NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Pria Beristri

Jerat Cinta Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Beda Usia / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Konflik etika / Showbiz / Tamat
Popularitas:10.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Tak terima lantaran posisi sebagai pemeran utama dalam project terbarunya diganti sesuka hati, Haura nekat membalas dendam dengan menuangkan obat pencahar ke dalam minuman Ervano Lakeswara - sutradara yang merupakan dalang dibaliknya.

Dia berpikir, dengan cara itu dendamnya akan terbalaskan secara instan. Siapa sangka, tindakan konyolnya justru berakhir fatal. Sesuatu yang dia masukkan ke dalam minuman tersebut bukanlah obat pencahar, melainkan obat perang-sang.

Alih-alih merasa puas karena dendamnya terbalaskan, Haura justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Ervano hingga membuatnya terperosok dalam jurang penyesalan. Bukan hanya karena Ervano menyebalkan, tapi statusnya yang merupakan suami orang membuat Haura merasa lebih baik menghilang.

****

"Kamu yang menyalakan api, bukankah tanggung jawabmu untuk memadamkannya, Haura?" - Ervano Lakeswara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 05 - Dengan Caraku

"Kenapa? Kenapa dihalangi?" tanya Abimanyu menatap tajam Haura tatkala niatnya dihalangi begitu saja.

Mendapati pertanyaan itu, Haura sontak menggeleng cepat. Sungguh dia tidak siap andai nanti Ervano justru membela diri dan Abimanyu justru tahu kejadian sebenarnya dari mulut orang lain.

Bukan tidak mungkin dia yang akan menjadi sasaran kemarahan Abimanyu, dan Haura tidak mau itu terjadi, sungguh.

"Haura, cepat katakan sebelum aku benar-benar marah."

Haura terisak, di titik ini dia merasa serba salah, tapi pada akhirnya mengaku juga. "I-ini salahku."

"Salahmu?" Dahi Abimanyu berkerut dengan mata yang kini mengerjap pelan.

Tanpa menjawab dengan lisannya, Haura mengangguk pelan hingga Abimanyu semakin bingung dibuatnya.

"Kenapa? Kenapa jadi salahmu?" Sedikit lembut, Abimanyu kembali bertanya dengan harapan Haura akan lebih jujur dengan cara itu.

Benar saja, setelah dia bertanya tanpa menggebu-gebu, adiknya merasa sedikit lebih leluasa untuk mengaku. "Sebenarnya, aku yang memberikan obat perang-sang ke dalam minuman Ervano."

"Apa?" Dengan wajah tak percaya, Abimanyu melontarkan pertanyaannya.

"Iya, aku sendiri yang memberikan obat perang-sang ke dalam minuman Pak Ervano dan_"

Prank!!

Belum selesai Haura bicara, dia sudah mendengar pecahan kaca dengan da-rah menetes dari buku tangan Abimanyu.

"Bo-doh!! Tol-ol!! Otakmu dimana, Haura?!!" sentak Abimanyu kini semakin marah bahkan mungkin ingin membu-nuhnya.

Setelah tadi berusaha untuk bersikap hangat, begitu mendengar pengakuan Haura jelas dia semakin murka.

Tidak hanya marah, tapi juga malu sampai bingung harus menghajar Haura atau Ervano lebih dulu.

"Ra ... kamu_ astaga, Haura bodohnya!! Kamu sadar tidak apa yang kamu lakukan? Hah?" Abimanyu meledak-ledak tatkala melontarkan pertanyaan itu.

Haura mencoba menyela, penjelasannya membuat amarah Abimanyu meledak-ledak seketika. "Bim, aku_"

"Aku apa?? Jahil? Atau tengah berusaha merayunya agar mendapatkan_"

"Abimanyu dengarkan penjelasanku dulu!!" pekik Haura demi bisa mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan kejelasannya.

Dia memang salah karena tidak mengungkapkan dengan gamblang di awal. Namun, dia juga tidak bisa memastikan siapa yang salah sebenarnya.

"Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan kronologi lengkapnya."

"Apa? Coba katakan!! Bagaimana? Hem?"

Haura menarik napas dalam-dalam. Sempat khawatir andai Andita terseret dan menjadi sasaran kemarahan saudaranya, tapi pada akhirnya Haura berubah pikiran juga.

"Kemarin, aku mengetahui bahwa peranku diganti secara sepihak oleh sutradara itu."

"Hem, lalu?"

Meski amarahnya sudah meluap-luap di atas kepala, Abimanyu berusaha menahan diri dan menunggu penjelasan lengkap Haura.

"Aku marah, aku kesal dan aku ingin memberikan pelajaran padanya."

"Dengan cara itu?"

"Bim dengar dulu, bukan niatku memberikan obat perang-sang ... sama sekali tidak!!"

"Lalu kenapa bisa yang masuk justru jadi obat perang-sang?"

"A-aku tidak tahu, yang jelas Andita bilang obat itu adalah obat pencahar dosis tinggi dan memang ilegal ... dia memberikan padaku dan aku ...."

"Menuruti sarannya, begitu?" sahut Abimanyu yang kemudian Haura tanggapi dengan anggukan pelan.

Seketika Abimanyu mengusap kasar wajahnya dan memijat pangkal hidung. Pria itu seketika gusar dan berusaha sebisa mungkin untuk menahan diri agar bogem mentahnya tidak mendarat tepat di kepala Haura.

Seolah tidak mampu berkata-kata, Abimanyu hanya menatap datar Haura yang terpaku di hadapannya.

Miris, sakit, terluka dan juga malu menjadi satu tatkala menatap wajah sendu Haura. Tanpa banyak bicara, Abimanyu tidak lagi meledak-ledak dan kembali mendekat untuk merengkuh tubuh adiknya.

Sembari mengusap pelan pundak Haura, Abimanyu mendongak demi menahan air mata yang secara tiba-tiba berontak ingin keluar detik itu juga.

Rasanya percuma untuk marah, Abimanyu mengerti posisi adiknya. Hendak dimaki-maki bodoh juga tidak ada gunanya, sekalipun memang iya.

"Saat melakukannya, apa badjingan itu sedang dalam pengaruh alkohol?" tanya Abimanyu lebih lembut dan tanpa kemarahan di sana.

"Tidak, dia tidak mabuk."

Abimanyu mengangguk pelan, dia menarik kesimpulan dari satu pernyataan yang keluar dari mulut Haura.

"Beritahu aku alamatnya, juga Andita yang telah memberikan obat laknat itu padamu," pinta Abimanyu yang tak segera Haura ikuti.

Dia masih tetap memiliki ketakutan walau Abimanyu tak lagi marah padanya. "Untuk apa, Bim? Bukankah masalahnya akan semakin besar?"

.

.

"Terus kamu akan diam saja? Menerima kenyataan? Kamu ternoda ... walau memang pemicunya adalah kebodohanmu sendiri tetap saja dia harus menerima akibat dari perbuatannya, Haura!!"

"Mau dengan cara apa, Abimanyu? Minta dia bertanggung jawab untuk menikahiku? Dia suami orang dan aku tidak sud_"

"Siapa yang berpikir akan menuntut pertanggungjawaban semacam itu? Terlalu mudah baginya jika hanya minta dinikahi."

Gleg

Haura meneguk salivanya pahit, agaknya kemarahan Abimanyu belum tuntas sampai masih berpikir untuk menyelesaikan masalahnya dengan kekerasan.

"Lalu? Mau kamu penjarakan? Yang kena juga aku nantinya ... kamu mau aku dipenjara juga? Mama dan keluarga kita akan semalu apa andai tahu aku melakukan hal sekotor itu, Bim?"

Serba salah, Haura juga bingung sebenarnya harus bagaimana karena dia sadar betul Ervano tidak salah sepenuhnya.

Namun, untuk menganggap seakan tidak terjadi apa-apa juga bukan hal mudah. Trauma yang dia rasakan luar biasa, malu dan ketakutan untuk menghadapi masa depan juga jangan ditanya.

Terlebih lagi ada Ray - sang kekasih dan mereka saling cinta. Sungguh Haura bingung langkah apa yang akan dia ambil selanjutnya.

"Kamu tidak perlu tahu, Ra ... biarkan aku menyelesaikannya dengan caraku."

"Abimanyu jangan, kamu mau menghajarnya dengan alasan apa? Aku yang sal_"

"Diam!! Berhenti menangis, Ra!! Jangan halangi aku dan berhenti menyalahkan diri sendiri ... seseorang yang dalam pengaruh obat seharusnya masih bisa mengendalikan diri jika dia memang tidak berniat menodaimu, Ra. Banyak cara andai memang mau, pengaruh obat hanya sekadar alibi!! Bisa jadi memang dia mengincarmu, paham sampai sini?"

Haura terdiam, mencoba memahami ucapan Abimanyu yang belum masuk di akalnya. Dia yang naif sama sekali tidak berpikir ke arah sana, terlalu jauh saja.

"Tidak mungkin, Bim."

"Tidak ada yang tidak mungkin, aku laki-laki dan aku bisa menebak isi pikirannya!!"

Haura menghela napas panjang, dia pasrah dan kali ini menyerahkan segalanya pada Abimanyu. "Kalau begitu terserah padamu, bagaimana baiknya, asal jangan melampaui batas."

Mendapat lampu hijau dari Haura, Abimanyu mulai menata rencana dan bersiap untuk menemui Ervano empat mata.

"Ganti bajumu, jangan menyiksa diri ... nanti sakit," ajak Abimanyu sembari menarik pergelangan tangan adiknya.

Meski sebesar itu kesalahan Haura, sebodoh itu Haura tetap saja. Rasa sayang Abimanyu tak terkira, tidak heran kenapa dia semarah itu pada Ervano.

Haura mengekor dan melangkah lesu, walau tidak bisa dipungkiri dia juga lega sebenarnya. Perhatian Abimanyu sebagai saudara cukup menyejukkan, itulah mengapa sedari dahulu Haura tidak kekurangan kasih sayang.

Bahkan, sebelum benar-benar keluar Abimanyu masih bersedia memilihkan pakaian untuk Haura tanpa canggung.

"Bim ...."

"Iya? Kenapa?"

"Kamu marah?" tanya Haura sembari menatap Abimanyu dengan mata sendunya.

Jujur saja Abimanyu marah, kecewa juga. Namun, dia tidak mau menjadi penyebab mental Haura semakin tertekan setelah apa yang dia alami.

"Tidak, tidak sama sekali."

"Lalu bagaimana dengan Mama? Papa dan Kak Hudzai nanti?" tanya Haura cemas, jujur dia belum siap andai keluarga besarnya tahu masalah ini.

"Soal itu, biar aku yang bicara ... setelah waktunya tiba, sekarang kita tuntaskan yang seharus_"

Tok tok tok

"Heuh?"

Keduanya menoleh ke arah pintu secara bersamaan. Sudah tentu keduanya sama-sama panik. "Bim itu siapa?"

"Entahlah, Papa harusnya belum pulang, 'kan?"

"Belum, lalu itu siapa?"

"Haura!!"

"Ya Tuhan, itu kak Hudzai ... Bim, aku harus bagaimana?" Haura seketika gelagapan tatkala sadar akan kehadiran Hudzaifah - kakak pertamanya yang bisa dipastikan akan marah besar, bahkan bisa jadi melebihi Abimanyu.

"Fu-ck!! Mau apa pohon kurma itu datang sekarang?"

.

.

- To Be Continued -

1
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙜𝙠𝙜𝙠𝙜𝙠𝙠𝙠... 𝙖𝙠𝙪 𝙠𝙞𝙧𝙖 𝙢𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙚𝙗𝙪𝙩 𝙗𝙤𝙩𝙤𝙡 𝙮𝙖𝙠𝙪𝙡𝙩 𝙚𝙝 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙤𝙩𝙤𝙡 𝙠𝙚𝙘𝙖𝙥.😆😆😆
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙉𝙖𝙠𝙖 𝙗𝙨 𝙙𝙞 𝙖𝙟𝙖𝙠 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙟𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙖𝙥𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖... 𝙨𝙚𝙙𝙞𝙠𝙞𝙩 𝙡𝙜 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙢𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙖𝙙𝙪𝙪𝙝𝙝 𝙠𝙙 𝙠𝙬𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙟𝙚𝙣𝙜𝙚𝙡 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙀𝙫𝙖𝙣, 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙘𝙪𝙢𝙖 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙣𝙤𝙫𝙚𝙡 𝙩𝙥 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙃𝙖𝙪𝙧𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙥𝙡𝙞𝙨 𝙞𝙗𝙪 𝙮𝙜 𝙙𝙞𝙠𝙚𝙘𝙚𝙬𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙖𝙠𝙪 𝙟𝙙 𝙞𝙠𝙪𝙩2𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙟𝙜.𝙬𝙠𝙬𝙠𝙬𝙠𝙠...
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙖𝙟𝙖𝙧 𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙖𝙥𝙖𝙝 𝙕𝙚𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙠𝙧𝙣 𝙮𝙜 𝙣𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙚𝙪𝙝 𝙣𝙮𝙖𝙬𝙖 𝙩𝙥 𝙖𝙞 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙜𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙞𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙧𝙣 𝙣𝙜𝙤𝙗𝙚𝙤𝙡 𝙨𝙖𝙣𝙩𝙖𝙞 𝙙𝙜𝙣 𝙩𝙢𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙡𝙜 𝙨𝙞𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙠𝙤𝙩𝙖/𝙥𝙪𝙡𝙖𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙖𝙖𝙞𝙝 𝙗𝙨 𝙙𝙞 𝙢𝙖𝙠𝙡𝙪𝙢𝙞.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙧𝙖𝙨𝙖𝙞𝙣, 𝙢𝙜 𝙃𝙖𝙪𝙧𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙪𝙝 𝙨𝙞 𝙀𝙧𝙫𝙖𝙣𝙤 𝙟𝙜𝙣 𝙙𝙞𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙢𝙖𝙖𝙛 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙖𝙗𝙖𝙞 𝙨𝙢 𝙩𝙪𝙜𝙖𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙥𝙡𝙪𝙨 𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙖𝙞𝙖𝙜𝙖.. 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙠𝙖𝙥𝙤𝙠 𝙨𝙚 𝙚𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙠𝙚𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙡𝙪𝙖𝙣 𝙨𝙞𝙝 𝙑𝙖𝙣𝙤 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙠𝙞𝙩𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙤𝙛𝙛 𝙝𝙥 𝙙𝙚𝙢𝙞 𝙜𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣𝙢𝙪.. 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙧𝙞𝙤𝙧𝙞𝙩𝙖𝙨𝙠𝙣 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙮𝙜 𝙪𝙙𝙝 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙝𝙥𝙡𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙠𝙩..
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙖𝙙𝙪𝙪𝙝𝙝 𝙒𝙧𝙫𝙖𝙣𝙞 𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙣𝙜𝙚𝙙𝙚𝙠𝙬𝙩𝙞𝙣 𝙝𝙥𝙡 𝙩𝙥 𝙝𝙥 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙛𝙛 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙥𝙧𝙚𝙨𝙞𝙠𝙨𝙞 𝙙𝙧 𝙨𝙤𝙠𝙩𝙚𝙧 𝙨𝙞𝙖𝙜𝙖 𝙝𝙥 𝙖𝙠𝙩𝙞𝙛 𝙩𝙧𝙨 𝙡𝙖𝙝 𝙞𝙣𝙞 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙩𝙚𝙥𝙪𝙠 𝙟𝙞𝙨𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜2 𝙩𝙥 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙧𝙪𝙝 𝙣𝙮𝙖𝙬𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙞 𝙢𝙬𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙞𝙣.🤦‍♀️
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙖𝙬𝙖𝙨 𝙩𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 𝘼𝙗𝙞𝙢, 𝙩𝙖𝙧 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙟𝙖𝙢𝙞𝙡 𝙥𝙖𝙖𝙩𝙞 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙜 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙗𝙝 𝙙𝙧 𝙮𝙜 𝙀𝙫𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣.. 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙢 𝙙𝙞𝙚𝙡𝙪𝙨 𝙣 𝙙𝙞 𝙖𝙟𝙖𝙠 𝙗𝙞𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙥 𝙙𝙞 𝙪𝙨𝙚𝙡2 𝙟𝙜.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙚𝙚𝙚𝙝𝙝𝙝... 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙣𝙪𝙢𝙥𝙪𝙠 𝙖𝙟𝙖 𝙗𝙖𝙗 𝙙𝙧 𝙨𝙚𝙠𝙞𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙣𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙖𝙨 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧 𝙣𝙤𝙫𝙚𝙡 𝙤𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙮𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙥𝙙 𝙩𝙖𝙢𝙖𝙩.🙂
aku baru
suka sekali membaca karya mb desy,,,,,terlebih tentang kisah keluarga megantara,,,,,hampir semua aq baca,,,,,tp kisah zavia ko sulit di cari yah????
Daneen Dini
bagus
Ani Kurniati
suka cerita nya
Khafa Reysha_p1 Rufaidah
bagus ceritanya
Ical Habib
bagus dn GK bosen bacanya
Ical Habib
AQ d baca duluan kisah in thorrr..KL yg Abimanyu ap judulny
Niechenie Cwekgemini Clalud'hti
jangan - jangan Sofia lesbian 🤭 maaf ya thor
Nanik Kusno
Aduuuhhhhhh.... kenapa lagi.....haid or keguguran....?
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Nanik Kusno
Debat random banget....🤣🤣🤣🤣🤦🤦🤦🤦🤦
Nanik Kusno
Fix..... otaknya berarti Sofia....apa tujuannya???
Nanik Kusno
Semuanya sudah berlalu.... Haura sudah bahagia juga....saling memaafkan itu lebih baik....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!