Terlahir kembali sebagai Tian Feng di Desa Batu Angin yang terpencil, ia merasakan keputusasaan total.
Mantan Dewa Langit, kini terperangkap dalam tubuh lemah tanpa Dou Qi, menjadi sasaran cemoohan.
Titik baliknya adalah penemuan batu hitam misterius yang ternyata menjadi wadah bagi Yao Ling, seorang ahli Dou Zun yang disegel.
Di bawah bimbingannya, Tian Feng tidak hanya melatih Dou Qi dari nol, tetapi juga melatih kembali jiwanya untuk menerima kondisi fananya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 24
Dentuman agung dari Lonceng Permohonan Jiwa perlahan memudar, meninggalkan keheningan yang lebih berat dari sebelumnya. Kerumunan murid menatap gerbang menara yang tertutup rapat, napas mereka tertahan. Mereka baru saja menjadi saksi dari sebuah tindakan yang akan menjadi legenda, entah sebagai sebuah kebodohan terbesar atau kejeniusan tertinggi.
KRRRRRR...
Suara yang dalam dan berat terdengar. Gerbang perunggu raksasa di depan mereka, yang dirumorkan tidak pernah terbuka selama dua dekade, perlahan mulai bergerak, menampakkan kegelapan pekat di dalamnya.
"Bocah yang membunyikan lonceng," suara serak Tetua Huo menggema dari dalam, terdengar tidak sabar. "Masuk. Sendirian."
Ling Yue menatap Tian Feng dengan cemas. Han Xue mengencangkan genggamannya pada gagang pedangnya. Ini adalah momen penentuan. Tian Feng hanya memberi mereka anggukan singkat sebelum melangkah melewati ambang pintu tanpa ragu, dan gerbang perunggu itu kembali menutup di belakangnya dengan suara DENTUM yang final.
Bagian dalam menara tidak seperti yang ia bayangkan. Tidak ada aula yang megah atau perabotan yang mewah. Tempat itu adalah sebuah laboratorium alkemis raksasa yang kacau balau. Tumpukan gulungan kuno menggunung hingga ke langit-langit, kuali-kuali dari berbagai ukuran mendidih dengan cairan berwarna aneh, dan udara dipenuhi oleh campuran aroma herbal langka, logam panas, dan dari formasi energi yang berdenyut di dinding.
Di tengah semua kekacauan itu, duduk seorang lelaki tua.
Ia tidak terlihat seperti seorang Tetua yang bijaksana. Rambut merahnya yang acak-acakan tampak seperti api yang padam, janggutnya kusut, dan jubahnya penuh dengan noda dan bekas terbakar. Ia menatap Tian Feng dengan sepasang mata yang menyala-nyala, bukan dengan kebijaksanaan, melainkan dengan obsesi dan ketidaksabaran seorang perajin yang pekerjaannya diganggu.
"Kau?" desis Tetua Huo. "Seorang murid luar berusia delapan tahun? Kau yang memecahkan resep itu? Jangan buang-buang waktuku dengan lelucon. Katakan jawabanmu, atau aku akan melemparmu keluar dari tempatku."
Tian Feng sama sekali tidak terintimidasi. Ia berdiri di tengah ruangan, ketenangannya kontras dengan kekacauan di sekelilingnya.
"Resep itu bukan untuk sebuah pil biasa," Tian Feng memulai, suaranya jelas dan mantap. "Itu adalah resep untuk 'Pil Roh Embrio Naga'. Metode yang digunakan bukanlah 'Penyulingan Api Eksternal', melainkan 'Penyulingan Hati Langit'."
Mata Tetua Huo sedikit melebar mendengar istilah itu.
Tian Feng melanjutkan, "Prinsip 'Fusi Tiga Esensi Kehidupan' tidak berarti menggabungkan tiga bahan, melainkan menuntut sang alkemis untuk membagi energi jiwanya menjadi tiga aliran untuk memurnikan tiga bahan inti, menciptakan keseimbangan di dalam tungku."
Keterkejutan di mata Tetua Huo semakin dalam. Ia duduk sedikit lebih tegak.
"Dan 'Gerbang Kehidupan dan Kematian'," tambah Tian Feng, "adalah momen di mana alkemis menyuntikkan setetes esensi darah kehidupan miliknya ke dalam esensi pil, untuk membangkitkan 'roh' pil dan memberinya kecerdasan spiritual dasar."
Tetua Huo bangkit dari kursinya. Jubahnya yang penuh noda tidak bisa menyembunyikan auranya yang dahsyat sebagai seorang Dou Huang. "Diagram aliran panas itu... jelaskan!" tuntutnya.
"Diagram itu tidak dimaksudkan untuk memanaskan tungku dari luar," jawab Tian Feng dengan mudah. "Itu adalah diagram resonansi jiwa. Tujuannya adalah membuat seluruh tungku bergetar pada frekuensi yang sama dengan bahan-bahan di dalamnya, menciptakan panas dari dalam dan memastikan tidak ada setitik pun esensi obat yang terbuang. Itu sebabnya hasil pilnya disebut 'Embrio Naga', karena ia lahir dari kehangatan internal, bukan dipaksa matang oleh api eksternal."
Keheningan total memenuhi ruangan. Tetua Huo menatap Tian Feng, napasnya berat, matanya yang menyala-nyala kini dipenuhi oleh badai emosi—ketidakpercayaan, pemahaman, dan kegembiraan yang luar biasa. Ia telah mempelajari prasasti itu selama tiga puluh tahun, dan anak ini menjelaskannya dalam tiga menit seolah sedang membaca buku cerita.
"Bagaimana..." suara Tetua Huo serak. "Bagaimana kau bisa tahu semua ini? Pengetahuan ini... seharusnya telah musnah dari benua ini."
"Saya melihatnya dalam sebuah mimpi yang sangat panjang," jawab Tian Feng, menggunakan alasan yang sama, tetapi kali ini terasa lebih pas. "Sebuah suara kuno mengajari saya."
Tetua Huo menatapnya lama, mencoba menembus jiwa anak di hadapannya. Ia tidak menemukan kebohongan, hanya sebuah kedalaman yang bahkan ia pun tidak bisa mengukurnya. Sebuah mimpi? Sebuah warisan kuno? Takdir? Ia tidak peduli. Ia telah menemukan apa yang ia cari.
Tiba-tiba, ia tertawa.
Sebuah tawa yang keras, serak, dan penuh kemenangan yang mengguncang seluruh menara. Tawa seorang pria yang telah menemukan harta karun terbesar dalam hidupnya.
"HAHAHA! BAGUS! SANGAT BAGUS!"
Ia melesat maju dan berdiri di depan Tian Feng, matanya yang berapi-api menatapnya dengan posesif. "Lupakan mimpimu! Lupakan suara kuno itu! Mulai hari ini, aku adalah satu-satunya gurumu!"
Ia menepuk bahu Tian Feng. "Lupakan status murid luar, lupakan semua aturan bodoh itu! Kau akan tinggal di menara ini bersamaku. Semua gulunganku, semua herbalku, semua pengetahuanku yang telah kukumpulkan selama tiga ratus tahun... semuanya milikmu untuk dipelajari!"
Ia melepas sebuah token giok api dari pinggangnya dan menekankannya ke tangan Tian Feng. "Ini adalah Token Api Hatiku. Dengan ini, kau bisa pergi ke mana pun di sekte ini dan mengambil sumber daya apa pun yang kau butuhkan. Jika ada yang berani bertanya, katakan pada mereka Tetua Huo yang menyuruhmu!"
Saat itu, gerbang perunggu menara kembali terbuka dengan derit yang keras, menyilaukan mata para murid yang menunggu di luar dengan cemas.
Dua sosok muncul dari kegelapan. Tetua Huo yang legendaris, dan di sampingnya, berdiri dengan tenang, adalah Tian Feng.
Tetua Huo menyapu kerumunan dengan tatapannya yang tajam, membuat semua orang gemetar. Suaranya menggema di seluruh puncak.
"Dengarkan kalian semua! Mulai hari ini, bocah ini, Tian Feng, adalah satu-satunya murid pribadi dan pewarisku! Siapa pun di sekte ini yang berani menyentuh sehelai rambutnya atau membuatnya tidak senang, akan berurusan langsung denganku, Huo Yuan!"
Pernyataan itu jatuh seperti petir di siang bolong.
Ling Yue menatap dengan mulut ternganga. Han Xue menunjukkan keterkejutan yang langka. Dan di belakang kerumunan, wajah Zhao Kang menjadi pucat pasi seperti mayat.
Dalam satu hari, Tian Feng tidak hanya bergabung dengan sekte. Ia telah melompat dari dasar jurang ke puncak langit.