Seraphine Grey meminta ibu dari Damien Knox untuk menjodohkan mereka berdua karena ia tahu Damien tidak bisa menolak permintaan ibunya. Dari dulu Sera sudah mencintai Damien, namun bahkan hingga tiga tahun pernikahan mereka perasaannya tidak terbalas sedikitpun.
Damien hanya mencintai satu wanita. Saat wanita itu kembali, Damien dengan tega membawanya ke dalam rumah pernikahan mereka. Sera meninggal tragis saat mencoba menjauhkan wanita itu dari Damien.
Tuhan memberinya kesempatan kedua. Sera kembali ke malam pertama pernikahan mereka. Rasa sakit yang Sera dapatkan selama menikah dengan Damien membuat Sera tidak lagi mengemis cintanya. Sera ingin secepatnya pergi namun fakta baru yang didapatkan tentang benang kusut antara Sera, Damien, dan mantan kekasih Damien yang tak pernah terurai membuatnya ragu. Apakah Sera akan tetap pergi atau mengurai misteri yang ada bersama Damien?
✯
Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan belaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Sepanjang hari Sera menghabiskan waktu di ruang kerja memeriksa banyak dokumen yang membuat otaknya panas. Hingga puncaknya setelah lewat jam makan siang, Sera tidak tahan lagi. Ia pindah dari meja kerja ke sofa.
“Akhirnya bisa rebahan.” Gumam Sera menatap langit-langit dengan tatapan lelah.
Drrrtt…
Sera mengangkat ponselnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan.
[Laura : Sera, kamu harus lihat ini.]
Di Bawah chat tersebut, Laura mengirim lebih dari sepuluh gambar. Sera duduk sambil menyandar, lalu membuka gambar tersebut satu persatu.
Ternyata itu foto Aurel bersama seorang pria yang diambil dari jauh. Sera memperbesar salah satu foto yang memperlihatkan wajah si pria.
“Wajahnya nggak asing,” gumam Sera lebih memfokuskan lagi penglihatannya. Foto itu diambil dari jauh, jadi wajahnya yang sebagian tertutup topi tidak terlihat jelas. Namun dari garis rahangnya, Sera merasa pernah melihatnya.
[ Laura : kamu sudah lihat? Entah aku aja yang ngerasa, atau kamu juga, wajah pria itu tidak asing. Siapapun pria yang lagi dekat sama Aurel itu, aku merasa kita mengenalnya.]
Satu chat dari Laura masuk, Sera membacanya lalu membalas dengan emoji setuju.
“Aku harus mengirim juga ke Damien, kalau dia juga ngerasain hal yang sama berarti bisa dipastikan dia salah satu orang yang kamu kenal.” Sera lalu meneruskan semua foto ke nomor Damien.
Sera menyimpan ponselnya, lalu turun ke dapur untuk mengawasi proses memasak , memastikan SOP dapur dipatuhi dan berkomunikasi dengan Head chef tentang menu serta beberapa perubahan yang perlu dilakukan.
Seperti biasa, The Royal Finch selalu ramai. Sera memperlambat langkahnya ketika melewati sebuah meja yang sedang bergosip mengenai keluarga Guapo.
“Kalian tahu CEO Guapo kembali mengeluarkan produk yang sama dengan perusahaan Knox,”
“Benarkah? Maksudku mereka tidak kreatif sama sekali, sejak dulu selalu menjiplak Knox.”
“Hei… mungkin CEO Knox tidak keberatan. Lagipula CEO Knox kan pacaran sama salah satu putri dari keluarga Guapo.”
“Mereka sudah putus. CEO Knox sudah menikah dengan perempuan lain.”
“Baguslah, akhirnya dia memutuskan hubungan dengan keluarga problematik itu.”
Sera akhirnya tidak lagi mendengar percakapan itu, jaraknya sudah terlalu jauh dengan meja itu. Tapi Sera tetap mendapatkan beberapa informasi penting.
Jadi… ternyata memang Guapo dan Knox tidak akur sejak dulu, hubungan mereka tidak begitu memanas sejak Aurel pacaran dengan Damien. Tapi sekarang Aurel dan Damien sudah putus, besar kemungkinan keluarga itu akan kembali menyerang keluarga Knox.
......
Malam harinya seperti kesepakatan tadi pagi, Sera menemui Damien di salah satu restoran dekat kantor pria itu.
Dari pintu restoran, Sera melihat Damien duduk bersama seorang pria seusianya. Sera segera mendatangi meja mereka dan duduk di samping Damien.
“Sera, perkenalkan ini detektif Albert.” Kata Damien memperkenalkan pria yang duduk bersamanya. Sera mengangguk sopan pada Albert, sedangkan Albert tersenyum manis padanya. Sera akui pria ini memang memiliki wajah menyenangkan.
Albert mengenakan setelan hitam, wajahnya manis dan rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia tampak seperti sarjana baik hati hati.
“Jadi… Nona Sera bisa kau menjelaskan sekali lagi ciri-ciri pria yang datang ke rumah ibu Adelina malam tadi?” Tanya Albert bersiap dengan buka dan penanya.
Sera menyebutkan ciri-ciri pria itu, penjelasannya mengarah pada Damien, karena memang begitu adanya. Pria itu sangat mirip dengan Damien.
“Temanku juga mengirimkan beberapa foto, mungkin bisa jadi petunjuk.” Kata Sera seraya memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan foto Aurel sedang liburan bersama pria misterius. Kemuningkan besar pria itulah yang tadi malam datang ke rumah besar Knox.
“Itu Ezra,” celetuk Damien yang juga ikut melihat foto tersebut.
“Hah?” Sera menoleh cepat ke arah Damien. “Maksudmu pria ini Ezra? Sahabat dekat kamu?”
“Ya.” Wajah Damien datar, rahangnya mengeras yang menandakan dia sedang menahan amarah. Sera refleks menggeser kursinya agak menjauh, takut dengan hawa suram yang mulai memancar dari Damien.
“Anda mengenalnya, Tuan? Kalau begitu apakah anda tahu dia pernah liburan bersama mantan kekasih anda?” Tanya Albert.
Damien menggeleng. “Nggak. Ezra punya kekasih bernama Luna, mungkin mereka pergi bersama. Entahlah, aku juga tidak yakin.”
“kalau begitu orang yang datang tadi malam berbeda dengan orang yang ada di foto ini,” kata Albert.
“kenapa? Bisa saja itu memang Ezra,” Ujar Sera.
“Tidak mungkin. Di saat bersamaan ada dua Ezra, bukankah tadi malam Tuan Damien mengunjungi Ezra? Dia ada di rumahnya kan?”
Damien mengangguk.
“Itu membuktikan orang yang datang ke rumah besar Knox bukan Ezra.” Albert melanjutkan sambil menatap Sera tanpa berkedip.
“Baiklah Albert, kamu boleh pergi sekarang. Aku ingin kamu secepatnya menemukan orang itu.” Kata Damien mengakhiri diskusi malam itu.
“Tentu, Tuan.” Albert mengangguk kepada mereka berdua. “Saya permisi.”
Sera mengikuti kepergian Albert dengan pandangannya.
“Kamu kelihatannya sangat tertarik dengan pria itu,” Damien melirik Sera sinis.
“Ya, dia manis sekali.” Kata Sera tanpa sadar.
Damien menarik kepala Sera supaya menatapnya. Sera langsung mengatupkan bibirnya, ia benar-benar ceroboh memuji pria lain di depan suaminya. Tapi sepertinya tidak masalah juga, Damien kan juga tidak memiliki perasaan apa-apa padanya.
“Tipe dia bukan wanita aneh seperti kamu, jadi berhenti berkhayal.”
“Siapa juga yang menghayal. Aku cuma suka lihat wajahnya.” Dengus Sera.
“Makan. Kamu nggak akan kenyang hanya dengan melihat wajahnya.” Kata Damien galak, mengambilkan beberapa makanan sekaligus ke dalam piringnya.
“Damien, kamu serius? Ini banyak banget!” Sera melotot ke piringnya yang sudah penuh, hampir menyerupai gunungan makanan.
“Makan saja,” Damien tersenyum miring, tipikal senyum menyebalkan yang membuat orang kesal melihatnya. “Mungkin kalau tubuhmu lebih berisi, Albert akan menyukaimu.”
“Aku nggak berharap disukai sama dia.” Sera dengan kesal memindahkan sebagian makanan dalam piringnya ke dalam piring Damien. Ia tidak mungkin menghabiskannya sendirian.
“Ya, tentu saja. Selama bertahun-tahun kamu hanya berharap aku menyukaimu.” Ejek Damien.
Sera terdiam, seketika berhenti memindahkan makanannya. Ia tidak bisa membantah. Sera akhirnya memilih menghabiskan semua makanan dalam piringnya. Ia menyuap perlahan, satu demi satu, meski rahangnya mulai terasa berat. Tidak peduli kalau perutnya sudah penuh, Sera tetap menyuap tanpa berhenti.
“Kalau sudah tidak kuat tidak usah dilanjutkan,” tegur Damien yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Sera mulai tidak nyaman. Wajah istrinya memucat dan tangannya gemetar. Pandangannya jatuh pada sisa makanan yang masih setengah piring, lalu naik ke wajah Sera yang memalingkan muka, menahan rasa mual.
Sera berhenti sebentar. Andai saja Sera punya ribuan keberanian, Sera pasti sudah mengumpat pada Damien. Bukankah tadi dia sendiri yang menyuruh Sera menghabiskan semua makanannya?
Saat Sera kembali melanjutkan makanannya yang masih tersisa setengah, Damien tiba-tiba mengambil piringnya.
Sera menatapnya bingung, mulutnya penuh jadi tidak bisa bertanya apa maksud dari tindakan Damien barusan.
Damien tidak menjawab, sebagai gantinya ia menyuap dengan cepat, seolah takut jika ia berpikir terlalu lama, ia akan kembali menjadi dingin seperti sebelumnya. Suapan demi suapan ia habiskan, hingga piring itu bersih.
Sera menatapnya tidak percaya. Sejak kapan Damien menjadi orang yang memikirkannya? Selama ini Damien bahkan tidak Sudi disentuh oleh Sera.
Ketika selesai, Damien mendorong piring kosong ke tengah meja. Lalu menatap wajah bingung Sera sekilas.
“Ayo pulang.”
...✯✯✯...
kyanya Sera dijebak..😩