Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

Tìupan angin membuat kertas kosong yg ku bawa berhamburan terbang ke sembarang arah, kertas itu akan ku buat hiasan untuk menghiasi kado. Karna hari ini ulang tahun nya Gito.

" Eh...ih....tolong dong kembali!!"teriak keras ku sambil melompat - lompat memunguti kertas itu.

" Ini" Ucap Viona sambil memberikan kertas itu padaku, dia membantuku untuk memunguti nya.

" Thank ya" Aku memandang dalam mata indah itu namun tiba- tiba kata - kata mommy terngiang - ngiang kembali di telinga ku. Seketika aku langsung melangkah mundur pura - pura merapihkan kertas itu.

" Oke" Viona tertawa kecil sambil berjalan memasuki kelas. Gito belum datang karna dia sedang bersiap diri untuk acara ulang tahun nya hari ini.

Singkat, acara itu di mulai, semua teman - teman berkumpul bersama di kelas untuk merayakan ulang tahun putra pemilik kampus ini.meski begitu Gito tak pernah membanggakan dirinya karna dia berbeda dari yg lain bahkan dia selalu menolong ku di saat aku kesulitan.

" Selamat ulang tahun ya To, semoga kamu bahagia , panjang umur, sehat , mendapat jodoh yg baik" Viona memberikan kotak kecil yg di hiasi pita biru membentuk bunga.

" Iya makasih, aku terima ya" Gito menerima kado itu dengan penuh kebahagiaan , ulang tahun nya kali ini berbeda karna ada teman baru yaitu Viona. Ketika aku lihat wajah cantik nya aku selalu terlintas kata - kata mommy.

"Iya santai aja kali, aku ke parkiran dulu ya, ada yg tertinggal" Viona melangkah sambil membawa kue ulang tahun Gito . Langkah nya sama persis seperti tante Arin .

Punggung nya mulai menghilang dari pandangan, teman - teman yg lain nya sibuk menikmati kue dan beberapa macam minuman dingin yg segar itu.

Aku melangkah ke kamar mandi karna sudah tidak tahan, aku membasuh wajah dengan air, karna bayangan Viona dan kata - kata mommy terus saja menghantui ku.

Sementara di rumah, daddy memasuki kamar abang, abang sedang duduk menyandar ke ranjang.

" Kenapa melamun terus?" daddy mendudukan bokong nya di kasur sambil tersenyum melihat wajah abang .

"Nggak papa kok, aku cuma pengen istirahat aja capek, dad om Ferry kenapa kurus?" Abang meluruskan kaki nya ,pandangan nya tertuju pada wajah Daddy.

" Om Ferry pernah ada masalah di jantung nya, jadi nggak seger, maka dari itu om Ferry kurus, terus sampe sekarang pun harus cek up rutin meski udah sembuh" Daddy menepuk pundak abang yg terlihat serius.

" Oh,aku baru tau, dad kayak nya Ethel mulai penasaran deh sama Viona , soal nya dia ingin mengenal nya lebih jauh, tapi mommy nggak sudi kalo dia deket sama Viona" Abang berbisik berharap mommy tidak mendengar nya karna kalo sampe mommy tau pasti akan marah.

"Penasaran itu wajar ya, tapi daddy juga nggak bisa maksa mommy buat nerima Viona karna daddy juga nggak suka kalau Ethel deket ama dia, takut nya hal yg sama terjadi juga, masa lalu menyakitkan itu cukup daddy aja yg mengalami, Ethel dan kamu jangan, kamu sebagai abang harus bisa memberikan yg terbaik jangan sampai Ethel jatuh ke pelukan yg salah yg akan membuat nya menyesal di kemudian hari" Daddy mengusap kaki abang yg berbulu tipis.

" Iya dad , aku akan berusaha, karna Ethel adalah obat saat aku sakit dan kesepian" Abang memeluk daddy erat sekali kedua tangan nya melingkari perut daddy.

" Makan yuk!" Mommy menghampiri membawa buah yg sudah di iris.

" Ayo" Abang dan daddy bersamaan sambil menghela nafas lega karna mommy tidak mendengar obrolan mereka soal Viona.

' Mom maaf ya aku harus bicara berbisik dengan daddy soal Ethel yg ingin menjadi teman nya Viona, aku tau mommy nggak akan pernah sudi jika kami membahas dia' batin abang sambil melangkah di samping daddy melirik wajah mommy yg terlihat cerah.

Mereka pun makan di temani paman Alvin , tante Sherly dan putra kedua nya yg baru saja lulus SMA bulan ini.dia akan masuk universitas di kota kelahiran mommy nya yaitu Bogor.Usia nya hanya beda 1tahun dengan ku.