Allasca After With You

"Kita akan keluar, dan jangan pernah lagi memberi kesempatan mereka yang sudah terang-terangan mengkhianati, mengerti?"

Viera diam meski Allasca mengacak-acak rambut dan dandanannya. Bahkan, sengaja membuat lipstik di bibirnya kacau tak keruan.

Viera juga diam ketika Allasca menariknya keluar dari villa. Dan saat yang sama, Hudson bersama Pingkan dibuatnya terkejut.

Mata-mata mereka membulat sempurna begitu tahu jika partner dari open relationship pasangan-pasangan mereka adalah seseorang yang mereka kenal.

Hudson pernah melihat Allasca meski tidak begitu ingat wajahnya, tapi, laki-laki itu lah yang pernah menolak Hudson dulu. Dan, Pingkan jelas sudah tidak asing dengan Viera.

Gadis yatim piatu asal Sunda itu berhasil membuat jantung Pingkan kebat-kebit. Dan perlu diingat, Pingkan amat sangat membenci gadis miskin yang sedari kecil sudah menjadi adik angkat Allasca, jujur saja!

Sedari masih SMA, Viera yang selalu menjadi penyebab kenapa Pingkan sering memutuskan Allasca secara tiba-tiba. Gadis jorok yang sudah Pingkan blokir dari hidup suaminya.

Yah, sejak menikahinya, Pingkan sudah melarang keras Allasca supaya tidak pernah lagi bertemu atau menyimpan nomor Viera, dan sekarang, ia melihat gadis itu keluar dengan rambut acak-acakan bersama suaminya.

"Allasca... Kamu bersama Viera?" Pingkan berlari mengejar langkah panjang Allasca menuruni anak tangga di teras villa.

Salju masih turun tipis-tipis, jalan ber-paving dan pakaian tebal mereka sudah berhiaskan serpihan es kecil putih yang agaknya masih kalah dingin dari sikap dan raut beku Allasca saat ini.

Di belakang, Viera baru mengayun langkah kakinya menuruni tangga. Hudson mengikuti arah ke mana calon istrinya berjalan, tentu saja.

"Allasca?" Hudson masih cukup bingung dengan yang terjadi pagi ini. "Jadi, suami yang Nona Ping bicarakan tadi itu, Kakak angkat kamu, Baby?"

"Hmm." Viera bergumam sedikit. Langkah dan pandangan sudah cukup lurus.

"Kalian tidak tidur bersama kan?" Hudson mulai khawatir meski otaknya berusaha meyakinkan diri supaya menyangkal bahwa lipstik acak-acakan itu bukan ulah Allasca.

"Aku yakin kau tidak akan pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan aku tahu kamu bisa jaga diri kamu baik-baik."

"Sayangnya tidak." Viera tersenyum miris, kalau yakin, kenapa seenaknya saja Hudson meniduri wanita lain di hadapannya?

"Aku memang tidur dengan Kakak angkat ku sendiri dan itu berkat kamu, Hudson, terima kasih, dia hebat semalam."

Sontak, Hudson memegangi dada yang tiba-tiba terasa mencelos. "Baby!"

"Apa lagi?!" Viera menangkis tarikan tangan Hudson seraya berteriak. "Apa lagi mau mu? Sudah kamu jual aku dan kesetiaan mu, lalu apa lagi yang kamu butuhkan dariku?!"

Hudson melihat kekecewaan yang begitu besar dari kekasihnya. "Kamu yakin tidur dengan Kakak angkat mu sendiri, hmm?"

"Itu kan yang kau mau?!" sergah Viera.

Sontak, Hudson terkekeh samar. "Aku yakin kau akan menolak berhubungan intim, itulah kenapa aku mengajak mu ke sini!"

"Lalu apa maksud kamu menunjukkan aksi gila mu padaku seharian kemarin hah? Kamu pikir aku akan melanjutkan menikah dengan mu setelah kejadian kemarin hah?!" Viera memekik cukup keras bersama tangisannya.

Kalau biasanya salju menjadi bagian hidup yang Viera sukai. Mungkin setelah hari ini, Viera trauma dengan pesona musim dingin.

"Apa alasan mu mengaktifkan kamera dan membuat ku melihat pengkhianatan mu selama berjam-jam, Hudson?" lirih Viera pilu.

Hudson bisa melihat betapa hancur seorang Viera saat ini. Suara bergetarnya, air matanya, semua yang ditampilkan begitu merenyuh.

"Karena aku mau benar-benar terbuka dengan mu, asal kamu tahu, aku sengaja mengaktif- kan kamera supaya aku bisa puas dan bergairah saat bercinta dengan wanita lain."

"Ini lebih tidak masuk akal lagi!" kembali, Viera membentak. "Dan kalau benar begitu, berarti kamu benar-benar sakit jiwa, Hudson!"

"Ayolah Sayang, kita hidup di zaman apa sekarang hmm? Kemarin, kau bahkan sudah menyetujui open relationship kita!"

"Kapan aku setuju?!" sela ketus Viera.

"Jelas, sebelumnya aku meminta open relationship dan kamu mau aku ajak ke sini! Aku pikir, kau sudah menyetujui, dan tidak akan pernah mempermasalahkannya lagi!"

Seberapa pun Hudson beralibi, Viera tidak bisa terima lagi. "Aku tidak mengira kamu akan tega melakukan open relationship secara sungguh-sungguh, Hudson."

Hudson meredup tatapannya.

"Hudson ... kalau kamu mau tahu lebih banyak lagi tentang aku ... aku hanya orang kampung. Aku hidup dengan banyak sekali aturan di sana. Aku bahkan tidak pernah berpikir jika akan ada seseorang yang mau melakukan open relationship," lirihnya lagi.

"Baby..." Hudson merasa bersalah. Dan saat tangannya menarik pelan lengan Viera, gadis itu meneriakinya. "Don't touch me, Hudson!"

"Kalau di masa lalu mu sudah banyak wanita yang kamu tiduri, aku tidak masalah, Hudson, aku terima itu, tapi untuk sentuhan wanita mu yang sekarang, aku tidak bisa terima."

"Viera!" Kembali, Hudson mengejar langkah kaki-kaki mungil Viera. "Setidaknya dengar penjelasan ku, aku terpaksa lakukan ini, aku perlu uang banyak untuk menikahi mu! Aku tergiur saat Mr. Carlos bilang, dia sedang butuh satu pasang open relationship untuk pasien yang suaminya lemah syahwat."

Viera bahkan baru tahu alasan kenapa Allasca dan Pingkan di sini. Lemah syahwat?

Ternyata begitu besar permasalahan yang tengah mendera kakak angkatnya. Yah, Kakak angkat yang pernah Viera cintai namun bertepuk sebelah tangan.

"Aku lakukan ini hanya untuk uang. Aku tidak benar-benar berniat mengkhianati mu, aku cuma memanfaatkan peluang saja! Siapa yang tidak mau mendapatkan ratusan juta hanya untuk meniduri wanita kesepian?!"

Viera terkekeh miris. "Alasan ini lebih tidak masuk akal, Hudson. Karena sejauh yang aku lihat, kau benar-benar sangat menikmati saat kau menjamah tubuh seksi wanita bersuami yang kau tiduri berkali-kali," ujarnya.

"Apa tidak bisa kamu melihat dari sudut pandang ku? Aku memerlukan uang banyak dan cara ini cara yang dirasa paling efektif untuk mendapatkan uang ratusan juta dalam jangka yang singkat!"

"Kalau begitu jadilah gigolo, dan kita putus."