NovelToon NovelToon
Visionaries Of The Sacred

Visionaries Of The Sacred

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Slice of Life / Keluarga / Action / Persahabatan / Fantasi
Popularitas:50
Nilai: 5
Nama Author: Nakuho

menceritakan sang pangeran bernama iglesias Lucyfer seorang pangeran yang manja dan kekanak-kanakan suatu hari dia dan kakak perempuan Lucyfer iglesias Elice ingin menjadi penyihir high magnus dan bertahun tahun berlalu di mana saat sang kakak kembali lagi ke kerajaan vantier Elice berubah pesat dan menjadi sangat dingin, perfeksionis,fokus dan tak peduli dengan siapapun bahkan Elice malah menantang sang adik dan bertarung dengan sang adik tetapi sang adik tak bisa apa apa dan kalah dalam satu teknik sihir Elice,dan Elice mulai menyadarkan Lucyfer kalau penyihir seperti nya tak akan berkembang dan membuat lucyfer tetap di sana selama nya dan sang adik tak menyerah dia ke akademi yang sama seperti kakak nya dan mulai bertekad menjadi high magnus dan ingin membuktikan kalau diri nya sendiri bisa jadi high magnus tanpa kakak nya dan Lucyfer akan berjuang menjadi yang terhebat dengan 15 teman teman nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nakuho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 13:ujian kedua kali nya

Ujian kedua berakhir dengan cepat.

Bagi sebagian murid, ujian itu terasa sulit.

Bagi yang lain, hanya melelahkan. Namun bagi Lucyfer dan Elviera—ujian tersebut tidak lebih dari pemanasan. Tidak ada luka berarti. Tidak ada tekanan nyata.

Namun suasana berubah drastis ketika Claude Monet kembali melangkah maju.

Tatapan sang guru menyapu seluruh murid yang tersisa.

“Baiklah,” ucapnya lantang.

“Dari ratusan murid awal, kini yang tersisa hanya seratus lima puluh orang.”

Bisikan langsung memenuhi tribun.

Claude mengangkat tangannya, menghentikan keributan.

“Namun dengarkan baik-baik.”

“Dari seratus lima puluh murid ini… hanya tiga puluh yang akan lulus.”

Beberapa wajah langsung memucat.

Claude menjentikkan jarinya.

Dalam sekejap, sebuah peta labirin raksasa muncul di udara—berlapis-lapis, berputar, penuh jalan buntu. Tak ada penanda keluar. Tak ada titik aman.

“Nah,” lanjut Claude dengan nada datar, hampir kejam.

“Ujian kali ini sangat sederhana.”

“Sederhana?” gumam beberapa murid dengan gugup.

“Di dalam labirin ini,” kata Claude,

“kalian tidak bisa membuka jalan keluar dengan cara apa pun.”

“Tidak ada teka-teki.”

“Tidak ada pintu rahasia.”

Ia menatap para murid satu per satu.

“Satu-satunya cara keluar adalah…”

“Mengeliminasi seratus dua puluh murid lainnya.”

Hening.

“Ketika jumlah kalian tersisa tiga puluh,” lanjut Claude,

“sihir labirin akan membuka jalan keluar.”

“Siapa pun yang terlambat—akan dieliminasi otomatis.”

Tak ada empati dalam suaranya.

Lucyfer langsung memahami inti ujian ini.

Bukan tentang bertahan.

Bukan tentang kecerdasan.

Tapi tentang kemenangan mutlak.

Cahaya menyelimuti tubuh para murid.

Dalam sekejap, Lucyfer dan Elviera terlempar ke dalam labirin.

Labirin itu gelap.

Tak ada cahaya matahari. Hanya obor-obor sihir yang menyala redup di sepanjang dinding batu. Udara terasa dingin, lembap, dan penuh tekanan.

Begitu kakinya menyentuh lantai batu, Lucyfer langsung mengangkat tangannya.

Dari telapak tangannya, empat sosok keluar satu per satu.

Empat kloning elemen.

Yang pertama—Kloning Tanah.

Rambut coklat, mata coklat tua. Wajahnya identik dengan Lucyfer, hanya auranya lebih berat. Di belakangnya, tanah bergetar membentuk golem raksasa.

Yang kedua—Kloning Kabut.

Berambut biru, bermata biru terang. Ia memegang kipas daun semanggi lebar, tubuhnya setengah transparan, senyumnya licik.

Yang ketiga—Kloning Api.

Rambut merah, mata merah pekat. Api membara di telapak tangannya. Tatapannya kosong, dingin, nyaris tanpa emosi.

Yang keempat—Kloning Angin.

Tubuhnya melayang ringan, rambut biru tua berkibar. Angin berputar di sekelilingnya, tawanya rendah dan liar.

Lucyfer menatap mereka satu per satu.

“Kalian berempat,” perintahnya dingin.

“Kalahkan semua murid yang kalian temui.”

“Kecuali Elviera.”

Tanpa menjawab, keempat kloning itu langsung berpencar ke berbagai arah lorong.

Elviera pun mengangguk singkat lalu bergerak ke arah berbeda, benang-benang sihir tipis mulai muncul di jari-jarinya.

Lucyfer melangkah sendiri.

Tak lama kemudian, ia berhadapan dengan seorang murid yang gemetar ketakutan.

“T-Tunggu… jangan…” murid itu memohon.

“Aku mohon… jangan kalahkan aku…”

Lucyfer menatapnya tanpa ekspresi.

Detik berikutnya—

Dari tangan Lucyfer, sebuah tangan naga kayu muncul, memanjang seperti ular raksasa. Tubuhnya dipenuhi akar-akar yang melilit, dengan empat mata menyala tajam.

Naga itu menerjang.

Tak ada perlawanan berarti.

Saat semuanya berakhir, naga kayu itu berdiri di belakang Lucyfer.

“Lemah,” ucap Lucyfer dingin.

“Dengan mental seperti itu, kau tak akan pernah menjadi penyihir.”

“Dasar konyol."

Naga kayu itu perlahan berubah menjadi tangan Lucyfer kembali.

Di lorong lain, Elviera bergerak cepat.

Benang-benang sihirnya melesat, mengikat kaki, tangan, bahkan senjata para murid lain. Ia tak berbicara—hanya mengeksekusi dengan presisi.

Satu demi satu murid tereliminasi.

Sementara itu, kloning-kloning Lucyfer mengamuk.

Kloning Tanah berdiri di depan golemnya.

“Api,” katanya tegas,

“Berhenti malas. Kalahkan semua murid sesuai perintah Tuan Lucyfer.”

Kloning Api melirik malas.

“Hah… kau hanya pandai memerintah.”

“Mau menjilat Tuan Lucyfer, ya?”

Kloning Kabut tertawa pelan sambil menjatuhkan murid lain tanpa suara.

Kloning Angin melayang tinggi, tertawa liar

“Hahaha… lama sekali kita tak digunakan!”

“Rasanya menyenangkan!”

Di kejauhan, beberapa murid kuat juga bertahan. Mereka mengalahkan satu sama lain tanpa ragu—ambisi mereka sama.

Menang. Atau tersingkir.

Akhirnya, labirin bergetar.

Jumlah murid tersisa: tiga puluh.

Lucyfer melangkah maju ke pusat labirin. Abu naga kayu terakhir masih berjatuhan di belakangnya.

Dua puluh sembilan murid lainnya menoleh.

Tatapan mereka tertuju pada satu sosok.

Lucyfer.

Dan mereka tahu—

Pria ini bukan sekadar peserta ujian.

Ia adalah ancaman.

Ujian belum selesai.

Namun neraka Akademi Agreta…

Telah memilih rajanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!