NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO Dingin

Menjadi Ibu Susu Anak CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kontras Takdir / Chicklit / Ibu susu
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Setelah kehilangan anaknya dan bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang penghinaan dari suami serta keluarganya, Amira memilih meninggalkan masa lalu yang penuh luka.

Dalam kesendirian yang terlunta-lunta, ia menemukan harapan baru sebagai ibu susu bagi bayi milik bukan orang sembarangan.

Di sana-lah kisah Amira membuang kelemahan di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arga Mulai Mantau Amira

Arga punya Tuhan, tapi hubungannya dengan Sang Pencipta terasa jauh. Maka ketika orang yang paling ia sayangi diambil darinya, ia hancur dan membalas dunia dengan cara yang brutal. Sejak saat itu, Arga berubah. Ia menjadi sosok yang menakutkan.

Dalam dunia bisnis, Arga mengamuk bagai elang liar yang mengepakkan sayap tanpa kendali. Ia menjadi arogan, dingin, dan nyaris tidak pernah tersenyum. Merebut bisnis orang lain pun ia lakoni tanpa ragu sedikit pun, semua demi membesarkan perusahaannya. Ia juga tidak segan melibatkan diri dalam aksi-aksi berbahaya, bahkan mencelakai siapa pun yang dianggap mengusik ketenangannya.

Sementara itu, sang putra--Tuan Kecil Arkha--Arga serahkan pada pelukan keluarga. Valerie yang merawat bayi itu, dibantu oleh kakek dan nenek Arga. Sempat ada niat dari mertua Arga untuk membawa Arkha, tapi Arga langsung menolak keras. Arkha adalah darah dagingnya, dan itu tanggung jawabnya. Tidak ada yang boleh mengatur-ngatur hidupnya. Kalau dia bilang tidak ya tidak! Mertuanya pun jadi tidak bisa berkutik.

Dari sanalah Arga mulai membangun rumahnya seperti sebuah kerajaan. Pak Genta yang sebenarnya pegawai teladan paling setia di perusahaan, ia mutasi menjadi kepala pelayan di rumah. Bahkan banyak pegawai perusahaan yang ikut dipindahkan ke kediaman pribadinya.

Suatu malam, usai mengakuisisi dan menghancurkan sebuah bisnis, Arga kembali dengan luka sabettan pedang di punggungnya. Lukanya panjang dan dalam, seperti anak SMA pulang tawuran. Ia dilarikan ke rumah sakit.

Sepulang dari rumah sakit, Valerie menemui Arga dengan membawa Tuan Kecil yang masih bayi duduk tenang di pangkuannya, mengemut jempol polosnya.

"Arga," kata Valerie pelan. "Lihat anakmu. Rasanya dia pun mulai terbiasa ditinggalkan. Kamu berubah jadi orang asing. Brutaal. Seperti ketua mafia saja. Kamu bahkan tidak sayang pada dirimu sendiri. Bagaimana bisa kamu menyayangi Arkha?"

Bayi kecil itu tidak paham. Ia hanya menatap dengan mata bulat dan tenang, tidak tahu rumitnya dunia orang dewasa. Bayi itu hanya ingin susu. Selama ini ia hidup dari susu formula, sesekali diberi A S I yang Valerie dapat dari temannya yang punya bayi.

Arga, terserah kamu mau berbuat apa dengan hidupmu. Tapi tolong, sebanyak apa pun uang yang kamu punya, Arkha sekarang hanya butuh ASI dan kasih sayang. Kalau kamu benar-benar sayang padanya, carilah wanita bernama Amira. Demi putramu."

Arga terhenyak. Nama itu. Bagaimana bibinya bisa tahu tentang Amira? Seingatnya hanya Gladys yang pernah menyebutkan nama itu padanya. Dan ia sendiri tidak pernah bercerita kepada pada siapa pun.

"Kamu tidak mau urus Arkha sendiri, Bi?"

"Bukan itu maksudku. Aku sanggup mengasihi dan merawatnya, tapi aku tidak punya A S I. Kamu bisa saja membayar ibu susu, tapi bukankah hanya Amira yang dipercaya oleh Gladys? Jangan kaget begitu, Arga. Aku juga tempat Gladys bercerita selama ini."

Arga mengalihkan pandangan, mendengus pelan sambil membuang muka. Tapi dalam hatinya, ia tahu perkataan Valerie masuk akal. Apalagi saat ia menatap Arkha yang tengah tertidur pulas di pelukan, hatinya langsung mencelos.

Akhirnya, tanpa berkata apa-apa lagi, Arga mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang bersamaan dengan Valerie beranjak pergi.

"Buana, cari tahu soal Amira. Temannya Gladys. Jangan didekati dulu. Perhatikan saja dari jauh. Kalau sudah dapat infonya, segera laporkan. Jangan sampai salah orang, aku belum bisa turun tangan langsung."

Buana hanya menjawab pendek, paham betul siapa yang sedang ia hadapi. Dengan petunjuk seadanya, nama kampung Rawa Kunyit dan nama mertua Amira, Buana bergerak cepat.

Dan seperti biasa, saat Arga menginginkan sesuatu, tidak butuh waktu lama yang diinginkan terealisasi. Amira pun berhasil ditemukan. Tanpa salah sasaran. Sesuai perintah, Buana hanya memperhatikan dari kejauhan.

"Maaf, Tuan. Nona Amira sudah bersuami."

Itu laporan pertama yang Buana sampaikan lewat telepon.

Arga tidak terkejut. "Iya tahu. Perhatikan saja dari kejauhan. Kau hanya perlu membantunya dalam kesusahan apapun. Apakah kau sudah melihat itu?"

"Tadi saya lihat dia ke warung, beli garam dan micin. Tapi uangnya kurang seribu. Jadi dia berhutang dulu. Apakah itu termasuk kesulitan yang perlu ditangani, Tuan?"

"Hal sekecil itu pun harus kita urus. Bayar hutangnya. Tapi jangan cuma seribu. Lebihkan."

"Baik, Tuan."

Inilah alasan kenapa Amira kadang berhutang namun Ardi tidak didatangi orang untuk menagih hutang istrinya. Karena hutang-hutang itu sudah selesai oleh Buana. Yang membayar hutang pun orang yang berbeda-beda, dengan alasan berbeda pula. Kemudian setelahnya mereka disuruh diam, tidak harus kasih tahu ke Amira.

Amira mengira Ardi yang membayar. Ardi pun mengira Amira yang diam-diam melunasinya.

Setelah beberapa hari, Arga kembali memberi perintah.

"Mulai besok, kau cukup turunkan anak buah untuk mengawasinya. Bantu diam-diam kalau diperlukan. Kau sendiri fokus lagi ke urusan perusahaan. Selama aku belum pulih, lakukan semua sesuai instruksiku. Nanti akan aku jelaskan langkah selanjutnya. Mengerti?"

"Mengerti, Tuan. Tapi saya sebenarnya punya satu pertanyaan."

"Katakan."

"Nona Amira sudah punya suami. Apa perlu saya pisahkan mereka?"

"Kenapa harus dipisah?"

Buana terdiam, bingung sendiri. Memangnya Tuan Arga mau jadi suami mudanya gitu? Buana pikir Amira mau jadi target untuk dijadikan istri. Rupanya buana salah paham, dia berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Kau mikir apa hah? Dia bukan aku jadikan istri. Ini hanya melanjutkan misi Gladys yang ingin temannya itu tidak kesusahan. Sekaligus aku butuh dia menjadi ibu susu buat Arkha. Paham sekarang?"

"Paham, Tuan. Maaf, saya lancang berpikir yang tidak-tidak."

Menyadari bahwa Buana yang selama ini dikenal sebagai tangan kanannya sampai bisa salah paham, Arga memutuskan untuk segera mengadakan briefing khusus. Ia memanggil Buana, Pak Genta, dan Valerie ke ruang kerjanya. Ia ingin semuanya mendengar langsung dari mulutnya, agar tidak ada yang menafsirkan maksudnya secara keliru.

"Aku tidak sedang mencari istri baru," tegas Arga membuka pembicaraan. "Aku hanya sedang mencari ibu susu untuk Arkha. Dan aku hanya ingin melanjutkan apa yang Gladys niatkan untuk temannya agar hidupnya tidak kesulitan."

Ketiganya mendengarkan dengan tenang. Arga tahu statusnya bisa dengan mudah menimbulkan kesan keliru, apalagi ketika semua orang tahu ia mampu mendapatkan apapun atau siapapun yang ia mau. Maka, penegasan itu penting.

Inilah alasan mengapa ketika moment Amira secara tidak sengaja masuk ke kamarnya, dan Pak Genta tiba-tiba datang membawakan camilan buah, Arga buru-buru menyembunyikan kehadiran Amira. Bukan karena ada yang perlu disembunyikan, mereka bahkan tidak melakukan apapun, tapi karena ia tidak ingin terlihat seperti menjilat ludahnya sendiri di hadapan orang-orang yang ia beri penegasan.

Setelah briefing selesai, Valerie dan Pak Genta meninggalkan ruangan. Tinggal Buana yang masih berdiri di sana, menanti instruksi lanjutan.

"Buana, carikan satu wanita malam. Tapi yang bisa berakting baik. Profesional. Bukan sembarangan. Siapkan identitas baru untuknya. Beri dia fasilitas seperti wanita kantoran. Mobil, apartemen, dan lainnya. Beri dia posisi palsu sebagai manager."

Buana mengangguk.

"Dan setelah itu, pertemukan dia dengan suami wanita itu, siapa tuh namanya?"

"Ardi, Tuan."

"Ya, Ardi. Pertemukan mereka secara natural. Bangun skenario yang masuk akal. Kalau dia tergoda dan memakan umpan itu, sisanya akan jadi mudah bagi kita."

"Baik, Tuan."

Bersambung.

1
Zaskia Natasya
lanjut kak/Good//Good/
nowitsrain
Sayangnya nggak semua suami kek suamimu, Sayang
〈⎳ FT. Zira
pesan terakhir😭😭.. pantesan Arkha lengket ma Amira😭😭
〈⎳ FT. Zira
suami amira gak peduli😭
〈⎳ FT. Zira
apakah sejak awal amira bisa sampe di rumah arga adalah rencana yg sudah di susun gladys?
〈⎳ FT. Zira
ada.. yg duduk di depanmu salah satunya
〈⎳ FT. Zira
kalo aku, bakalan kabur beneran liat ular gini😣
Zaskia Natasya
lanjut kak up doubel dong/Rose//Rose/
Zenun: siap, ini lagi ditulis
total 1 replies
Muliana
Author hebat ya /Heart/
Zenun: Kakak juga hebat❤
total 1 replies
Muliana
Ahh,,, perih ya!! Mau nangis juga.
Terlena dengan bab ini, karena ikut merasakan kehilangan seperti Arga.
Zenun: 🥺🥺🥺🥺🥺🥺
Muliana: Sangat! Apalagi, kala orang tersayang pergi selamanya
total 3 replies
Santi
gladys,jdi seperti itu,makanya serasa arga sudah mengenal Amira,tpi dimana Amira pernah lihat asistennya Arga?
Santi: Siap kak
Zenun: ada di next bab kak, pantengin aja ya hehe
total 2 replies
RE💜
Sad 😭
Zenun: Bisa, mungkin dengan pertumpahan darah dulu. Atau bisa juga nggak
RE💜: Bisakah Amira mencairkan hati Arga
total 3 replies
RE💜
Aku jg msh heran, banyak sodaraku yg sadar dulu malah makan dlu, sblm akhirnya meninggal ternyata emang ada bahasa medisnya ya
Zenun: entah kenapa tik tok aku muncul terminal lucidity mulu😁
RE💜: Baru tau aku dek
total 3 replies
RE💜
emg yg kena otak pst ada masalah sm ingatan
Zenun: betul sekali
total 1 replies
Teteh Lia
Si Ardi emang kudu di getok biar bener. Arga, Ardi... baru ngeh sama2 berawalan huruf A
Zenun: dari A semuanya, ke Amira juga
total 1 replies
Teteh Lia
Ternyata Arga manis banget. meleyot dagu ini 😍
Zenun: hehehhe, uhuuyy
Teteh Lia: Daku... malah jadi dagu /Facepalm/
total 2 replies
Muliana
Amira, berbakti pada mertua boleh, tapi dibodoh-bodohi mertua jangan ya
Zenun: ih ada kakak😁
total 1 replies
Muliana
Mungkin itulah, peran orang tua sangat-sangat penting untuk anak-anak. Karena apa, karena kita tidak tahu, apa yang akan di alami sang anak kedepannya. Setidaknya, sebelum kita meninggalkan mereka, kita udah memberikannya beberapa pesan dan jug kasih sayang.
Sehingga ia tahu, mana yang tulus mana yang modus
Zenun: Betul sekali kakak. Biar gak salah arah
total 1 replies
RE💜
sebenarnya aku pikir Gladys sm Amira itu teman sblm Gladys menikah mkanya mikir kok bisa nikah sm Arga gitu, tp di bab sebelumnya dijelaskan jd ngerti
Zenun: hehehe, yang lain juga nyangkanya gitu
total 1 replies
Lestari Riie
galak
Zenun: hihihi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!