Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Harapan Ideal Dari Sebuah Pernikahan

Semua orang menginginkan pernikahan yang sempurna dan bahagia, namun pada kenyataannya tak semua bisa berjalan dengan semestinya. Hingga pada titik akhirnya menyerah untuk tak lagi bersama, mengingat hubungan yang tak lagi se arah dan terasa asing satu sama lainnya.

Komunikasi yang tak jalan, hidup bersama namun terasa sendirian, rumah yang tak lagi nyaman, hingga hadirnya masa lalu yang membuat semakin runyam.

Sudah hampir tiga tahun tinggal dan hidup bersama, namun ada fakta yang membuat seorang Rania Anggita menyadari satu hal bahwa hanya dirinyalah yang selama ini terlihat berjuang sendirian dalam pernikahannya, sedangkan sang suami terlihat tak begitu gembira pada pernikahannya sendiri dan terkesan acuh tak acuh.

Ia yang selalu menanyakan kabar, selalu semangat membuka obrolan, selalu mencoba mencairkan suasana, selalu menyiapkan sarapan, selalu mengantar sampai depan pintu, bahkan selalu mencoba untuk mencocokan diri agar suaminya merasa nyaman dengannya, walau ia sendiri kadang merasa lelah melihat respon dari sang suami yang terlihat biasa saja.

"Apa begini yang dinamakan hidup bersama?"

Rania tak mengerti dengan perubahan sikap sang suami, padahal dialah yang terlebih dahulu menawarkan pernikahan padanya, namun setelah menikah ia justru berubah semakin dingin dan seolah tak lagi perduli dengannya.

"Lalu untuk apa saat itu dia mengajakku menikah? Jika harus seperti ini perlakuannya?"

Semua terasa berubah begitu selesai pernikahan, seolah suaminya itu menjadi sosok yang baru ia kenal. Padahal sebelum pernikahan, ia sudah merasa cocok dan merasa diperhatikan sebagai seorang perempuan dan pasangan, walau sebenarnya ia sendiri cukup tahu bahwa sikap sang suami memang sedikit dingin dan cuek, namun entah mengapa lebih dingin setelah pernikahan. Ia menjadi orang yang susah untuk di ajak bicara atau sekedar untuk bertegur sapa.

"Apa sebenarnya aku yang salah menilainya saat itu?"

Hari demi hari, Rania mencoba beradaptasi dengan sifat dan karakter sang suami yang cukup dingin dan cuek, namun kali ini ia seolah menyerah pada semuanya, tentang hubungannya, nasibnya dan masa depan pernikahannya sendiri.

"Aku mempertahankan pernikahan karena tak ingin berakhir begitu saja, tapi... aku merasa sudah lelah dengan semuanya"

Ada alasan yang akhirnya membuatnya benar-benar menyerah pada pernikahannya dan melepaskan semuanya, yaitu ketika sikap suaminya yang tak kunjung berubah dan membuatnya terus merasa kesepian selama tiga tahun pernikahan mereka, ditambah hadirnya masa lalu sang suami yang tiba-tiba datang di tengah-tengah mereka, yang semakin membuatnya yakin untuk tak lagi bisa melanjutkan hubungan ini. Karena ia merasa seperti pihak ketiga dari hubungan keduanya.

"Aku benar-benar tidak tahu kalau itu karena masa lalunya"

Mentalnya terlihat benar-benar lelah, batinnya terlihat benar-benar capek pada semuanya. Ia tak lagi bisa mempertahankan hubungan yang tak lagi se arah.

"Maafkan Rania, bu"

Ucapan kesedihan dan rasa sesal menyelimuti Rania karena tak bisa memenuhi janjinya pada sang ibu untuk bahagia setelah menikah dan mempertahankan pernikahannya.

"Rania sudah berusaha sekuat yang Rania bisa"

Air mata tiba-tiba keluar membasahi kedua pipinya. Ada perasaan berkecamuk menyelimuti pikirannya. Ia termenung memikirkan nasibnya kedepan, namun disatu sisi ia harus membuat keputusan itu, walau keputusan itu akan mempengaruhi hidupnya kedepan. Pada statusnya, hidupnya, bahkan hubungannya.

"Setidaknya aku sudah mencoba dan berusaha sebisaku"

Ia mencoba tersenyum, namun batinya tidak baik-baik saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!