Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LC 4
Hari ini hari minggu, waktu bersantai untuk keluarga Daniel. Mereka menghabiskan waktu untuk berkumpul.
Nicko, adik Daniel sekarang sedang main ps di ruang keluarga. Karna jenuh, Daniel memutuskan untuk membaca buku sambil menonton adiknya tanpa ada niat untuk bermain dengannya.
"Kak, nggak punya cewek ??"Tanya Nicko sambil memainkan stiknya. "nggak." Daniel menjawab seadanya.
"buset, kenapa galak banget sih kak? sama adik sendiri juga." Nicko menggelengkan kepalanya sambil meminum jus jeruknya.
"Nggak usah kepo sama gua, urus diri lo sendiri." Ucap Daniel sambil membalik lembaran buku yang di bacanya.
'Ini kakak gue sifatnya nurun siapa deh?
Perasaan mama dan papa nggak punya sifat begini. papa ada sih,tapi kan bisa nempatin diri' Nicko masih tetap penasaran sama kakaknya.
Tiba-tiba..
"Hay abang,, temenin Caca main yuk!"Ucap Rebecca atau sering di panggil Caca ini berlari ke arah Daniel.
"Hey, mau maen apa?" Tanya Daniel menutup bukunya dan tersenyum kepada adik kecilnya.
Belum juga Caca menjawab, Zhang Hao datang dan duduk di samping Daniel.
"Daniel, gimana sekolah kamu ?"Tanyanya menatap Daniel.
"Baik pah, ini Daniel sedang fokus belajar, soalnya 3 bulan lagi akan ada tryout." jawab Daniel balas menatap papanya.
"Tingkatkan kemampuanmu.
Setelah lulus nanti, kamu akan Papa kirim ke London untuk melanjutkan kuliah.
Disana kamu akan ikut sama Om Delon dan Tante Vega." Hai mengangguk paham dan menegakkan badannya.
"Baik pa. Pa, tadi kakek titip pesan, besok papa di minta ke sekolah untuk bahas soal acara bakti sosial penggalangan dana."Ucap Daniel memeluk Caca.
"Iya nak terima kasih infonya," Hao duduk di atas karpet sebelah Nicko, "Nicko, mama kemana ya?"
"Masih keluar pa, tadi katanya sih mau ke tempat tante Dilla ngambil pesenan kue."Jawab Nick tanpa menoleh ke papanya karena serius dalam game.
"Ohh,
Nicko, pasang satu lagi dong stiknya, papa ikut main. Caca main sama abang Daniel ya?" Ucap Hao mengusap pipi chubby anak terakhirnya.
"Oke papa, ini Caca mau maen sama abang Daniel. Ayo abang kita main!
Yeeee!!"Teriak Caca turun dari pangkuan Daniel lalu berlari menuju kamarnya dan di susul Daniel.
"Sayang, jangan lari-larian..
Nanti kamu jatuh.!" Daniel membawa bukunya di atas meja dan mengikuti Rebecca.
"Pa, kenapa si kak Daniel itu dingin banget kayak kulkas ??"Tanya Nicko menjeda gamenya untuk memasang stik kabel.
"Kaya kulkas ?"Tanya Hao sekali lagi mendengar pertanyaan anak keduanya.
"Iya papa. Masa Nicko tanya apa dia punya pacar eh kakak jawabnya ketus banget.
Dulu mama waktu hamil kakak ngidam apaan sih pa, kok bisa punya anak kayak kak Daniel?" Nicko masih tetap penasaran, tipe anak yang kalau belum dapat jawaban yang dia mau gak bakal berhenti bertanya.
"Ada-ada aja kamu ini, dia kakak kamu Nicko
Mungkin sifat dinginnya itu nurun dari papa, tapi kalau versi kakakmu itu terlalu berlebihan. Hanya saja papa tahu tempat kapan harus cuek, kapan harus biasa biasa aja"Jawab Hao tersenyum.
"Papa benar, tapi kak Daniel itu dimana aja dan kapan aja tetep cuek papa.
Ah udah yuk main lagi pa, nanti yang ada kesenengan itu dia kulkas berjalan." Nicko menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedangkan Hao hanya tersenyum mendengar jawaban dari putra keduanya itu.
DI LAIN TEMPAT..
"JULIAN, KAK DAVIN!!!!!"Teriak Dara dari dapur.
Davin yang sedang bersantai, terkejut karna mendengar teriakan adik perempuannya.
"Ada apa sih!! Berisik banget.
Kuping gue budek tau nggak?!" Davin mendengus kesal sambil menutup kupingnya
"Di antara kalian, pasti ada yang makan coklat gue. HAYO NGAKU NGGAK?!" Dara menggebrak meja, kedua alisnya terpaut, membuat Julian yang baru datang untuk melihat kakak perempuannya ikut terkejut.
"Aduh, kakak gue yang paling cantik. Ada apaan sih? Ganggu orang tidur aja. Huaahheemm" Juli bertanya dengan muka bantalnya. "Dasar kebo! Ini udah jam 11 nyet,
Lo ngaku nggak? lo kan yang makan coklat gue? Aaaaa coklat gue." Dara memasang wajah dramanya, namun Davin malah sedikit menahan tawa.
"Kayanya gue tau siapa pelakunya.
Dek, lo boleh pergi dari sini, hus huss." Dara mendorong Juli hingga membuat laki-laki itu menabrak tembok pembatas.
"Kak, sakit kak!!" ucap Juli mengusap dahinya
"Sorry adikku sayang. Hehe.."Jawab Dara ikut mengusap dahi Julian dan mencium pipi nya.
Saat Dara akan mengejar Davin, Davin sudah berlari untuk menghindari adiknya yang manja itu. Karena jika salah satu dari Dara dan Davin bertengkar, mereka akan menggelitiki yang salah sampai lemas.
"AMPUN DARA....NANTI KAKAK GANTI COKLATNYA!!!" Davin berteriak sambil berlari menuju teras depan.
"KAKAKKKK...!!!! AWAS YA KALO KETANGKAP !! POKOKNYA BELIIN LIMA!" Dara membalas sambil berteriak membuat seisi rumah kaget di buatnya, bahkan orangtua mereka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya itu.
"Mereka sama seperti kita waktu pacaran dulu ya?" tanya Fransiska kepada istrinya.
"Haha, benar.
jadi kangen mas." jawab Vivi sambil memeluk lengan suaminya.
***
Next part......
Maaf buat typo yang nakal.. :D
Vote nya gaes :*