir, bagus juga lo Bah," Umi Zahra mencoba meyakinkan sang suami. "Masalahnya kan Syahla di sana sendirian, kita tidak punya keluarga dekat yang tinggal di Jakarta. Kalau Syahla menikah, urusan itu selesai. Kita bisa menitipkan Syahla pada suaminya, sehingga kita bisa tenang!"

"Terus siapa orang yang akan menikahi Syahla? Memangnya Umi punya kenalan laki-laki baik? Abah nggak rela kalau Syahla nenikah dengan orang sembarangan!"

Suasana menjadi hening kembali. Sekarang mereka mengganti obyek pikiran mereka. Siapa kiranya orang yang pantas menikah dengan Syahla?

"Hm.. Sebenarnya, saya sampai saat ini juga sedang mencari calon istri. Kalau Abah dan Umi tidak keberatan, saya bisa—"

"Oh iya! Kan ada Ustadz!" Abah Baharuddin tiba-tiba langsung menghampiri Ustadz Amar dan menggenggam tangannya erat-erat. "Kalau Syahla nikahnya sama Ustadz, saya langsung setuju!"

Membayangkan kembali hal itu membuat Ustadz Amar diam-diam tersenyum. Dia sendiri tidak tahu setan apa yang merasukinya saat itu sampai dia berani sekali melakukan 'lamaran tidak langsung' pada orangtua Syahla. Meskipun ia tidak menyangka kalau langsung disetujui begitu saja.

Hal mengejutkan selanjutnya adalah persetujuan Syahla. Sejak awal, Ustadz Amar sudah menduga kalau gadis itu akan menolak mentah-mentah tawarannya, lantaran selama ini Syahla dengan terang-terangan menunjukkan kebencian padanya. Nyatanya, gadis itu akhirnya menerima rencana pernikahan mereka meski dengan beberapa syarat.

Ustadz Amar menelungkupkan wajahnya di atas bantal. Bibirnya tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Menikah dengan Syahla? Ustadz Amar bahkan tidak berani bermimpi sebelumnya.

Pertemuan pertama Ustadz Amar dengan Syahla sebenarnya biasa-biasa saja. Sebagai sarjana yang baru lulus kuliah S1, dirinya ditunjuk oleh pengasuh Al-Raudhah untuk menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah sembari melanjutkan kuliah S2.

(Madrasah Tsanawiyah: Sekolah islam setingkat SMP)

Saat pertama kali mengajar, Ustadz Amar merasa kagum dengan seorang gadis yang sangat pintar. Gadis kecil itu selalu bisa menjawab semua pertanyaan yang ia berikan. Ustadz Amar yang cinta belajar tentu tidak bisa mengabaikan anak jenius itu begitu saja.

Seiring berjalannya waktu, Ustadz Amar diangkat menjadi guru Madrasah Aliyah, berbarengan dengan kelulusan Syahla dan teman-teman seangkatannya dari Madrasah Tsanawiyah. Pada akhirnya, mereka kembali bertemu di sekolah sebagai guru dan murid.

(Madrasah Aliyah: sekolah islam setingkat SMA)

Selama tiga tahun mendampinginya belajar, Ustadz Amar menyadari kalau gadis kecil yang jenius itu sudah tumbuh menjadi gadis cantik. Banyak santri putra yang diam-diam mengaguminya dan menulis surat cinta dengan sembunyi-sembunyi. Sayangnya, surat-surat itu selalu ketahuan oleh Ustadz Amar dan akhirnya sang pengirim surat berakhir terkena hukuman.

Saat menyadari perasaannya berubah haluan, Ustadz Amar bersikeras untuk menepisnya. Dia masih waras untuk jatuh cinta pada muridnya sendiri. Maka, kadang-kadang ia bersikap konyol dengan memberikan hukuman yang berlebihan untuk Syahla.

Tapi, semuanya berubah saat ia mendengar Syahla akan pindah ke Jakarta. Ustadz Amar merasa ada yang hilang dari dalam dirinya. Dirinya kemudian beralih mencari pekerjaan di Jakarta. Dan di minggu pertamanya bekerja di sana, tanpa sengaja dirinya bertemu dengan Syahla yang berada di ambang bahaya.

Maka, saat ada kesempatan, Ustadz Amar tidak akan menyia-nyiakannya. Rasa cintanya yang terlampau besar tidak membiarkan gadis itu tertimpa bahaya sendirian. Dia ingin menempatkan Syahla di sisinya bagaimanapun caranya.

1
Tamirah Spd
Syahla seharusnya nyadar sebagai anak dr seorang kiyai dan juga anak pondok, alasan apapun demi kucing gsk seharusnya ketempat Gian apalagi cuma berdua,kan bisa tlp Anggi untuk menemani.Yah emang apa kata Author nya aja mau dibawa kemana ceritanya...kita tunggu aja lanjutan nya.
Tamirah Spd
Kalau Amar sangat emosi itu wajar, saya pernah mengalami kejadian seperti itu hanya beda versi, kakak ipar masuk ke kamar lupa ngunci pintu dia mau kurang ajar,untung saja bangun dan saya menampar wajah nya,.Suami ada di luar kota, suami pulang saya cerita, suami ku emosi banget.
Kalau terjadi lagi penjara pun dia jalani i
Tamirah Spd
Mulai baca dari awal sampai episode ini alur cerita nya lucu ..!Sudah jadi mahasiswa kok Yo polos banget..!
Tamirah Spd
Gimana gak berlaku bar bar, kalau karya kita dgn susah payah mikir berhari hari sampai tidur larut malam .,.e.e
tahu tahu nama nya diganti sama pembuat onar...payah..,,!
Tamirah Spd
Syahla terjebak aturan nya sendiri wes angellllll senjata makan tuan
Tamirah Spd
Nih resiko kalau pernikahan yg disembunyikan, apa lagi istri nya cantik banyak yg naksir.
Tamirah Spd
Nah tu rasain nikah sama bocil kudu sabarrrrrrr..,!
Tamirah Spd
Tertarik baca novel ini karena bernuansa religi, selalu santun dalam percakapan baik dalam suasana kampus maupun diapertement.... masih aman aman saja..!
Tamirah Spd
Kalau sudah jodoh ada saja jalan nya utuk bertemu,entah karena diganggu preman' entah karena kecelakaan,entah sebagai mahasiswanya ,itu cara Allah mempertemukan nya.
Tamirah Spd
Ustadz Amar sdh jatuh cinta gara gara membaca karya novelnya.
kurnia rahayu
👍👍👍💪💪💪♥️♥️♥️
Eka 'aina
emang bener kt Anggika cuma gara² kucing si syahla udh kelewatan, lama² males sama dia
Eka 'aina
astaga panik bngt
Eka 'aina
pak pol kenapa datengnya nyerangnya nunggu pak ustadz bonyok sih kan kasihan...hadeeehh🤦🏻‍♀️
Eka 'aina
jngn² ketua geng samurai itu Hasan
Eka 'aina
klo semua laki kyk ustadz amar GK ada wanita menderita di dunia ini Thor 😀
Eka 'aina
Weh wehh makin posesif aja ini om su
Eka 'aina
Gus adil iri, Abah sih berlebihan sama ustadz amar
Eka 'aina
cuma bulek sama mbh tiri aja belagu, dihhh... GK tau diri amat
Eka 'aina
bkln ada yg cemburu nih😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!