Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Purnama mendekat
Purnama menatap sang adik yang baru datang bersama dengan Yasmin, sedikit merasa bersalah dia menghampiri sang adik untuk berbicara apa yang sudah terjadi belakangan ini dan kenapa dia sampai jarang memberikan perhatian pada adik kesayangannya ini. Purnama panjang lebar ingin menjelaskan pada Arya, tapi ada terlihat sedang begitu sibuk dan Jasmine sendiri memberi kode agar Purnama diam saja dulu.
Namun bila dibiarkan terlalu lama justru nanti akan membuat masalah dan kesalahpahaman ini terus saja menjadi lebar, Maharani juga sudah berbicara dengan purnama dan dia tidak menyalahkan Arya sepenuh nya. Arya bersikap demikian karena dia juga sudah berusaha untuk menahan rasa emosi serta cemburu di dalam hati, namun tetap saja dia kalah dan akhirnya hanya memilih untuk diam dan tidak protes pada Purnama.
Dengan dia yang tidak protes aja sudah membuat Purnama semakin merasa kasihan karena berarti Purnama meyakin bahwa Arya sudah berusaha menekan rasa cemburu itu, berusaha untuk memahami Purnama yang sedang mengurus Nolan agar menjadi siluman baik dan tidak banyak tingkah seperti dulu lagi.
Dengan begini maka hubungan mereka memang bisa di katakan renggang, selama ini terus bersama dan sekarang memang jarang bersama lagi dalam mengurus kasus pun mereka harus berpisah karena banyak masalah dan Purnama juga harus membagi waktu agar bisa tetap menyambangi Nolan yang ada di goa es.
Sama seperti sekarang mereka pun memiliki masalah masing-masing, Arya sudah memutuskan akan mengurus kasus rel kereta api yang ada di kampung mereka ini. lalu Purnama mengurus seorang wanita yang sedang sakit parah, jadi kasus mereka memang sudah berbeda dan kebersamaan mulai memudar.
"Ar, nanti malam ada waktu tidak?" Purnama tetap nekat mengajak bicara sang adik.
"Aku mau pergi lagi di rel kereta api karena ingin mencari tahu soal kuntilanak merah." Arya menjawab sambil menurunkan laundry yang dia bawa.
"Oh kau sudah berniat menyelidiki kasus yang itu ya?" sebisa mungkin Purnama terus mengajak dia berbicara.
"Banyak sudah yang meninggal di rel kereta api itu, bahkan penjaga juga baru saja selamat dari maut akibat ulah kuntilanak merah." Arya mengangguk dan sekilas menata Purnama.
"Kakak juga sedang mengurus itu seorang wanita yang menjadi korban perselingkuhan, anaknya Bu Tami." Purnama ingin berbicara banyak pada sang adik.
"Semoga kasus Kakak segera selesai, aku mau shalat dulu ya." Arya berpamitan dan segera masuk ke dalam rumah.
Purnama hanya menatap punggung sang adik yang kian menjauh saja karena di sini dia menyadari bukan hanya Arya yang semakin menjauh dari pandangan mata tapi juga hubungan mereka yang terasa kian jauh saja, padahal baru beberapa saat yang lalu dan memang Purnama membutuhkan waktu ekstra untuk mengurus Nolan agar menjadi siluman baik.
"Dari tadi dia memang mengatakan kalau mau menuju rel kereta api." Yasmin kasihan pula melihat wajah sedih Purnama.
"Kau akan ikut dengan dia kah malam ini?" Purnama menatap Yasmin yang cantik jelita itu.
"Iya, dia memberiku izin untuk ikut tapi dengan Maharani juga." angguk Yasmin sambil tersenyum.
"Tolong jaga dia dan buat saja dia bahagia dengan berbagai macam cara." pinta Purnama.
"Kau mau mendengar saran dariku atau tidak?" Yasmin tidak bisa sembarangan mau memberi saran pada ratu ular ini.
Tapi walau angkuhnya bagaimana tapi tetap saja Purnama masih mau mendengarkan saran dari orang bila memang itu adalah yang terbaik, sebab nanti juga bisa di pilah bila memang bisa dipakai dan bila tidak maka akan dibuang begitu saja oleh pikiran dia sendiri saat ini.
"Aku tahu kau sedang berusaha agar Nolan menjadi siluman baik, namun setidaknya beri juga perhatian pada Arya." Yasmin berkata pelan.
"Ya, aku baru menyadari bahwa masih memiliki adik lain dan juga baru sadar bahwa adik ku yang ini begitu besar memiliki rasa cemburu." Purnama mengangguk paham akan ucapan Yasmin.
"Dia terbiasa menjadi bungsu dan selama ini menjadi adik semata wayang, lalu malah mendadak ada kehadiran Nolan sehingga jelas itu membuat hati Arya sedikit terkejut." Yasmin berkata serius.
"Besok bila aku menyambangi Nolan maka akan ku ajak saja agar hubungan mereka juga semakin dekat." Purnama sudah berencana untuk menyatukan mereka berdua agar tidak ada lagi rasa iri.
Yasmin mengangguk setuju dengan ucapan Purnama karena mungkin saja dengan begitu maka tidak ada lagi rasa iri atau cemburu di dalam hati masing-masing, jujur saja memang Yasmin merasa kasihan dengan Arya yang mendadak seperti hilang arah dan merasa tidak disayang lagi oleh saudara kembar nya ini.
...****************...
"Jadi dia sudah mengakui siapa namanya dan sudah berapa kali membunuh manusia?" Arya menatap Xavier.
"Suketi nama dia, tapi dia tidak pernah membunuh manusia ketika ada di gerbong itu." Dewa iblis menjelaskan pada Pangeran ular.
"Oh, lalu kenapa dia ada di sana bila tidak pernah membunuh para manusia?" Arya sedikit bingung juga.
"Dia adalah arwah wanita dari zaman dahulu dan usia dia sudah lumayan tua, tapi nasib dia ketika hidup bisa di katakan cukup Malang." Dewa iblis agak kasihan pada Suketi.
Arya mengangguk dan dia sebenarnya ingin bertemu dulu dengan Suketi ini sebelum berangkat menuju rel kereta api kembali untuk bertemu dengan kuntilanak merah yang bisa di katakan dia adalah ketua di sana, ini kuntilanak putih saja sama sekali tidak pernah membunuh manusia ketika ada di dalam gerbong.
"Kakak ikut aku nanti ketika menuju rel kereta api ya." Arya menatap Maharani yang baru datang.
"Oke, tadi Yasmin sudah ngomong sih sama Kakak." Maharani mengangguk setuju.
"Lah jadi aku dan Jalak tidak ikut lagi menuju rel kereta api?" Xavier mengira dia akan di ajak Arya kembali.
"Kau kalau mau ikut arah lain saja biar bisa ketemu dengan arwah lain, kuntilanak itu katanya dari seorang wanita hamil dan mati di sana." jelas Arya masih agak ragu juga dengan kebenaran itu.
"Nilam bilang belum bisa karena dia mau kembali dulu ke gunung Merapi." ujar Maharani menyampaikan pesan Nilam.
"Ya sudah Kakak sama Yasmin saja yang ikut dan rombongan Xavier pergi menuju arah lain saja." Arya mulai mengatur rencana untuk tujuan mereka nanti di rel kereta api.
"Baik lah, soal Suketi itu tampaknya aku pernah mendengar cerita dari Ibu." Maharani agak ingat tentang kisah yang di ceritakan oleh Bu Laras.
Suketi dan Bu Laras bisa jadi masih seumuran karena mereka memang hidup di zaman dahulu dan nasib saja yang berbeda, kalau bisa di katakan sama-sama sengsara namun kesengsaraan itu berbeda.
Selamat sore menjelang malam Besti.
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y