NovelToon NovelToon
Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Perjuangan Dalam Pernikahan Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author:

Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.

Chapter 6

Willie menatap tidak suka pada cowok yang telah menolong Mentari.

“Udah woii..” ucap Willie ketus.

“Malah tatap-tatapan kalian berdua” lanjut dia.

Mentari langsung saja berdiri setelah mendengar ucapan Willie tersebut, ia menatap Willie yang sudah menatap dirinya tajam sejak tadi.

“Makasih ya kak” ucap Mentari pada cowok itu.

“Udah santai aja, lu murid baru ya disini?” tanya Gibran pada Mentari.

Yang membantu Mentari tadi adalah Gibran Rakasya, mantan ketua osis di sekolah ini. Gibran juga merupakan teman dekat Willie sekaligus musuhnya terkadang.

“Iya kak, aku murid baru” ucap Mentari lembut.

“Gua Gibran, alumni dan mantan ketua osis di sekolah ini” Gibran mengulurkan tangan-nya.

“Aku Mentari kak, siswa kelas dua belas IPA 2b” Mentari membalas uluran tangan Gibran sambil tersenyum manis.

“Sekarang mau caper sama Gibran lu” ucap Natasya ketus pada Mentari.

“Eh Nat.. lu kenapa sih hobby banget buat masalah sama orang lain” ucap Gibran ketus pada Natasya.

“Owh lu bela cewek ini” ucap Natasya sinis.

“Will mending lu bawa pacar lu jauh dari sini, dari pada gua bawa dia ke BK” ucap Gibran pada Willie.

Namun Willie hanya diam saja, ia tidak merespon ucapan Gibran. Willie terus menatap tajam dan sinis ke arah Mentari.

“Kak Willie” ucap Queen pada Willie.

Queen merasa heran terhadap kakak sepupu nya itu, pasalnya cowok itu dari tadi menatap sinis ke arah Mentari.

“Udah sayang mending kita pergi dari sini” Natasya menarik tangan Willie untuk pergi dari sana.

Mentari hanya melihat suaminya itu pergi dari sana dengan cewek lain. Hati Mentari terasa sakit melihat suaminya bergandeng tangan dengan cewek lain, walaupun Mentari sadar posisinya.

“Kak Gibran makasih ya udah bantuin temen gua tadi” ucap Queen pada Gibran.

“Santai Queen, kalau Natasya ganguin kalian lagi langsung aja lapor ke anak osis kalau engga anak MPK” ucap Gibran dengan senyuman manisnya.

“Yaudah gua duluan ya” Gibra langsung saja pergi dari sana.

.

Willie yang tangan nya ditarik oleh Natasya langsung saja melepaskan tangan itu.

“Kamu kenapa main tarik tangan aku seperti tadi?” ucap Willie pada Natasya.

“Kamu kenapa sih marah-marah gitu sama aku” ucap Natasya ketus.

“Harusnya kamu itu belain aku,, bukan malah kayak gini” lanjut Natasya.

“Natasya cukup” bentak Willie.

“Kamu itu seharusnya berteman baik sama Queen, bagaimana pun dia sepupu aku” lanjut Willie.

“Dan kamu seharus juga bisa bilangin sama sepupu kamu itu untuk tidak melawan aku terus” ucap Natasya ketus.

“Arrghh sudah lah” Willie pergi meninggal Natasya.

“Willie kamu mau kemana” teriak Natasya.

“Willie….”

“Awas aja ya kamu ya Will” Natasya menghentak kan kakinya.

.

Willie masuk ke dalam ruangan osis, kebetulan disana sudah ada Gibran dan beberapa anggota osis lain yang membantu mereka dalam mengadakan acara perkenalan kampus kepada siswa siswi kelas dua belas.

“Muka lu kenapa kusut begitu, kayak gini wajah seorang model terkenal” ejek Geral.

“Bacot lu” umpat Willie.

Geral hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya satu ini,, ia tau kenapa cowok itu bisa jadi seperti ini kalau bukan karna Natasya.

“Berantem lagi lu sama Natasya” ucap Geral.

“Nggak bosen lu sama hubungan yang toxic kayak gini.”

“Gua yang jenggah lihat lu terlalu nurut sama tu cewek” lanjut Geral menepuk bahu Willie.

Namun Willie hanya diam saja, ia bukan kesal karena Natasya. Tapi ia tidak suka melihat Gibran membantu dan bersikap baik pada Mentari. Bagaimana pun gadis itu adalah istrinya, ya walaupun Willie tidak menyukai Mentari.

“Ya elah ni anak gua ngomong dari tadi malah dikacangin”

“Mending lu diem deh Ger, pusing otak gua” ucap Willie ketus.

Tak lama setelah itu Gibran pun datang, Willie hanya melihat cowok itu sekilas lalu membuang muka.

“Lu marah sama gua karena masalah tadi?” tanya Gibran pada Willie.

“Aturan lu bilangin sama cewek lu itu jangan seenak nya, mentang-mentang tu cewek murid baru bisa ditindasnya” ucap Gibran kesal.

Malas melihat wajah Gibran, Willie memutuskan untuk pergi dari sana.

Geral menatap heran pada kedua temannya ini, tiba-tiba masuk ke dalam dengan wajah sangat tidak menyenangkan. Membuat ketenangan jiwa dalam diri Geral buyar.

“Kenapa tu temen lu?” tanya Gibran pada Geral.

“Mana gua tau, yang ada urusan lu berdua ngapain nanya sama gua” ucap Geral ketus.

“Mana udah nganggu ketenangan gua lagi” lanjut Geral.

“Sialan lu” ucap Gibran kesal.

“Mantan ketua osis dan siswa teladan nggak boleh ngomong kasar” ucap Geral, ia langsung saja kembali berbincang dengan siswa yang lain.

.

.

Mentari terus terbayang-bayang dengan tatapan tajam Willie pada dirinya tadi. Sampai saat proses pembelajaran di kelas pun wajah Willie menatap dirinya dengan tajam tidak bisa hilang dari ingatan Mentari.

“Oke anak-anak, kita akhiri pelajaran kita hari ini” ucap guru di depan sana sambil membereskan buku-bukunya.

“Akhirnya selesai juga, langsung fress otak gua” ucap Queen begitu senang.

Namun ia menatap Mentari yang masih saja begong dari tadi. Entah apa yang di fikirkan oleh gadis itu, Queen tidak tau dan penasaran.

“Tari” tepuk Queen pada bahu Mentari.

“Ah iya kenapa Queen” ucap Mentari gelagapan.

“Udah pulang, lu kenapa dari tadi gue lihat bengong terus?” tanya Queen.

“Nggak papa kok” Mentari membereskan buku-bukunya.

“Okay lah,, yok” ucap Queen santai tidak ingin memaksa Mentari untuk cerita.

Mereka berdua meninggalkan kelas dan berjalan di koridor tanpa peduli dengan tatapan dan ucapan mereka semua. Sudah pasti mereka semua membicarakan masalah yang di kantin tadi.

“Tar lu pulang sama siapa?” tanya Queen pada Mentari saat mereka sampai di parkiran.

“Paling naik taksi aja” jawab Mentari sambil mengambil ponsel dari dalam sakunya.

“Bareng gua aja. Gua anterin lu sampe rumah, kasih tau aja alamatnya sama gua” ucap Queen.

“Nggak usah Queen, nanti malah ngerepotin kamu” tolak Mentari halus.

Willie, Gibran dan juga Geral yang baru saja sampai di parkiran melihat kepada mereka berdua.

“Itu yang disebelah si Queen siapa?” tanya Geral pada mereka bertiga.

“Murid baru” ucap Gibran singkat.

“Cantik juga tu cewek, lucu lagi” ceplos Geral dengan senyuman jahilnya.

“Cantik dari mana, biasa aja tuh” sewot Willie tidak terima jika Mentari dipuji cantik. Sebab menurut Willie kalau Mentari mendengarnya pasti akan merasa bangga dan besar kepala.

“Gua dekatin ah, dilihat dari wajahnya masih polos gitu” ucap Geral.

Willie langsung saja menatap Geral dengan tatapan tajam,, ia tidak suka ada seseorang mendekati Mentari. Yang boleh memiliki kekasih hanya dirinya saja, Mentari tidak boleh.

“Kenapa lu lihatin gua kayak gitu?” tanya Geral sinis pada Willie.

“Suka lu sama tu cewek, inget lu udah punya Natasya” celetuk Geral.

"Cckk, omongan lu ngaur" Willie pergi menuju ke mobilnya.

"Gua mau ke sana ah" Geral tersenyum manis dan berjalan mendekati Mentari dan juga Queen.

Gibran hanya mengikuti Geral dari belakang dengan wajah coolnya.

"Hai Queen" ucap Geral merangkul pundak Queen.

"Isshh apa sih lu kak" ucap Queen kesal,, ia langsung saja melepas rangkulan tangan Geral.

"Lu jadi cewek dingin banget udah kayak kulkas 10 pintu" ucap Geral pada Queen.

"Lu bertiga ngapain masih di sini? Masih belum selesai juga persiapan kalian untuk acara perkenalan kampus?" tanya Queen.

"Bosen nih gua lihat wajah lu bertiga mulu, kirain udah lulus nggak bakalan muncul lagi di sekolah ini."

"Sialan ni bocah" ucap Geral kesal menatap Queen.

"Pulang sama siapa Tar?" tanya Gibran pada Mentari.

"Eh kak Gibran, aku pulang naik taksi kak" jawab Mentari sambil tersenyum pada Gibran.

"Bareng gua aja Tar" ucap Geral.

"Eh iya kenalin gua Geral" ucap Geral sambil mengulurkan tangan nya.

"Mentari kak" Mentari membalas uluran tangan Geral.

"Uhh tangan nya aja halus banget" gombal Geral yang masih menggenggam tangan Mentari.

Willie yang melihat Geral mengoda Mentari menatap tajam pada mereka berdua.

"Tu cewek mau juga digodain sama Geral" gumam Willie ketus.

Saat tengah asik ngedumel dengan kedekatan istrinya bersama dengan teman-temannya tiba-tiba saja Natasya mengandeng Willie.

"Maaf ya sayang aku lama" ucap Natasya dengan manja.

"Iya nggak apa-apa kok sayang" Willie mengelus tangan Natasya lembut.

"Yaudah yuk kita pulang" ucap Willie,, dia membukakan pintu untuk Natasya.

Setelah itu ia melirik ke arah Mentari dengan tatapan tajam dan langsung masuk ke dalam mobil. Willie memberhentikan mobilnya tepat di samping Geral dan Gibran.

"Woi gua duluan ya, mau nganterin pacar gua dulu" ucap Willie pada Gibran dan Geral sambil mengelus puncak kepala Natasya lembut.

"Ya udah sana lu pulang" ucap Geral ketus.

Willie langsung saja menancap gas mobilnya meninggalkan area sekolah.

"Kalau gitu aku pulang dulu ya Queen" ucap Mentari pada Queen.

"Lu nggak sama gua aja?" tanya Queen.

"Nggak usah, lagi pula taksi aku udah di depan gerbang" ucap Mentari.

"Aku duluan ya, kak aku duluan" ucap Mentari pada mereka bertiga.

"Hati-hati di jalan Mentari,, kalau ada apa-apa telfon aja kak Geral ya" ucap Geral pada Mentari.

Mentari hanya membalas ucapan Geral dengan senyuman,, ia langsung saja pergi ke arah gerbang sekolah.

.

Sedang saat ini Willie yang mengantarkan Natasya pulang hanya diam saja sepanjang perjalanan.

"Sayang kamu dari tadi kenapa diem aja sih" ucap Natasya sambil bersender di bahu Willie.

"Nggak papa kok" ucap Willie datar.

Natasya menatap Willie serius, ia yakin pasti saat ini ada sesuatu yang disembunyi kan cowok itu dari dirinya.

"Kamu jujur sama aku, aku nggak suka ya kamu kayak gini" ucap Natasya ketus pada Willie.

"Aku nggak papa Nat, udah ya jangan mulai lagi" ucap Willie.

"Kamu kenapa sih, aku salah apa sama kamu Will" bentak Natasya pada Willie.

Willie yang sedang kesal semakin kesal setelah mendengar ocehan dari Natasya, sehingga membuat Willie menghentikan mobilnya di pinggir jalan secara mendadak.

"Kamu ngapain berhenti disini?" tanya Natasya heran.

"Mau kamu apa sih Nat?" tanya Willie pada Natasya.

"Aku kan udah bilang aku nggak papa, tapi kenapa kamu keras juga nyuruh aku jujur."

"Aku lagi capek Nat, banyak yang aku fikirin selain kamu."

"Kamu kenapa jadi marah-marah gini sama aku sih" ucap Natasya sewot.

"Aku cuma nanya baik-baik loh sama kamu."

"Tapi kamu malah kayak gini sama aku" bentak Natasya.

"Udah ya,, sekarang aku anterin kamu pulang. Aku masih ada kerjaan setelah ini" Willie langsung saja melajukan mobilnya.

Cowok itu tidak ingin berdebat dengan sang kekasih saat ini. Yang ada difikiran Willie adalah bagaimana ia cepat sampai di rumah dan berbicara dengan Mentari.

Sedangkan Mentari saat ini berada di dalam taksi merasa kebingungan, pasalnya ia tidak tau pasti alamat lengkap rumah Willie.

"Maaf dek ini alamat lengkapnya dimana ya?" tanya sopir taksi tersebut.

"Maaf pak,, saya tidak tau alamat pastinya dimana" ucap Mentari.

"Lalu ini bagaimana dek" ucap sopir tersebut.

"Berhenti aja di dekat sana pak" ucap Mentari,, dia tidak mau kalau sopir taksi itu sampai marah pada dirinya.

Mentari langsung turun dari taksi itu dan tidak tau harus kemana.

"Aku juga nggak ada nomor kak Willie atau pun nomor mama dan papa" gumam Mentari.

Mentari berjalan saja menyelusuri jalanan itu,, siapa tau ia dapat menemukan petunjuk arah rumah mertuanya.

.

.

Willie yang baru sampai di rumahnya langsung saja berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya.

"Mentari..Tari" panggil Willie saat masuk dalam kamarnya.

Namun ia tidak menemukan sosok gadis yang dia cari.

"Kemana lagi tu anak,, apa dia belum sampai ya" gumam Willie.

Willie langsung saja berlari ke bawah. "Bik..bibik.." teriak Willie.

"Iya den,, ada yang bisa bibi bantu?" ucap pembantu Willie.

"Bibi lihat Tari nggak?"

"Maaf den non Tari belum pulang,, bibi kira non Mentari pulang sama aden tadi."

"Yaudah bibi lanjutin aja kerjanya,, makasih ya buk" Willie langsung saja menaiki tangga kembali.

Willie kembali masuk ke dalam kamar dan duduk di pinggir kasur dengan raut wajah kesal.

“Awas aja lu Mentari, baru sehari tinggal di rumah ini udah berani-beraninya lu pulang telat. Dasar gadis kampung caper, wajah polos tapi digoda sama cowok mau-mau aja” umpat Willie begitu marah kepada Mentari.

Tetapi sesaat setelah itu Willie ingat akan satu hal, "Apa jangan-jangan tu anak nyasar ya,, kan dia nggak tau alamat pasti rumah ini" gumam Willie.

Willie langsung saja berlari menuruni tangga dan melanjukan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Ia harus menemui dimana Mentari sebelum mama dan papanya pulang dari kantor. Karena kalau sampai papa tau hal ini sudah pasti Willie akan dimarahi habis-habisan.

“Menyusahkan!”

Bersambung…

1
Kyo Miyamizu
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!