Namaku adalah Nayla putri dan Aku hanyalah gadis desa dengan penghidupan di bawah rata rata. Selama ini aku hidup dengan hanya mengenal sosok seorang Ibu saja tanpa mengenal sosok yang bernama Ayah. Bagiku Ibu adalah satu satunya orang yang paling berharga dalam hidupku, tanpa nya mungkin aku tidak akan bisa hidup selama ini. Semua ucapannya adalah titah untukku, dan demi membahagiakan nya aku mematuhi semua ucapan nya bahkan dengan mengindahkan perasaan ku sendiri, dan readers tercinta dari sinilah ceritaku bermula.
Selamat membaca, semoga berkenan. Berikan dukungan seikhlasnya, semoga yang maha Kuasa memberikan balasan yang setimpal. Aamiin ya robbal alamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolak kenyataan
"
Lepaskan Aku " 29 "
🙏
🙏 💞 🙏
🙏
Maaf beberapa hari ini banyak kesibukan di RL, jadi menulisnya terhambat. Terimakasih atas dukungannya semuanya, dukungan kalian adalah penyemangat Nayla untuk menulis.
🎡🎡🎡
" Dret~dret~dret "
Untuk kesekian kalinya ponsel yang terletak di atas meja berdering, namun yang empunya masih setia terlelap dalam mimpi indahnya.
" Ish siapa sich yang menelpon malam malam begini, kurang kerjaan " Gerutu Asrul sambil tangannya meraba raba dimana letak ponsel itu berdering.
" Iya hallo ! apa apaan sich menelpon malam malam begini, gangguin orang tidur saja " Gerutu Asrul masih dengan mata terpejam.
" Asrul......! " pekik suara di seberang telpon
" Kamu yang apa apaan Asrul, jangan katakan kalau jam segini kamu belum bangun juga " Teriak suara di seberang telpon.
" Tentu saja jam segini masih tidur, masih malam juga " Jawab Asrul tak kalah sewot.
" Buka matamu, lihat jam berapa sekarang. Kalau dalam 15 menit kamu tidak datang juga, aku tidak akan mau tanggung jawab mengurus semuanya. Lebih baik aku cari tempat kerja yg lain, yang memiki pemimpin yang disiplin "
tut~ tut
" Hallo hallo......! " Ya di matikan, seenaknya saja. Sebenarnya yang BOOS di sini siapa sich, aku atau dia, kok galakkan dia !
Dengan malas Asrul membuka matanya, mengarahkan pandangannya keseluruh ruangan kamarnya.
" Ya Allah, jam 10....! " Teriak Asrul panik
Ia langsung bangkit dan setengah berlari menuju kamar mandi guna membersihkan diri. Namun ketika melewati lemari, Ia terkejut melihat pantulan dirinya yang berjalan polos tanpa sehelai kain melekat di tubuhnya.
" Allah Akbar..... Ada apa ini, kemana semua pakaianku ! " Pekik Asrul bingung
Karena terburu buru Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi, tidak butuh waktu lama Ia membersihkan diri. Karena waktu sudah menunjukan pukul 10 lewat, sebentar lagi akan ada pertemuan penting bersama beberapa rekan bisnisnya.
" Ini kamar kenapa berantakan sekali "
Asrul membersihkan semua yang nampak berantakan di kamar tidurnya. Seperti biasa memang Ia selalu membersihkan kamarnya sendiri. Tanpa sengaja matanya melihat sesuatu yang aneh di atas ranjang.
" Bercak darah......! " Apa itu, datang dari mana ? aku kan tidak terluka " Gumam Asrul masih nampak bingung.
Pakirannya menerawang kembali pada kejadian beberapa jam yang lalu. Kejadian ketika Ia melakukan kewajibannya sebagai seorang suami pada Istrinya untuk yang pertama kali.
" Nayla.........! Dimana dia, oh tidak..... Dia masih virgin, tidak..... tidak mungkin.....! ". Ucap Asrul prustasi
Asrul mencoba menolak semua kenyataan yang ada di pikirannya saat ini. Belum lagi waktunya makin sempit, Ia memutuskan untuk turun kebawah.
" Nanti saja membicarakan masalah ini padanya, aku harus membereskannya. Jangan sampai masalah ini sampai ketelinga Siska. Aku tidak mau Siska jadi membenciku, kalau sampai dia tau semua yang sudah terjadi ".
Asrul berlari ke dapur namun tidak ada apa pun yang tersedia di meja makan seperti biasanya. Ya semenjak kembali dari kampung, setiap hari Asrul selalu menyantap sarapan pagi yang di sediakan Nayla.
" Dimana dia, sarapan pun tidak tersedia. Apa dia sudah berangkat bekerja ? Ya sudahlah sarapan di kantor saja " pikir Asrul
Ia berlari keluar rumah menuju parkiran dimana di sana mobil kesayangannya sudah setia menantinya.
.
.
.
Selama di kantor Asrul tidak konsentrasi bekerja, pikirannya melayang jauh tentang kejadian semalam. Dia merasa tidak tenang sebelum menyelesaikan masalahnya yang mengganjal pikirannya.
Diraihnya jas, ponsel dan juga kunci mobil dan segera berlalu keluar dari ruangannya.
" Romi....! " Kamu urus semuanya disini, aku mau keluar sebentar. Ada urusan yang sangat penting yang harus aku selesaikan " Titah Asrul pada orang kepercayaannya.
" Baiklah, tapi kamu mau kemana. Apa perlu aku temani ? " Tanya Romi yang begitu nampak khawatir melihat Asrul berjalan dengan terburu buru.
"Ada apa dengannya ? semoga urusannya tidak benar benar serius " Batin Romi
Asrul melajukan mobil kesayangannya membelah jalan kota yang nampak ramai dengan hilir mudik kendaraan. Diparkirkannya mobil itu ketika tiba di tempat tujuan.
" Itu kan Mas Asrul, untuk apa dia ada disini ?. Untuk apa lagi, kalau bukan karena menjemput aku.
" Sayang.......! " Suara seseorang memekakkan telinga.
" Hm.....! "
" Mas kesini mau menjemput aku ya, tapi maaf aku belum selesai kerja Mas " Ucap Siska sambil bergelut manja.
" Oh iya Mas, aku lupa mau bertanya padamu. Bagaimana kabar Nayla, kenapa dia tidak bekerja hari ini. Mentang mentang dia dekat dengan BOS , dia bisa seenaknya saja tidak masuk kerja ".
Ucapan Siska membuat Asrul sangat terkejut. Bagaimana tidak, dia kesini untuk bertemu Nayla tapi Nayla malah tidak masuk kerja.
" Kalau dia tidak bekerja lalu di mana dia sekarang berada, mungkinkah dia sekarang ada dirumah ?" Batin Asrul
" Oh tidak apa apa kalau kamu masih bekerja, nanti aku jemput lagi kalau sudah jam pulang kerja. Sekarang aku pulang dulu, hati hati kerjanya ya sayang. Assalamu alaikum ". pamit Asrul lembut
Asrul kembali masuk kemobilnya dan melajukannya kembali setelah mendengar jawaban salam dari wanita yang sangat di cintainya.
" Assalamu alaikum......! "
Asrul mencari Nayla hingga keseluruh penjuru rumahnya. Namun setelah beberapa kali berputar yang di cari tak juga di temukan.
" Dimana dia, di tempat kerja tidak ada, di rumah pun tidak ada. Apa dia pulang kerumah Ibu? Ah iya mungkin dia ketempat Ibu " Gumam Asrul seorang diri.
Asrul mengeluarkan ponselnya dari dalam kantong jasnya, mencari nomor yang ingin di hubunginya.
" Tidak......! Aku tidak boleh menghubungi Ibu, kalau Ibu berpikir macam macam bagaimana ? Sebaiknya kalau dia tidak pulang malam ini, besok biar aku saja yang akan kesana. Sekalian mengunjungi Ibu ".
.
.
.
.
Terimakasih atas dukungannya, maaf kalau tidak sesuai harapan kalian. Berikan dukungan seikhlasnya untuk penyemangat Nayla. Semoga kebaikan kalian di beri ganjalan rezeki yg barokah dan melimpah.
terus kerja apa ini?