Brian Kurnia adalah laki laki dari keluarga miskin yang sedang mengambil kuliah disalah satu universitas kedokteran di kota jasin. Karena kebutuhan mendesak untuk membayar pengobatan ibunya, dia nekat melakukan rekaya kecelakaan dijalan raya. Namun naasnya dia bertemu pengendara yang salah, alih alih menginjak rem pengendara itu malah menginjak gas dalam dalam sambil menutup mata dengan kedua tangannya. dengan perasaan menyesal Brian tertabrak mobil tersebut dengan kencang. Setelah Brian ditabrak, dia tidak sadarkan diri dan dalam alam bawah sadarnya dia mendapatkan sebuah warisan jurus medis kuno. Setelah mendapatkan warisan itu dia mengetahui segala hal mengenai semua jenis ilmu pengobatan dan jurus bela diri yang luar biasa dan berhasil membuat banyak wanita suka kepada nya. Dalam perjalanannya Brian berhasil membuat namanya menjadi dikenal diseluruh dunia dengan kemampuan pengobatan dan ilmu beladirinya yang hebat. sampai suatu ketika terjadi invasi dari alam lain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RivaniRian21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dihajar Hingga Seperti Serikaya
Sherlene terkejut dan marah, tetapi saat ini sudah terlambat baginya untuk menghindar.
Ketika tangan besar lawan hendak menggenggam dadanya, pada saat kritis, tangan lain tiba tiba muncul dan meraih pergelangan tangan si botak.
Si botak merasa tangannya deperti dijepit oleh tang besi, tidak peduli seberapa keras dia mencoba, di tidak bisa mengguncangnya.
Kejadian ini sangat mengejutkannya, dia menoleh dan melihat bahwa ternyata Brian yang terus menonton di samping yang mengambil tindakan.
“Hei, berani kamu menyerangku, kamu akan tahu seberapa kuatnya aku!”
Meskipun dia mencengkram pergelangan tanganya, si botak tidak panik sama sekali, dia mengrahkan seluruh tenaganya ke kepalanya untuk menghantam dada Brian.
Menurutnya, Brian pasti akan melepaskan tanganya dan menghindari kepalanya, jika tidak, begitu Brian terkena serangan kepala besinya maka Brian harus berbaring di tempat tidur setidaknya setengah tahun bahkan jika tidak mati dia akan menjadi orang cacat.
Ketahuilah bahwa keterampilan Teknik Kepala Besi telah mencapai tingkat permulaan, bahkan pohon kecil berdiameter sebesar mangkuk pun akan dapat dihancurkan dengan satu sodokan kepalanya, baginya tidak masalah juga untuk membelas prasasti dan memecahkan batu.
Tanpa diduga, Brian tidak berniat menyerah sama sekali, dia tidak menghindar dan mengangkat tangan kanannya dan meninjunya.
Melihat adegan ini, Sherlene berseru,” Jangan, kepalanya sangat kuat.”
Setelah dua kali kekalahan berturut turut, dia akhirnya menyadari betapa ganasnya keterampilan Teknik kepala besi si botak.
Akan tetapi, pada saat ini, suara terendam terdengar. tinju Brian dan kepalanya si botak bertabrakan dengan keras.
Namun, tida seperti Sherlene barusan, kali ini Brian tidak bergerak, tetapi si botak terhempas sejauh enam atau tujuh meter dan terjatuh di atas tanah.
Barusan, dia merasa kepalanya seperti ditabrak kereta api, ada perasaan seperti hampir hancur.
Si botak mengangkat tangannya dan menyentuh kepalanya, sebuah benjolan sebesar telur muncul di kepala besinya yang mampu membelah prasasti dan menghancurkan batu, sedikit sentuhan saja menyebabkan rasa sakit yang sangat menusuk.
“Bagaimana mungkin?”
Si botak sangat kaget. Bahkan jika kepalanya dihantam dengan batu bata atau dihantam dengan batu, juga tidak akan seperti ini. Mungkinkan tinju lawan lebih keras dari pada palu?
Karena pihak lain menginginkan kakinya, maka Brian tidak terlalu peduli, dia tidak akan bersikap sungkan lagi.
Dia melangkah ke hadapan si botak. Dia menunju terus menerus taia henti. Dia tidak meninju di tempat lain, hanya meninju kepala si botak.
“Plak…..plak……plak…..plak…..”
Suara daging tertinju bergema, benjolan terus bermunculan di kepalanya si botak itu. Dalam waktu kurang dari dua menit, dia telah dipukuli hingga kepalanya ditutupi dengan benjolan, kepala dia sekarang persis seperti buah serikaya.
Di dalam mobil SUV, Kobra dan Nicho tercengang, tak satu pun dari mereka menduga bahwa serangan Brian akan begitu kejam.
Nicho berkata dengan cemas, “Kak Kobra, anak buahmu ini tidak jago, panggil lagi orang lain!”
Kobra berteriak dengan marah, “Mau panggil siapa lagi? Kepala besi adalah bawahanku yag paling jago, siapa lagi yang bisa kupanggil sekarang?”
“Sialan, bukankah kamu bilang dia hanya pria biasa? Terutama kamu mencari seorang seperti untukku. Kalau aku tahu dia begitu kuat, jangankan 400 juta, bahkan empat miliar pun aku tidak akan melakukannya untukmu.”
Melihat Kobra marah, Nicho berkata dengan cepat, “Kak Kobra, jangan marah.”
“Aku sudah memeriksanya,dia hanya anak miskin tanpa latar belakang, apa gunanya memiliki keterampilan bagus? Sekarang dia memukul orang, kita panggil polisi saja, kebetulan sepupupku ada di tim criminal, biar nanti dia dipermainkan habis habisan.”
Kobra menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, anak anak buahku ini punya catatan kriminal, terutama si botak, dia pernah membunuh orang, bukankah mereka akan celaka kalau kamu melapor polisi?”
Nicho berkata, “Kak Kobra, jangan khawatir, sekarang kita adalah korban dan sepupuku yang akan kemari, dia pasti akan memeriksa identitas mereka, dia hanya akan menangkap anak itu.”
“Ini…….”
Kobra masih ragu ragu mendengar perkataan Nicho, dia selalu merasa ada yang tidak beres, tapi saat ini Nicho sudah melakukan panggilan telepon.
Brian merasa cukup menghajar si botak, dia berkata sambil memegang kerah si botak, “Bukankah kamu memiliki Teknik Kepala Besi? Masih mau berlatih lagi?”
Si botak menggelengkan kepalanya, butuh banyak upaya baginya untuk bisa melihat wajah pemuda di depannya itu. Dia benar benar pusing sekarang, dia merasa matanya berkunang kunang dan telinganya berdengung.
Dia tidak mengerti mengapa tinju pemuda di depannya ini bisa begitu kuat, bahkan saat dia memukul kepalanya dengan batu pun tidak semengenaskan seperti sekarang.
“Tidak, tidak! Kakak, aku benar benar salut padamu, tolong ampuni aku kali ini saja.”
Si botak merasa kepalanya benar benar akan meledak jika Brian memukulnya lagi. Setelah kejadian ini, dia memilki trauma, sepertinya dia tidak akan pernah berani menggunakan kepala besinya lagi.
Brian menoleh dan berkata kepada Sherlene yang tercengang, “Bagaimana? Kamu ingin menghajarnya dua kali untuk melampiaskan emosmu?”
Sherlene memandang pemuda di depannya ini dengan eksresi yang rumit, ketika Brian hanya berdiri dan menonton saja, dia berpikir bahwa dia adalah seorang pengecut dan pria yang tidak berguna, tidak disangka dia begitu jago dalam seni bela diri.
Dia berkata dengan tidak puas, “Kamu sangat jago seni bela diri, barusan kenapa kamu tidak membantuku? Apa kamu menunggu untuk melihatku mempermalukan diriku sendiri?”
“Kamu menghajar mereka dengan suka cita dan kamu tidak memintaku untuk menyerang. Kak, bukankah aku membantumu sekarang? Kamu seharusnya berterima kasih kepadaku, ‘kan?”
Hati Brian murung sebentar, biasanya saat pahlawan menyelamatkan Wanita cantik, Wanita cantik akan jatuh dalam pelukan sang pahlawan, mengapa dia berbeda situanya?
“Terima kasih apa apaan!”
Sebenarnya Sherlene berterima kasih dalam hatinya, jika bukan karena pria ini, dia akan dipermalukan oleh si botak.
Namun, tidak tahu kenapa, dia hanya tidak ingin menundukkan kepalanya di depan Brian.
Untuk melampiaskan kemarahan di hatinya, dia melepakan sepatu hak tinggi lainnya, kemudian meraih kepalanya si botak dan memukulinya habis habisan.
Awalnya kepalanya si botak sudah babak belur, sekarang dipukul lagi dengan tumit setinggi 10 cm, dia pun menjerit kesakitan seperti hewan yang disembelih.
Brian berkata, “Sudah, jangan pukul lagi, kalau kamu pukul lagi, dia akan mati.”
Sherlene sudah melampiaskan emosinya suasana hatinya jauh lebih baik sekarang.
Pada saat ini, sirene berbunyi, enam atau tujuh mobil polisi datang dari kejauhan, setelah mboil berhenti, belasan polisi melompat turun, dipimpin oleh seorang paruh baya.
Di dalam mobil SUV Nicho menepuk pahanya dengan keras setelah melihat pria itu datang, dia berseru dengan penuh semangat, “Bagus, sepupuku datang sendiri, habislah anak itu sekarang.”
“Siapa yang mengizinkan kalian berkelahi di sini? Hentikan!”
Pria paruh baya itu Bernama Raymond Tandyo, Dia adalah kapten tim criminal. Setelah tiba di tempat kejadian, dia berteriak keras. Ketika dia melihat Sherlene, ekspresinya tiba tiba berubah, “Bu Sherlene, kenapa kamu di sini?”
Mendengar nama panggilannya, si botak yang baru saja berdiri itu merasa pusing lagi dan terjatuh ke lantai.
Apa yang telah dilakukan? Ternyata apa yang dilakatakan Wanita itu benar, dia benar benar seorang polisi bahkan seorang kapten.
Sherlene menunjuk para preman di lantai dan berteriak, “Orang orang ini mengepungku dengan senjata dan menghancurkan mobilku, tangkap mereka untuk pemeriksaan, cari tahu siapa yang mengirim mereka.”
Raymond terkejut, berani sekali mereka mengepung wakil kaptennya, putri sulung dari keluarga Hanata, apakah orang orang ini sudah gila? Atau merasa hidup sebegai preman sudah terlalu nyaman?
“Tangkap mereka semua, bawa mereka semua ke kantor Polisi!”
Dia mengeluarkan sepasang borgol dan memborgol si botak dulu, lalu para petugas polisi lainnya juga mulai menangkap preman lain dan memasukkannya ke mobil polisi.