"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Sebenernya hari ini Karina sama sekali tidak ada jadwal pemotretan. Dia terpaksa harus berbohong, demi menghindari pembicaraannya bersama dengan Devano. Karena dia tidak ingin Devano mengakhiri hubungannya begitu saja.
Saat ini Karina sedang berada di apartemen. Beberapa kali dia memperhatikan ponselnya, berharap Devano akan kembali seperti dulu, menjadi seorang kekasih yang sangat perhatian padanya. Tapi sikap Devano benar-benar berubah.
Setelah dia menolak lamaran Devano, Devano tidak seperhatian dulu lagi. Padahal biasanya Devano selalu mengirim pesan setiap waktu kepadanya. Sepertinya Devano tidak main-main dengan ucapannya, benar-benar ingin mengakhiri hubungan mereka.
"Kenapa sikap Devano tiba-tiba berubah padaku?" gumamnya dengan perasaan kesal.
"Apa mungkin Devano dekat dengan cewek lain, makanya sekarang dia acuh padaku?"
Karina pun menggelengkan kepalanya. Dia rasa tidak mungkin ada pihak ketiga di antara mereka berdua.
Karina tahu betul Devano seperti apa. Devano adalah seorang pria yang sangat setia. Meskipun dia sangat tampan, tapi dia tidak pernah memanfaatkan ketampanannya untuk mempermainkan banyak wanita. Walaupun Karina tahu pasti banyak wanita yang berlomba-lomba untuk mendapatkan hati pria tampan itu, Devano selalu bersikap cuek kepada mereka.
"Pokoknya Devano harus menjadi milikku. Aku gak mau kehilangan dia."
Karina harus mencari cara agar dia bisa secepatnya memiliki Devano. Tak lama sebuah senyum terukir di wajahnya, saat sebuah ide cemerlang tiba-tiba muncul di kepala.
Karina pun bergegas menelpon ayahnya.
"Ada apa, Karina?" tanya Pak Romi saat mengangkat panggilan telah dari putrinya.
"Setelah aku bertunangan dengan Devano, bukankah hubungan papa dan ayahnya Devano sekarang ini semakin dekat?" tanya Karina kepada sang ayah.
"Iya, Karina. Tuan Charles sangat baik, dan sekarang kami sangat akrab. Hampir setiap minggu kami main golf bersama. Kamu sangat beruntung jika suatu saat nanti menjadi bagian dari keluarga Anderson. Apalagi Devano, dia yang sudah memberikan papa modal, sehingga papa bisa membangun restoran. Bahkan sekarang restoran papa sangat maju dan memiliki banyak pelanggan. Semua itu berkat Devano."
Karina nampak terdiam. Mengapa dia baru menyadari sekarang, betapa beruntungnya dia memiliki kekasih sebaik Devano? Padahal sudah banyak yang Devano lakukan untuk dia dan keluarganya.
Devano tak hanya memberikan modal kepada calon mertuanya, tetapi membantu mempromosikannya juga. Jika bukan karena Devano, keluarga Karina akan jatuh miskin.
Sehingga membuat Karina semakin berat jika membayangkan dia harus kehilangan pria itu. Dia sangat yakin bisa membuat Devano jatuh cinta lagi kepadanya.
"Aku sengaja menelpon papa, untuk meminta bantuan. Aku ingin secepatnya menikah dengan Devano, pa."
Memang itu alasan Karina menghubungi ayahnya. Untuk meminta bantuan agar ayahnya bilang kepada Tuan Charles agar segera menikahkan mereka.
"Lho bukannya Devano sedang berada di Paris? Kenapa tidak kamu saja yang berbicara pada Devano?"
Karina terpaksa harus berterus terang kepada ayahnya tentang hubungannya dengan Devano. "Aku dan Devano sedang bertengkar. Devano ingin mengakhiri hubungan kami. Tapi aku masih tetap mempertahankannya. Makanya aku gak mau kehilangan dia. Aku ingin secepatnya menikah sama dia."
Tentu saja Pak Romi tidak ingin kehilangan aset masa depannya. Devano telah berperan besar atas kemajuan restorannya. "Oke, kamu tenang saja, Karina. Papa pastikan kamu dan Devano secepatnya menikah."
Karina pun tersenyum puas. Mungkin dengan cara melibatkan orang tua mereka, Devano tidak akan bisa menolak. Apalagi selama ini Devano sangat patuh kepada ayahnya.