Tergoda Adik Angkat

Brian berasa di lapangan golf di susul oleh Gea yang kebetulan tidak keluar saat ini.

"Mas, sepertinya ada masalah? coba duduk dulu di sini mas. " nada lembutnya menyejukkan hatinya.

ia mengangguk. "ada sesuatu yang harus kita bicarakan ay, "

"apa mas? " menatap suaminya.

Ekspresi Gea mulai khawatir, sepertinya sangat serius pembicaraan kali ini.

"emmm delane ternyata menyukai putri kita ay. "

Gea terperangah mendengarnya, tak salah dengar kan jadi saat ke pantai itu benar adanya jika Delane memang menyimpan rasa pada putrinya, sejak kapan kenapa saat dirinya bertanya saat itu ia mengelak apa jangan-jangan takut kami tak merestui hubungan mereka, yang benar saja. Siapa sih yang tak menyukai Delane, pesona dan tampan sekali, jadi dia cocok dengan putrinya.

eh tunggu dulu, kalau putrinya dalam keadaan seperti ini dan bersanding dengan Delane bukannya sangat jomplang tak serasi di pandang mata, tidak bisa lalu masalah Sea ingin cantik ia harus berbicara sekarang.

"mas, sepertinya kita harus memeriksakan Sea ke dokter lain deh mas. "

"kenapa ay, bukannya dokter Dilan melakukannya dengan baik, " dokter muda itu tak sepenuhnya bisa di percaya, pasalnya ia sudah bekerja selama ini tapi tidak ada perkembangannya hingga kini.

jika dia benar-benar dokter spesialis kulit dan kecantikan, kenapa wajah Sea tak kunjung membaik lukanya, justru sama saja meski hari Sabtu selalu datang.

"mas, kamu tidak membohongi ku kan saat ini? "

Menggeleng, "tidak ay, memangnya kenapa mas harus berbohong padamu ay. "

"bisa jadi, pasalnya mas sedikit misterius saat Dokter Dilan kesini, "

Gea tak percaya sepenuhnya, terus masalah Sea di bully di sekolah apakah Brian tau atau justru pura-pura tak tau. Jika Brian tau kenapa dia tidak bertindak apa-apa sampai hari ini dan membiarkan putrinya terluka sampai detik ini, apakah Brian tak peduli pada putrinya. Jangan-jangan ia hanya peduli pada Delane selaku anak angkatnya dari wanita itu.

Huft.

Brian menghela nafas, apakah sudah saatnya ia jujur selama ini sudah menyembunyikan sesuatu yang besar pada Gea hampir 10 tahunan ini.

Melihat sang suami termenung ia menyentuh tangan suaminya. "mas, ada apa? kenapa melamun? "

"eh enggak kok ay, kalau misalnya mas bicara jujur. kamu gak akan marahkan Ay ke mas? " wajahnya mengambarkan segalanya.

"janji jujur mas, gak ada kebohongan sama sekali dengan hubungan kita ini. mas, kita ini tidak hanya bersama satu atau dua tahun tapi sejak kita saling mengenal satu sama lain. ayo jujur mas, aku janji gak akan marah ke mas ataupun menyuruh mas tidur di luar. aku tak setega itu mas, " jelas Gea secara gamblang.

"benarkah? "

"iya, benar mas, " tersenyum.

Brian mulai menceritakan satu persatu kejadian yang menimpa keluarganya sejak Brian kecil, Gea tau cerita itu semua dari oma Shofia, lalu ia melanjutkan cerita yang lain sampai suatu kejadian dimana ada ledakan itu dan mengenai wajah Sea yang cantik dan imut sejak kecil, hati siapa yang tak terluka melihat permata kecilnya menangis kesakitan sembari memegang wajahnya, kenapa Sea kecil selalu menjadi incaran orang-orang. ya karena Sea pembawa keberuntungan saat ada tender besar dan selalu berhasil, Orang-orang yang tau selalu mengincar Sea dan menjadikannya sasaran paling mudah. Semenjak kejadian itu wajah Sea tak lagi cantik seperti dulu, tapi Brian tak tinggal diam ia mencari dokter spesialis kulit yang sangat ahli dalam bidangnya. tapi setelah sembuh Brian lah yang meminta dokter Dilan untuk melakukan implan kulit itu ke wajah Sea agar Sea tak di pandang cantik dan menjadi incaran orang-orang itu, wajahnya mirip sekali dengan Brian tapi versi perempuan.

Awalnya dokter itu menolak hampir 100 kali permintaan Brian tak di tanggapi olehnya lalu ia mengorek informasi tentang Dilan dan ia tau satu hal yang membuat Dilan mau tak mau mengiyakan hal itu, ancaman dan keselamatan seseorang sangat penting bagi hidupnya.

"jadiiii, " mata Gea berkaca-kaca, ia menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia dengar, benarkah putrinya sebenarnya memiliki wajah cantik dan sempurna, cuma tertutupi oleh luka buatan itu.

ia menggeleng berkali-kali tak percaya, bahkan berulang-ulang mencubit lengannya bahwa ini mimpi bukan kenyataan.

"ay ay ay, stop jangan begini ay. mas tau mas salah, tapi jangan menghukum dirimu seperti ini ay, mas mohon. " ia menggenggam kedua tangan Gea agar istrinya tidak berbuat begitu lagi.

"terus aku harus gimana mas, mas tega menyembunyikan hal ini padaku selama ini mas. Coba kalau mas berada di posisi Gea bagaimana mas? " ia tak marah, tapi kecewa.

Meski nada suaranya lemah, justru ini ketakutan yang Brian rasakan. jika sudah begini sudah bisa di pastikan Gea amarahnya benar-benar dalam, lebih dari kata kecewa dan ini memang sudah sangat keterlaluan.

Deg.

Sea yang tak sengaja menguping bersama Delane hanya terdiam di sana, Delane segera memeluk sang kekasih dan menenangkannya, ia usap punggungnya dan berusaha menguatkan gadis dalam pelukannya ini.

"Kak, kenapa daddy seperti ini ke Sea. apa Sea ini tak pantas kak? " matanya berkaca-kaca menahan tangis nya yang sebenar lagi tumpah.

Jika sejak awal untuk melindunginya kenapa tidak di bicarakan lebih dahulu, kenapa baru sekarang jujurnya, sakit tentu saja apalagi Brian adalah contoh laki-laki impian Sea sejak kecil, tapi cinta pertamanya dalam hidup tega membuat skenario sehebat ini dan menyembunyikan hal besar ini bertahun-tahun lamanya.

Jangan bilang menunggu waktu yang tepat dan usia yang bisa menerima pernyataan sebenarnya, itu hanya alasan demi kepentingan sendiri, lihatlah bisnis Brian dan serta sahabat-sahabatnya. apa jangan-jangan Aryana dan Roberto yang ia anggap om paling baik tau semua hal ini, sea tak akan percaya jika selama

ini tertipu dengan orang-orang yang pikir baik ini.

Delane menenangkan Sea di dalam pelukannya. "Sea, percaya sama aku. pasti tujuan itu agar kamu tak terluka Sea. " meski kini Delane juga sangat kecewa berat pada Brian.

ia tak habis pikir kenapa di sembunyikan segitu lamanya dan selama itu pula Sea tidak mendapatkan keadilan dan sering menjadi bahan olok-olokan orang-orang.

Cup.

Dahi Sea di kecup Delane, rasanya tenang sekali saat kecupan itu mendarat di dahinya.

"ayo, kakak ajak ke suatu tempat. " ia genggam tangan Sea.

Sky barusan berpapasan dengan keduanya.

"hey, kalian mau kemana. ikut dong. " tanpa persetujuan Delane maupun Sea ia ikut serta di dalam mobil dan menjadi orang ketiga disitu.

Mata Sky menyipit dan menatap keduanya secara bergantian. "ada apa dengan kalian? " merasakan ada aroma yang tidak beres.

"tidak ada, " kompak jawabannya, lalu keduanya tidak tatap-tatapan lagi.