Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. genderuwo hitam
Arka yang kesakitan merasa tenang saja ketika di gendong oleh Udin, namun ketika dia mulai merasa nyaman dalam gendongan ini mendadak saja ada bau aneh dari tubuh orang yang menggendong. sebagai orang yang paham tentang hal gaib maka akan menyadari ada yang tidak beres, sebab bila di rasa maka punggung Udin terasa sangat lebar dan banyak bulu.
Ini pasti ada yang tidak beres dan kemudian Arka perlahan bergerak untuk memastikan siapa orang yang tengah menggendong dia ini, terperanjat anak ular satu ini ketika melihat orang yang menggendong adalah satu sosok iblis dengan tubuh penuh bulu yang tidak lain adalah genderuwo hitam.
Belum sempat Arka bereaksi untuk meloncat dari atas gendongan genderuwo hitam ini, mendadak saja genderuwo itu sudah menyadari bahwa Arka telah sadar bahwa yang menggendong dia bukan lah Udin sang teman yang tadi datang bersama, maka genderuwo hitam ini dengan sangat kasar membanting tubuh Arka hingga kemudian menghantam batu kerikil di pinggir rel kereta api.
Braaaaak.
Arka tersentak dan menggeliat karena bantingan yang sangat kuat membuat nafas hilang sesaat dari tubuh, dia melihat sendiri bagaimana bentuk genderuwo hitam dengan mata merah itu sedang menatap dia dengan penuh kebencian seolah kedatangan Arka di sini sangat mengganggu ketenangan para makhluk halus.
"Sialan, kenapa bisa aku sampai tertipu dengan para iblis yang ada di rel kereta api ini?!" Arka sampai bingung karena iblis yang ada di rel kereta api semua sangat hebat.
"Gila, ini kalau ketahuan sama ratu ular bisa malu bukan main aku di buatnya." keluh Arka karena sudah membayangkan reaksi Purnama.
Mau di taruh mana muka anak pangeran ular ini bila bisa tertipu dengan iblis yang bisa di katakan lebih rendah dari dia, tapi itu hanya pandangan luar saja sehingga mengatakan bahwa iblis yang ada di hadapannya ini lebih rendah dari pada anak Pangeran ular, belum di coba kekuatan dia bagaimana ketika nanti sudah adu ilmu.
"Kau anak ular yang selalu ikut campur dengan urusan iblis lain!" genderuwo hitam menggeram dan ingin menerkam tubuh Arka.
Wuuussssh.
Wuuuut.
"Tidak kena!" Arka masih sempat mengejek genderuwo ini.
"Sialan!" genderuwo hitam menjadi marah karena dia gagal mencengkeram tubuh Arka.
"Kau pikir mudah untuk menyakiti aku?" Arka segera membuat gerakan berputar untuk melawan genderuwo hitam.
Walau di dada masih ada rasa sakit karena Arka sudah terluka ketika tadi melawan kuntilanak merah yang ada di dalam gerbong, namun dia tetap lincah dan berusaha untuk mengalahkan genderuwo hitam yang bertaring panjang itu, manusia biasa pasti akan pingsan ketika melihat wujud yang sangat angker ini.
"Kalau sampai kena taring itu maka pasti badan ku akan robek." Arka saja sampai merinding membayangkan.
Dieeeeeek.
"Hoooorrggggkk!"
"Makan kaki ku itu!" Arka tertawa buat karena dia bisa menendang tepat di leher genderuwo hitam.
"Bajingan edan, kau akan habis di tangan ku malam ini." genderuwo hitam semakin emosi karena dia gagal kembali menyerang.
"Ah sialan, lagi mau menang gini malah dada ku sakit sekali." keluh Arka mengusap dada.
Wuuussssh.
Wuuussssh.
Braaaaaak.
"Ah aku tau lawan yang pas untuk dia, Paman Sam pasti akan menang kalau lawan seperti ini." Arka teringat dengan member yang paling tampan menurut dia.
"Makan kaki ku ini." genderuwo hitam kembali menyerang Arka.
Dieeeeeek.
"Aaaaagkk, malah kena pula aku." keluh Arka yang melanting jauh.
Bagian punggung terasa perih karena ini sudah pasti terkena baret dari batu kerikil yang sangat banyak itu, bila di lihat maka sudah pasti banyak luka di tubuh Arka. namun pemuda ini tidak mau menyerah, mau di taruh mana muka anak pangeran ular bila menyerah begitu saja melawan genderuwo seperti ini.
"Mati kau, aku akan mendapatkan mutiara ular bila kau sampai mati di tanganku saat ini." genderuwo hitam malah mengincar batu mutiara ular.
"Mimpi saja kau setan hitam!" Arka kembali bangkit melawan rasa sakit yang ada di tubuh.
"Mari lawan aku sekarang bila kau masih sanggup!" genderuwo hitam menantang dengan suara lantang.
"Aku pasti bisa, saya ini kalau sampai gagal mengalahkan genderuwo hitam! mana itu mereka bertiga belum tahu ada di mana letaknya." keluh Arka sambil menatap ke sana kemari.
Wuuusssh.
Wuuuurrrrr.
Wuuurrrrrr.
"AAAAGKKKH!"
Genderuwo hitam menjerit keras ketika ada selarik api yang sangat panas menyambar tubuh dia hingga sampai sekarang terbakar habis mulai dari ujung kepala dan ujung kaki, Arka menoleh ke belakang untuk memastikan siapa yang sudah datang menolong diri nya di dalam gerbong kematian ini.
"Kau kalau tidak bisa berkelahi dengan setan maka tidak usah sok berkelana seperti ini." Dewa iblis memarahi Arka.
"Ya kan barusan aku belum kalah, masih sedang berusaha untuk mengalahkan dia." Arka tidak ingin terlihat lemah.
"Urus saja bentuk mu yang sudah tidak karuan itu, masih seperti bocah tapi tidak gatal ingin punya anak!" Xavier jadi merutuk ke mana-mana.
Arka mengikuti Dewa iblis yang berjalan untuk melihat apakah genderuwo hitam ini memang sudah berhasil di kalahkan oleh dia menggunakan api itu, ternyata memang benar bahwa genderuwo hitam sudah menjadi abu dan ada batu merah yang tergeletak begitu saja sehingga Dewa ini segera mengambil batu itu untuk di jadikan koleksi.
"Ini mana tiga teman mu yang sampai saat ini belum ketemu?" Dewa iblis menoleh pada Arka."
"Lah iya, tadi aku sudah sadar kalau mereka hilang dan mau mencari tapi malah ketemu dengan berbagai macam iblis yang ada di gerbong." jelas Arka.
"Ini yang sudah bisa melukaimu apakah genderuwo tadi?" Xavier menatap dada Arka yang bisa tembus pandang dari baju.
"Bukan, tadi malah ada kuntilanak merah dan dia terlihat sangat luar biasa gesit." Arka semangat bercerita.
"Pasti kau kalah kalau seperti ini, dasar kau ini tidak pernah latihan jadi pudar seperti ini kekuatan mu." Dewa iblis terus saja marah pada Arka.
"Aku tidak ada teman mau latihan jadi ya tidak enak gitu." Arka masih saja terus memberikan alasan.
"Sudah tidak usah banyak alasan lagi, itu cepat cari semua teman mu karena sampai sekarang malah tidak juga ketemu!" Dewa iblis marah karena Arka masih saja terus mengelak.
Padahal tiga temannya memang belum bisa ditemukan oleh dia dan juga Dewa iblis, maka mereka berdua segera menyusuri gerbong untuk mencari di mana tiga pria yang sedang ketakutan itu pastinya karena sudah terlepas dari Arka, tidak tahu saja bahwa mereka sudah dikejar oleh kuntilanak merah dan terbirit-birit tidak karuan.
Selamat shubuh ya besti.
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y