NovelToon NovelToon
Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Selina harus menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata menjadi istri kedua. Tristan suaminya ternyata telah menikah siri sebelum ia mempersuntingnya.

Namun, Selina harus berjuang untuk mendapatkan cinta sang suami, hingga ia tersadar bahwa cinta Tristan sudah habis untuk istri pertamanya.

Selina memilih menyerah dan mencoba kembali menata hidupnya. Perubahan Selina membuat Tristan perlahan justru tertarik padanya. Namun, Selina yang sudah lama patah hati memutuskan untuk meminta berpisah.

Di tengah perjuangannya mencari kebebasan, Sellina menemukan cinta yang berani dan menggairahkan. Namun, kebahagiaan itu terasa rapuh, terancam oleh trauma masa lalu dan bayangan mantan suami yang tak rela melepaskannya.

Akankah Sellina mampu meraih kebahagiaannya sendiri, atau takdir telah menyiapkan jalan yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05. Persaingan

Sellina mengangguk ragu.

Pelayan itu tersenyum ramah. "Anda yang ingin melamar kerja, kan? Mari saya antar ke ruang wawancara."

Sellina mengikuti langkahnya, rasa gugup yang semula mencengkeram perlahan menguap, digantikan oleh kehangatan sambutan. Ia tak menyangka pelayanan di hotel ini begitu prima. Setiap karyawan tampak tulus dan ramah.

Tibalah mereka di depan ruang wawancara, yang ternyata sudah dipenuhi para pelamar kerja. Mereka duduk di kursi-kursi yang tertata di luar ruangan. Seketika, nyali Sellina menciut saat melihat penampilan para pesaingnya.

Gaun-gaun mereka begitu menggoda dan mewah. Hampir semua mengenakan rok mini dipadu kemeja yang menonjolkan lekuk tubuh. Sellina hanya bisa memeluk erat tasnya.

Penampilannya yang sederhana jauh berbeda dengan mereka. Ia bahkan satu-satunya yang mengenakan hijab.

"Kakak tunggu di sini, ya. Saya antarkan berkasnya ke dalam," ujar pelayan itu sebelum menghilang di balik pintu.

Sellina menunggu bersama para pelamar lain. Karena kursi sudah penuh, ia terpaksa bersandar di dinding. Beberapa saat kemudian, beberapa peserta keluar dengan wajah lesu. Mereka gagal. Kursi-kursi mulai kosong, dan Sellina segera mengambil tempat duduk.

Namun, seorang wanita di sampingnya menatap sinis.

"Hei ... mau melamar kerja atau mau ke pengajian? Mana mungkin diterima," celetuknya, memicu tawa sinis dari yang lain.

Sellina diam, tak ingin membuang energi untuk hal yang tak penting.

"Berani taruhan, baru masuk juga langsung ditendang keluar, ha ... ha ..."

Tawa mereka semakin keras, tak peduli dengan perasaan Sellina.

Tanpa sedikit pun rasa malu, mereka terus melontarkan gunjingan pedas tentang penampilannya. Ruang tunggu itu berubah menjadi panggung pamer, mencoreng citra terpelajar yang seharusnya mereka junjung tinggi.

Sellina hanya bisa mengelus dada,  mencoba meredam gejolak amarah yang mulai membara. Bukan karena tak mampu melawan, tetapi ia enggan meladeni orang-orang yang hanya pandai menilai dari luarnya saja.

Tak lama kemudian, seorang pria berjas keluar dari ruangan dan memanggil nama Sellina dan dua orang terakhir lainnya. Salah satunya adalah wanita yang tadi dengan pongahnya menghina penampilannya.

Sellina  menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia memasuki ruangan dengan langkah mantap. Matanya fokus pada tiga orang yang duduk di balik meja panjang. Mereka tampak berpakaian rapi dan berwibawa.

“Baiklah, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada kalian,’’ ucap kepala HRD dengan suara tegas. “Dari jawaban kalian, kami akan menentukan apakah kalian layak untuk bergabung dengan tim kami di hotel ini.’’

Sellina menegakkan tubuhnya, siap menjawab setiap pertanyaan.  Ia akan membuktikan bahwa penampilan luar tidak menentukan kualitas seseorang.

Mereka di tanya secara bergiliran, hingga tiba waktunya untuk Sellina.

“Baiklah sekarang giliranmu. Coba ceritakan tentangmu,” kata kepala HRD.

Sellina berdiri tegak, menarik nafas panjang berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

“Perkenalkan, nama saya Sellina,’’ ujarnya dengan suara yang tenang. “Saya lulusan terbaik universitas di kota saya, walaupun saya memang belum memiliki pengalaman kerja yang formal, namun saya adalah seorang pekerja keras dengan semangat belajar yang tak pernah padam. Saya percaya, kesungguhan dan dedikasi adalah modal utama dalam meraih kesuksesan.”

Sellina menarik napas sejenak, lalu melanjutkan dengan tatapan yang lebih berani. “Mungkin sebagian dari Anda melihat saya sebagai wanita berhijab yang kurang sesuai dengan citra hotel ini. Namun, izinkan saya membuktikan bahwa hijab bukanlah halangan, apalagi batasan bagi seorang wanita untuk berkarya. Justru dengan hijab ini, saya akan bekerja dengan jujur dan amanah, menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika.”

Semua orang di ruangan itu tampak mengangguk puas dengan jawaban Sellina, kecuali dua peserta lain yang terlihat tidak senang.

“Baiklah, mari kita lanjutkan ke pertanyaan kedua,’’ ucap Eksekutif Hotel dengan senyum tipis.

“Apa kamu bersedia bekerja lembur atau di luar jam kantor jika di perlukan?”

Sellina tersenyum sopan. “Saya tidak menolak jika ada pekerjaan lembur, namun sebisa mungkin saya akan menyelesaikan semua pekerjaan di jam kantor. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi waktu lembur, sehingga saya dapat memberikan yang terbaik bagi hotel tanpa mengorbankan waktu untuk diri sendiri dan keluarga.”

“Bagus. Sekarang, pertanyaan ketiga,” lanjut kepala HRD. “Bagaimana jika atasanmu ternyata suka membuat masalah atau kurang kompeten? Apa yang akan kamu lakukan sebagai seorang sekretaris?”

Sellina mengerutkan kening, mencoba memahami maksud pertanyaan tersebut. “Mungkin saya kurang memahami maksud dari pertanyaan ini. Bagaimana mungkin seorang atasan bisa meraih posisi tersebut jika ia tidak kompeten? Namun, jika hal itu benar-benar terjadi, saya akan berusaha untuk selalu mendampingi dan mengingatkannya.’’

“Saya akan memastikan bahwa ia melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar. Walaupun ia seorang atasan, kita tetap wajib mengingatkannya jika ada hal yang berpotensi berdampak buruk dan merusak nama baik hotel ini.”

“Tapi, apa kau tidak takut jika dia akan memecatmu?”  tanya Nathan yang seorang wakil manajer.

“Tentu saja saya takut,” jawab Sellina dengan jujur. “Namun, saya tidak bisa membiarkan seorang atasan melakukan kesalahan fatal hanya karena saya takut kehilangan pekerjaan. Jika ia tetap memecat saya berarti saya memang tidak cocok bekerja dengannya. Saya tidak akan menyesal kehilangan pekerjaan ini, karena saya tidak mungkin bisa melihat kesalahan dan diam begitu saja.”

Sellina mengucapkan kata-kata itu dengan lantang dan penuh keyakinan. Ia siap menghadapi segala konsekuensi dari kejujurannya.

Keheningan mencengkeram ruangan. Di tengah atmosfer tegang, dua peserta lain justru menampilkan senyum sinis, meremehkan jawaban Sellin.

Ketiga penguji tampak terlibat dalam diskusi serius. Sesekali mereka melirik Sellina, membuat gadis itu semakin gelisah.

Nathan mengangguk, seperti menerima instruksi dari seorang melalui Earpiece yang tersembunyi di telinganya.

“Baiklah, kami sudah memutuskan siapa yang paling cocok untuk posisi ini,” ucap Nathan, memecah keheningan.

Seketika, wanita yang sebelumnya menghina Sellina tampak berbinar, kepercayaan dirinya terpancar kuat. Sellina hanya menunduk dan terus berdoa, pasrah dengan apa pun keputusan yang akan di umumkan.

“Selamat untuk Sellina,” kata kepala HRD. “Mulai sekarang, kamu resmi bergabung dengan hotel ini. Kami berharap kamu dapat memberikan kontribusi besar bagi kemajuan hotel.”

Sellina terkejut. Ia mengangkat wajahnya, menatap tak percaya kepada kepala HRD. Kebahagiaan dan kelegaan bercampur aduk dalam hatinya.

Ketiga penguji berdiri, bersiap meninggalkan ruangan.

“Kamu akan langsung bekerja. Elena akan membimbingmu, memberitahu semua tugas-tugasmu,” lanjut kepala HRD sambil menunjuk seorang wanita yang berdiri di belakangnya.

“Baik,” jawab Sellina lantang, sedikit menunduk sebagai tanda hormat.

Kedua peserta yang kalah tampak geram, gigi mereka bergemelatuk menahan amarah. Dengan langkah cepat, mereka meninggalkan ruangan.

Elena mendekat. Wanita dengan setelan jas serba hitam itu memancarkan aura tegas dan berpengalaman. Di balik kaca mata berbingkai tipis, tatapannya menusuk seolah bisa membaca pikiran Sellina.

“Pelajari semua ini,” ucap Elena dingin, menyerahkan sebuah iPad kepada Sellina.

“Besok kau akan mulai melakukan semuanya sendiri. Aku harap kau akan cepat belajar dan jangan sampai membuat dia kecewa karena telah memilihmu.”

Sellina menerima iPad itu dengan gugup. Elena lalu membimbingnya menuju ruangannya.

Mereka memasuki lift menuju lantai atas.

Sementara Sellina masih belum tahu untuk siapa dia bekerja, bosnya memiliki jabatan apa, dia pun tak tahu. Dia hanya bisa bertanya-tanya dalam batinnya.

Saat pintu lift terbuka, Sellina tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Interior hotel itu begitu mewah dan elegan, dengan sentuhan seni modern yang memukau. Lampu-lampu kristal berkilauan, memantulkan cahaya ke seluruh ruangan.

Akhirnya, mereka tiba di depan sebuah pintu kayu yang tampak kokoh dan besar. Elena membuka pintu itu, dan pemandangan di dalam ruangan membuat Sellina terkejut.

“Astagfirullah ....”

1
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟
sabar buk sabar😄
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
mampusss di tinggal🤣🤣
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
bagus selina, jngn mau sma dia lagi
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
mampus, sruh siapa sok ganteng
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
helehh mau sampe kapan? /Doge//Doge/
🍒⃞⃟🦅☕︎⃝❥~`•suami aku`•~⧗⃟ᷢʷ
lanjut Thor semngat /Joyful/
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
gmn mau punya anak, wong Tristan nggak pernah mau nyentuh selina lohh
Yuli Yulianti
mumpung dirmh orang tua Tristan mending jujur deh sellina klo kamu ud nggak sanggup bertahan lg
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©: bener itu kak.. biar nggak sakit hati mulu
total 1 replies
𝑻𝒉𝒂𝒓𝒊𝒊 🍒⃞⃟🦅
kek pernah liat namanya /Chuckle/
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: 🤭🤭 iya emng sesuatu ini nama🤣
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
udah pada metong dong🤣🤣🤣
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
wehh mau apa lagi itu nenek sihir
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
hilih bukan pemilik kok sok2an
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
Nathan statusnya menantu tapi kelakuan seperti pemilik aja
Mardiana Mardiana
bacanya sambil senyum-senyum dong😁
ditunggu kelanjutannya❤❤
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: siap deh... ngebut nulis
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
awas selina, Ezra mulai nyaman tuhh🤭🤭
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
astaghfirullah tuduhan mu sekejam itu😭😭
Mardiana Mardiana
seruu bab ini😁😁❤❤
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
lanjut Thor, semakin seru🤭🤭
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mantap selina
Mardiana Mardiana
ditunggu lanjutannya 😊
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: sabar ya buk.. ini gebut nulisnya 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!