Dendam Arwah Julia

Lea mengiris timun untuk membuat makanan yang enak Dia juga sangat rapi untuk membuat, sebagai gadis yang berasal dari kampung tentu saja Lea begitu ahli memasak dan bisa melakukan apa saja karena memang sudah terbiasa dan bila tidak bisa memasak akan kena amuk oleh orang tua akibat di anggap tidak mandiri dan tidak akan bisa menemukan calon suami.

Jadi emang saat tiba di kota maka Lea bisa memasak dan Dean yang ada di sampingnya selalu merasa bahagia akibat merasakan kasih sayang Lea yang sangat besar serta servis sebagai seorang calon istri, tentu saja lelaki akan merasa sangat bahagia bila di servis luar dalam seperti itu.

Mau bagaimanapun kadang kala laki-laki tidak suka dengan wanita yang terlalu mandiri dan tidak pernah mengurus suami, berat juga menjadi seorang perempuan karena dituntut untuk bisa melakukan apa saja tanpa ada keluhan yang bisa keluar dari mulut mereka, sebab bila mengeluh sedikit maka akan di katakan tidak bersyukur.

Bila terlalu mandiri dan bisa disebut sebagai wanita karir maka sudah pasti suami di rumah dan keluarga akan terbengkalai bahkan bisa saja wanita tersebut tidak bisa memasak di dapur, jadi otomatis suami akan merasa diabaikan karena istri sibuk di luar dan ketika pulang ke rumah sudah merasakan lelah.

Tapi bila kerjaannya hanya diam di rumah dan mengurus pekerjaan rumah tangga maka tubuh wanita tidak akan terurus dengan baik alias kucel, itu juga akan menjadi masalah nantinya karena dianggap tidak bisa merawat diri dan suami juga tidak akan berselera untuk melihat istri yang berpenampilan kucel hanya dengan daster.

Sungguh begitu rumit peran wanita dan kadang kala itu yang menjadi penyebab para pria untuk berselingkuh, tidak ada yang bisa menjamin bahwa sebucin apa pun atau dia yang terus berusaha menunjukkan cinta akan tetap setia, nanti bunda bertemu dengan yang lebih menarik maka sudah pasti hati akan bergetar dan tertarik dengan wanita lain.

"Eeeghhh!" Lea mendadak melenguh ketika tangan berubah menjadi kaku.

"Potong."

"Aaaaahkkk, kenapa aku harus memotong tangan ku sendiri?!" pekik Lea kesakitan karena jari tangan mulai teriris.

"Potong....."

"Jangan! jangan lakukan ini padaku." Lea kesakitan dan ingin kabur dari sini.

"Potong saja." bisik suara yang entah datang nya dari mana.

Kreeeeek.

"AAAAAGHHH!"

Jari tangan milik Lea sudah terpotong satu buah dan dia menjerit kencang karena terasa begitu sakit dan ngilu, darah berhamburan di atas talenan karena memang ini jari manusia sehat dan langsung potong saja sehingga sudah pasti banyak darah yang akan keluar dari jari milik Lea.

"Ihihihiii....

Wuussssh.

"Siapa di sana?!" Lea berteriak karena dari jendela melihat ada sosok yang berkelebat.

Hening tidak ada jawaban dari orang yang barusan lewat itu karena memang rumah ini terlihat begitu sepi tidak ada siapa pun, bahkan Dean juga entah ke mana dan memang belakangan ini pria itu sering menghilang seolah entah pergi ke mana.

"Huhuhuuuu sakit sekali, tangan ku sakit sekali." Lea menangis sambil membalut tangan dengan kain lap.

Greeeeeep.

"Aaaaahkk!" Lea tersentak kaget karena dari belakang ada yang memegang leher dan dia tegang tidak bisa menoleh.

"Kau tidak akan langsung mati seperti aku, tapi kau akan menderita dengan berbagai macam perasaan!" bisik suara yang sangat serak dari belakang.

"Lepaskan aku! kau siapa sehingga mengganggu aku seperti ini?" isak Lea yang menangis kesakitan dan juga ketakutan.

Kraaaaaak.

"Aaaaahhh!" Lea kembali berteriak karena satu tangan di patahkan kembali.

"Suuutt, ini tidak seberapa dengan yang telah ku rasakan." bisik suara itu lagi.

Dapat Lea lihat bahwa tangan yang sedang mematahkan jari dia itu berwarna hitam dan sangat kurus, bau mayat yang bercampur dengan bau bangkai tercium di hidung ya sehingga wanita ini mulai merasakan takut dan juga mual yang tidak tertahan akibat bau dari arwah yang ada di belakang Lea ini.

"Jangan menangis bila kau saja bisa melakukan perbuatan jahat pada orang lain." geram suara itu.

"Menjauh dariku, iblis sialan!" pekik Lea sambil menangis.

"Aku dan kau akan terus bersama, tidak akan pernah aku meninggalkan dirimu!" sahut arwah itu lagi.

"Tolooooong, Dean tolong aku!" Lea berharap bahwa kekasihnya akan datang dan menolong dia.

Tapi karena Lea berteriak keras seperti itu maka membuat arwah yang ada di belakang nya ini kian marah, tangan yang berwarna hitam dan kurus berkuku panjang itu malah meraba perut Lea dan menusuk membuat gadis ini tegang tidak bisa untuk berteriak akibat menahan rasa sakit yang sangat kencang pada perutnya.

Jleeeeeep.

"Eeeegkk!" Lea mendelik kesakitan sekarang.

"Hihihihi....

"Dean tolong lah aku!" Lea masih berharap bahwa kekasihnya akan datang menolong dirinya.

"Kau akan terus merasakan sakit tanpa kematian datang padamu!" suara arwah sangat menusuk di telinga Lea.

"Sayang, kamu kenapa?!" Dean datang dan melihat Lea yang sedang terbaring di atas lantai.

Melihat Dean yang datang tentu saja Lea menjadi sangat bahagia karena merasa akan di selamatkan dari arwah jahat ini, Dean yang justru merasa heran melihat Lea terbaru dengan wajah yang penuh dengan air mata karena memang sejak tadi Lea menangis kesakitan serta ketakutan juga akibat kedatangan arwah itu.

"Dean, dia ingin membunuh ku dan jari ku di potong oleh dia!" Lea tambah histeris menangis.

"Siapa yang sedang kamu bicarakan ini dan kenapa dengan jari mu?" Dean sungguh tidak paham dengan apa yang di katakan oleh Lea.

"Kau lihat jariku yang berdarah dan sudah di potong oleh dia, kalau kau lihat juga perutku ini sekarang!" Lea jadi emosi karena Dean malah melongo.

Dean semakin bingung saja dengan tingkah sang kekasih yang menurut dia sangat tidak wajar, apalagi Lea yang mengatakan bahwa jarinya sudah dipotong dan bagian perut juga berdarah sedangkan di mata Dean sama sekali tidak ada luka dan Lea terlihat sangat sehat.

"Sayang, sadarlah." Dean membangunkan Lea.

"Kau lihat...

"Hah, kenapa jariku terlihat sehat tidak ada yang terluka?!" Lea pun kaget melihat keadaan tubuhnya yang sama sekali tidak memiliki luka.

"Memang tidak ada, kamu cuma halusinasi." Dean terlihat frustasi dengan tingkah Lea.

"HALUSINASI DARI MANA? AKU TERPOTONG DAN KAU LIHAT PERUT KU!"

Lea membuka baju dan menunjukan perut yang putih mulus sama sekali tidak ada cacat, Dean yang melihat nya tentu saja melongo dan dia merasa bahwa Lea semakin parah saja gangguan nya, entah apa yang sudah membuat kekasih dia menjadi stres seperti sekarang ini.

Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen kalian semua ya.